34

680 70 11
                                    

The first story

Don't Judge me, because this is just my imagination

Mmmh 🙂

🔪

.
.
.























"KEMBALIKAN IBUKU KANG SEULGI!"

"Cih,"

Seulgi tersenyum devil kearah gadis yang duduk dengan sebuah tali yang mengikat kuat tubuhnya. Ia berjalan layaknya seorang penguasa didepan gadis itu, memutar kursi itu lalu berdiri tepat di depannya. Mengapit kedua pipi itu kasar hingga menimbulkan bekas kuku kecilnya dan juga kemerahan disana. Tanpa belas kasih, Seulgi menampar kasar pipi gadis itu. Suara ringisan dan selanjutnya isakan kecil mulai kentara di telinga Seulgi.

"Dengarkan aku baik-baik Nona Park, Ibumu aman bersamaku jika tugasmu sanggup kau jalankan dengan baik, mengerti bukan?"

"TIDAK! TIDAK AKAN PERNAH!"

PLAK!

Satu tamparan kembali mendarat mulus di pipinya.

"Berani kau melawan ku adik tersayang?"

Ia memejamkan matanya kuat, tak sedikitpun membalas ucapan Seulgi apalagi menatapnya. Yang ada di benaknya hanyalah keluar dari sini, menjauh, lari, kabur hingga tidak bertemu kembali dengannya.

Tak lama setelahnya, ia membuka mata, menghela nafas panjang kemudian menatap tajam mata monolid Seulgi, "Apa yang akan di katakan Eonnie-mu jika tahu adiknya memiliki sisi psycho seperti ini?"

Seulgi terkejut namun ia berusaha menetralkan raut wajahnya. "A-apa mak-maksudmu?"

Lebih baik ia berpura-pura bodoh sekarang.

Gadis itu tertawa dengan ekspresi yang menakutkan. Seulgi semakin geram dengan ulahnya kali ini. "Jangan berpura-pura bodoh Kang Seulgi-Ssi,"

"Aku mengetahui segala cerita masa lalumu bersama,,, Irene,"

Glup

Seulgi menggertakkan rahangnya kuat. Bagaimana dia bisa mengetahui hal rahasia itu!? Batinnya menjerit.

"CUKUP PARK!"

Pikirannya berputar-putar layaknya sebuah permainan di taman kanak-kanak. Berisik dan mengganggu.

"Hancurkan saja aku Seul, tapi dengar..."

"...ada seseorang lagi yang akan membocorkan itu semua jika kau macam-macam denganku,"

"SIALAN!"

.
.
.

Seluruh mahasiswa di kampus Jennie tengah berkumpul di lapangan yang beruntungnya tidak begitu terik. Mereka mendengarkan apa yang diucapkan rektor kepada mereka. Ada apa? Hari ini adalah pemasangan wajah berprestasi mahasiswa selama mereka kuliah disini.

Riuh tepuk tangan menggelegar terdengar di setiap telinga mereka. Spanduk yang digulung memanjang itu perlahan terbuka sedikit demi sedikit. Disana ada Joy dan terakhir tertinggi adalah Jennie yang menduduki posisi terbaik di universitas tahun ini, setelah Wendy yang menduduki posisi pertama, Irene, Jisoo dan disusul Seulgi yang terpajang bangga di tiap tembok utama universitas.

Sepertinya bukan hanya angkatannya saja, ada pula mahasiswa junior yang berprestasi dan ditampakkan di spanduk itu. Jennie dan Joy tersenyum bangga kearah Lisa, Rosè dan Yeri yang menduduki posisi terbaik di kampus.

Our Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang