6. Malam tak berujung

313 39 17
                                    

Happy Reading

.

.

.

Soonyoung menatap iba sahabatnya yang terus saja diam mengabaikannya. Sejak kesalahpahaman yang terjadi antara Wonwoo dan Jaehyun sore tadi, Soonyoung  yang langsung memisahkan keduanya. Mungkin karena itulah Wonwoo terus mendiamkannya, padahal jika dirinya tidka melerai sudah pasti akan semakin memperparah keadaan. Bisa jadi Wonwoo terus mendapatkan luka atas sikap Jaehyun yang kasar.

Bisa dihitung hampir dua jam mereka berdua berada di dekat sungai Han, hanya saling diam tanpa sebuah pembicaraan. Bosan ? Sudah jelas. Soonyoung memang anak yang mudah bosan dan selalu mencari sesuatu yang menyenangkan untuk menghilangkan rasa bosannya. Namun, sekarang ia tak bisa melakukan itu karena Wonwoo. Ya. Ia tidak bisa meninggalkan sahabatnya dalam kondisi yang seperti ini.

Logikanya sekarang mereka tengah berada di dekat sungai Han dan Soonyoung tidak ingin Wonwoo melakukan hal bodoh seperti yang sudah-sudah. Hal bodoh untuk mengakhiri hidupnya. Itulah mengapa Soonyoung sangat hati-hati menjaga sahabatnya, apalagi Wonwoo tengah mendapatkan suatu masalah yang entah kapan akan berakhir. Ia tak bisa membantu sahabatnya selain dengan dukungan.

"Mengapa kau ikut campur urusanku ? Tidak bisakah kau biarkan aku terluka atas apa yang telah aku lakukan selama ini ? Bukankah aku memang pantas mendapatkan kebencian dari mereka ?" suara itu. Suara yang selama hampir dua jam terus bungkam.

Soonyoung senang Wonwoo pada akhirnya tak lagi terus diam dan tidak mengucapkan sepatah katapun, tapi bukan ini yang ingin ia dengar. Katakan saja ia benci mendengar kalimat yang seolah tengah menyalahkan Wonwoo dan layak untuk sahabatnya dapatkan. Tidak. Wonwoo tidak layak mendapatkan perlakuan seperti itu, karena mereka tidak tahu letak permasalahan yang Wonwoo lalui.

"__lucu sekali." tambahnya lagi dengan senyuman yang sulit diartikan.

Sangat lucu memang. Dulu ketika dirinya tengah berjuang mati-matian, tidak ada satupun orang yang menemaninya atau sekedar menyemangatinya dan bahkan semakin memperparah keadaan. Soonyoung yang sangat dekat dengannya bahkan mengatainya pembunuh atas apa yang dilakukan Jihoon dulu. Dan sekarang Soonyoung mencoba peduli padanya seolah tidak mengingat apa yang terjadi dulu.

Tak hentinya Soonyoung menatap lekat sahabatnya yang berada tepat disampingnya. Sahabatnya itu hanya menatap kedepan tanpa menatap kearahnya, "Kau tidak layak mendapatkan perlakuan kasar dari mereka, Wonwoo. Siapapun yang melihatnya tidak akan tega melihatmu terluka."

"Mengapa kau tidak biarkan aku saja ?" kembali Wonwoo berkata dan tak sedikitpun menatap kearah sang lawan bicara.

Tanpa sepengetahuan Wonwoo, diam-diam Soonyoung mengepalkan kedua tangannya menahan segala rasa kecewa sekaligus marah terhadap sang sahabat. Tidak bisakah Wonwoo memikirkan dirinya sendiri dan tidak egois seperti ini ? Memang Wonwoo salah, tapi tidak terus menyalahkan dirinya sendiri atau sampai menyiksanya. Sungguh Soonyoung merasa sangat kesal sekali dengan keegoisan Wonwoo kali ini.

"Tidak ada yang senang melihat seseorang yang mendapat perlakuan kasar seperti itu Jeon Wonwoo !" ujar Soonyoung dengan nada yang sedikit tidak bersahabat. Biarlah Wonwoo menyadari dirinya yang tak lagi seperti sebelumnya. Ia hanya ingin Wonwoo tahu bahwa masih ada orang yang peduli dengannya.

Flashback

Plak.

Wonwoo merasa dunianya berhenti berputar ketika sesuatu yang keras mendarat tepat di pipinya mengakibatkan rasa panas dan juga merah. Suasana semakin mencekam ketika Jaehyun menampar Wonwoo sekaligus merebut ponsel yang berada ditangannya. Tidak ada satupun orang yang tidak terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Jaehyun.

[S2] The Beginning Of Spring [SEQUEL / END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang