29

782 108 26
                                    

The first story

Don't Judge me, because this is just my imagination

Mmmh 🙂

🔪

.
.
.

Matahari mulai menyingsing menampakkan sinarnya yang begitu agung. Menyinari apapun yang tersaji di muka bumi ini, termasuk dua gadis yang tidak sengaja bertemu di jalan.

"Hai Jen."

Jennie terdiam menatap seseorang didepannya..  Seulgi? Apa yang dilakukan gadis itu disini? Perlahan namun pasti, Seulgi berjalan mendekati Jennie dengan senyum yang mengembang.

"Hai juga." Balas Jennie.

Entah mengapa akhir-akhir ini ia gemar sekali menepuk kepala Jennie dengan senyum mata sipitnya. Dia berdiri didepan Jennie. Hening.

"Bolos kelas?"

"Iya." Jawaban singkat Jennie mampu membuat Seulgi berbuat lebih. Gadis yang lebih tua itu mencubit pelan pipi mandu Jennie hingga si pemilik mengeluh.

"Mau menghabiskan waktu bersama?"

.

.

"Kalian melihat Jennie?"

"Ani."

"Aku melihat mereka ah maksudku Jennie dan Seulgi keluar kampus."

Tiba-tiba jantungnya berdetak kencang mendengar ucapan gadis itu. Irene Bae. Ya, gadis itu adalah Irene Bae. Ia tergesa menyusul Jennie dan Seulgi yang sudah pergi entah kemana.

Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Berharap Seulgi tidak mengatakan hal yang aneh kepada gadisnya. Apa? Gadisnya? Apakah Ia tak salah meng-klaim?

Dengan keahlian dalam melacak lokasi, Irene berhasil mendapatkan lokasi Jennie dan Seulgi. Seketika itu pula, Irene menatap ponselnya tak percaya, untuk apa Seulgi membawa Jennie ke tempat seperti itu?

Sesampainya disana, Irene berlari mencari keberadaan dua orang itu. Ia melihat keduanya tengah berbincang dengan senyuman dan tawa yang melengkapi.

"JENNIE!"

Irene berlari menahan pinggang Jennie yang hampir saja terjatuh jika sedetik saja Irene terlambat menahan Jennie. Tak jauh berbeda, Jennie terlihat sangat terkejut atas kejadian ini. Berbeda dengan gadis beruang disamping mereka, ia hanya terdiam mematung, terkejut.

"Jen, gwaenchana?"

Jennie mengangguk. Irene segera menarik Jennie mundur membuat Jennie merasa tak nyaman. Jarak wajah yang hanya bisa dihitung senti meter saja membuat ia bisa merasakan deru nafas memburu Irene. Keduanya terdiam membeku tanpa sepatah kata pun hingga suara dingin Seulgi merusak momen langka mereka.

"Aku masih disini jika kalian lupa." Gadis beruang itu menatap dingin Jennie dan Irene yang menundukkan kepala. Malu..

Seulgi mendekati Irene, "Kenapa kau mengganggu ku Eonnie?"

Irene mengepalkan jari jemarinya, menggertakkan giginya lalu melayangkan tatapan tajamnya pada Seulgi. Ia marah, benar-benar marah sekaligus kecewa. Gadis itu membawa Jennie-nya pergi tanpa izin. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengannya? Apa yang akan ia katakan pada Jisoo nanti? Cih..

"Kau membahayakan nyawanya, Seul."

Seulgi tersenyum miring disana, membisikkan sesuatu di telinga Irene. Gadis itu tertawa lalu berujar, "Itu hanya sandiwara mu Eonnie. Kau menganggu kencan kami."

Our Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang