10. Luka lama yang tersembunyi

309 32 4
                                    

Happy Reading

.

.

.

Tidak ada yang tahu bahwa Wonwoo bertemu kembali dengan seseorang yang telah menorehkan luka pada hidupnya. Seseorang yang bahkan tidak ingin Wonwoo ingat, apalagi sampai membuka kembali luka lama tersebut. Wonwoo hanya ingin hidup tanpa bayang-bayang masa lalu, apalagi dengan kehadiran orang dimasa lalu yang sudah jelas menorehkan luka pada hidupnya.

Pertemuan yang tak disengaja itu membuat Wonwoo sebisa mungkin harus bersikap tenang dan teguh pada kepura-puraannya yang tengah ia jalani. Ia tidak ingin kebohongannya ini terbongkar hanya karena kehadiran orang tersebut yang bahkan sangat Wonwoo benci, seumur hidupnya. Sampai detik inipun Wonwoo masih belum mendapatkan penyebab orang itu menorehkan luka pada dirinya dan terus dihantui kejadian-kejadian itu selama ini.

Flashback

Wonwoo masih ingat. Meskipun sudah bertahun-tahun sejak kejadian itu berlangsung, Wonwoo ingat senyum penuh kepuasan dari orang yang ada dihadapannya dan tengah memojokkannya membuatnya harus menempel ditembok toilet. Tubuhnya terus tegang dengan tubuhnya yang mendingin. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini ia sangat takut terhadap orang itu.

Apakah tidak ada satupun orang yang akan menolongnya ?

Wonwoo masih tak bergeming dengan kedua mata yang menatap kearah orang tersebut. Orang itu tengah menatapnya dengan tatapan tajam dengan senyuman layaknya seorang psychopath, "Kenapa kau tidak menjawabku, Jeon Wonwoo ? Ah maaf maksudku Kim Wonwoo ?" ujarnya kembali dan membuat Wonwoo bertambah takut. Ia tidak ingin orang ini melukainya ataupun membuat sang ibu tahu bahwa dulu orang ini pernah melukainya dan membuatnya harus menjadi korbannya.

Wonwoo segera menahan lengan orang tersebut yang hendak memukulnya ketika dirinya tak kunjung mengucapkan satu katapun, "Maaf aku tidak mengenalmu." ucapnya dan langsung melepaskan kembali lengan tersebut cukup kasar. Apa yang dilakukannya ini sangatlah sulit untuk ia lakukan, apalagi dalam pura-pura amnesia. Semenjak tadi sebisa mungkin Wonwoo menahan mulutnya untuk tidak memanggil nama orang itu.

"Kau berbohong ! Lihatlah bahkan kau sangat ketakutan sekarang. Jika ini pertemuan pertama kita, kau tidak akan setakut ini padaku. Jujurlah bahwa kau memang pura-pura tidak mengingatku, padahal matamu tidak dapat berbohong." lagi orang itu seolah tidak puas dengan perkataan Wonwoo. Pria yang lebih tua dua tahun darinya ini lagi-lagi mencoba untuk melukai Wonwoo kembali, seperti beberapa tahun yang lalu.

"Aku sungguh tidak mengingatmu ! Tolong beri aku jalan." ujar Wonwoo kekeuh dengan pendiriannya. Tidak. Ia tidak ingin lagi berurusan dengan orang ini.

Tidak ingin membuat keributan didalam toilet, pria muda itu langsung bergeser memberikan ruang untuk Wonwoo berjalan dan menjauh darinya. Walaupun ia tidak rela membiarkan Wonwoo pergi begitu saja. Rasanya ia belum puas untuk membuat Wonwoo ketakutan.

Wonwoo segera berjalan melewati pria muda itu yang masih memberikan tatapan tajam terhadapnya, "Aku tidak akan membiarkanmu hidup tenang. Apalagi dengan seorang pembunuh sepertimu."

Seketika Wonwoo menghentikan kedua langkah kakinya. Kedua tangannya terkepal erat dan hatinya kembali sakit ketika harus kembali mengingat kejadian dimana Jihoon bunuh diri tepat didepan matanya sendiri. Perkataan yang sangat Wonwoo benci, lagi-lagi harus ia dengar kembali. Memang ya, manusia memang tidak ada rasa puas menyakitinya.

"Han Seungwoo sunbaenim tolong jangan menyulitkan hidupku lagi." jerit batin Wonwoo dan segera berlari keluar dari toilet. Ia ingin segera bertemu dengan ibunya dan berlindung pada wanita cantik itu.

[S2] The Beginning Of Spring [SEQUEL / END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang