15

1K 106 32
                                    

The first story

Don't Judge me, because this is just my imagination

Mmmh 🙂

🔪

.
.
.


"Eonnie, aku kupaskan apel nde?"

Jisoo menggeleng, "Aku ingin anggur saja."

Dengan patuhnya, Jennie beranjak mengambil buah yang diinginkan Jisoo di dapur. Ia kembali membawa semua buah yang ada di meja makan. "Aku juga ingin buah Eonnie." Ujar Jennie setelah menyadari tatapan bertanya Jisoo.

Jisoo menjatuhkan tubuhnya di sofa dengan paha Jennie sebagai bantal. Jika biasanya Jennie yang akan bermanja dengan Jisoo, saat ini Jisoo yang akan bermanja dengan Jennie.

Dengan telaten Jennie menyuapi Jisoo buah, bukan hanya anggur, namun Jennie juga menyuapkan potongan mangga, apel dan beberapa buah lainnya ke mulut Jisoo. "Eonnie seperti adikku saja." Kekeh Jennie.

Jisoo tersenyum. "Sehari saja Jen." Balas Jisoo.

Keadaan yang hening membuat mata Jisoo memberat, namun hilang seketika saat Jennie membuka suara. "Eonnie tidak ingin memberitahukan padaku kenapa Eonnie terluka?"

Jisoo terdiam begitu lama hingga Jennie menatapnya begitu intens. Jisoo yang bingung harus menjawab apa, berusaha mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Jangan mengelak Eonnie. Aku tidak suka."

"Huh, arraseo."

Jisoo menceritakan kejadian yang ia alami saat itu sambil menatap wajah Jennie yang terlihat begitu serius mendengarkan penjelasannya.

"Seperti itu. Aku menolong gadis berusia 10 tahun yang hampir saja di culik."

Mata Jennie berkaca-kaca. Tangannya menyentuh wajah Jisoo yang dipenuhi luka lebam dan sudut bibir yang sedikit sobek. Jennie menggigit bibir bawahnya agar tangisnya tidak pecah. Jemarinya mengusap pelan pipi Jisoo yang sudah ia obati beberapa jam yang lalu.

"Hei, jangan menangis." Jisoo bangkit dari duduknya lalu menghadap Jennie. "Eonnie tidak apa-apa. I'm Jisoo I'm Ok!"

Jisoo memeluk tubuh Jennie hingga gadis itu merasa nyaman dalam dekapannya. Jisoo tersenyum dalam diam mengingat bahwa ia akan menjadi Dongsaeng hari ini menjadi gagal karena adiknya.

"Jendeuki, sudah. Kau lupa hari ini Eonnie yang ingin bermanja padamu." Jennie tertawa disela tangisnya melihat Jisoo mempoutkan bibirnya dengan wajah cemberut yang menggemaskan.

Jennie mengusap air matanya dengan masih tersenyum. "Arraseo. Sekarang Eonnie kembali tidur disini dan makan buah."

"Nde, Mandukim!"

Jisoo memainkan ponselnya lalu membuka media sosial. Ia membuka Instagram pribadinya lalu berteriak hingga membuat Jennie terkejut. Hampir saja gadis bermata kucing itu menjatuhkan pisau buahnya di wajah Jisoo.

"Aishh... Apa yang kau lakukan Eonnie!?" Jennie semakin geram karena Jisoo tidak menanggapi kekesalannya."

"Eonnie! Bagaimana jika pisau ini jatuh diwajahmu!? Apa kau mau buruk rupa, menjadi jelek, begitu huh!?"

Kali ini Jisoo menatap wajah Jennie diatasnya. Ia meringis memdengar ucapan tajam adiknya. "Idolaku update dengan adiknya Jen!"

Jennie merebut ponsel digenggaman Jisoo dan melihat apa yang sedang kakaknya itu lihat. "Dia siapa?" Tanya Jennie sembari mengembalikan ponsel Jisoo. Jisoo menatap terkejut pada Jennie.

Our Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang