Happy Reading
.
.
.
Bila harus jujur, Wonwoo begitu lelah. Lelah mencari seseorang yang tak kunjung ia temukan. Satu tahun telah berlalu, perjuangannya tak kunjung membuahkan hasil. Wonwoo merasa jika dosa yang ia perbuat begitu besar, sehingga Tuhan tak pernah mengijinkan dirinya menemukan seseorang yang sangat dirindukannya. Seseorang yang telah menyelamatkannya dari kesengsaraan hidupnya, justru dirinya yang telah merusak kebahagiaan orang tersebut.
Wonwoo tidak tahu harus mencari kemana lagi. Ia benar-benar lelah. Tak pernah tertinggal ia menanyakannya kepada teman-teman yang dekat dengannya, namun sayangnya hanya kebencian yang Wonwoo dapatkan. Mereka seolah tidak suka ketika ia menanyakan masalah ini atau mereka memang menyalahkan dirinya atas semua ini. Tidak. Bukan salahnya, ia tidak bermaksud membohongi semuanya. Ia hanya ingin bahagia, meskipun dengan cara yang salah.
Wonwoo benar-benar menyadari keegoisannya yang berakibat fatal akan nasib seseorang.
Kim Mingyu, seseorang yang selama satu tahun ini terus ia pikirkan. Dimanakah anak itu berada ? Tidak bisakah sekali saja Tuhan mempertemukan kembali dengannya meskipun akan ada penolakan ? Wonwoo hanya ingin meminta maaf atas kesalahan yang pernah diperbuatnya, kesalahan yang mungkin tidak akan pernah dimaafkan oleh siapapun. Sekalipun Mingyu yang tidak akan mudah memaafkannya.
"Dia sungguh tidak punya malu."
"Jika aku menjadi dia, aku lebih baik memilih mati daripada berkeliaran seperti ini."
"Benar. Orang seperti dia memang tidak pantas hidup."
Wonwoo mendengarnya. Bukan sekali atau dua kali ia mendapatkan cibiran serta hinaan dari teman-teman satu kampusnya. Apa yang ia dapatkan ini, seperti dejavu. Sama persis dengan kejadian semasa di sekolah dulu, ketika sosok Kim Mingyu belum hadir dihidupnya. Dulu, Mingyu yang menolongnya dan melindunginya dari mereka. Sedangkan sekarang, justru ia yang harus berjuang seorang diri tanpa seorang penolong.
"Jaehyun tunggu !" panggil Wonwoo ketika kedua mata rubahnya menangkap siluit seseorang yang dikenalnya.
Sedikit berlari, Wonwoo mendekati salah sahabat dari saudaranya itu. Semenjak satu tahun lalu itu Jaehyun memang tidak pernah lagi menunjukkan sikap hangat padanya, begitupun dengan Eun Woo yang juga sahabatnya. Keduanya memang membencinya, untuk menjawabpun terlihat mereka tidak sudi menjawab pertanyaan yang dilontarkan olehnya.
Dalam hati Wonwoo tersenyum kecut ketika melihat Jaehyun yang sedikit menjauh dan memalingkan wajahnya. Ah mungkinkah ia menyesal telah menghentikan langkah kakinya dan setelah tahu siapa yang memanggilnya ? Sepantas ini kah ia mendapat kebencian dari orang yang bahkan tak tahu permasalahannya ? Hah. Lagi-lagi ia kembali mendapatkan kepahitan hidup seperti ini.
Wonwoo langsung menarik salah satu tangan Jaehyun, ketika anak itu hendak pergi dan meninggalkannya tanpa sedikitpun berbincang dengannya. Tanpa Wonwoo duga, Jaehyun langsung melepaskan tangannya dari genggaman tangan Wonwoo dengan kasar. Rasanya Jaehyun tidak sudi bersentuhan dengan seseorang yang begitu berdosa itu dan telah menghancurkan kehidupan sahabatnya, sahabat yang baru beberapa bulan ia bertemu kembali dengannya.
Namun Wonwoo kembali merenggutnya, sehingga ia harus berpisah dengannya lagi. Padahal Jaehyun maupun Eun Woo sudah membuat kesepakatan akan masa depannya nanti. Keduanya begitu kecewa setelah mendengar apa yang diperbuat oleh Wonwoo kepada keluarganya sendiri. Apa yang dilakukan Wonwoo sangatlah keterlaluan dan merugikan banyak orang. Yang Jaehyun tak habis pikir adalah bisa-bisanya Wonwoo masih berkeliaran dan hidup seperti biasa setelah apa yang diperbuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[S2] The Beginning Of Spring [SEQUEL / END]
FanfictionSeberapa keras kau menyembunyikan rahasia itu, tetap saja akan terbongkar dengan perlahan. Kau tahu ? Orang-orang terdekatmulah yang akan lebih terluka mengetahui fakta tersebut. Apa kau merasa bersalah ? Tidakkah kau memikirkan kembali apa yang tel...