17. Akankah ku bertahan ?

321 41 6
                                    

Happy Reading

.

.

.

Wonwoo tidak menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi pada dirinya. Dulu memang ia sangat menyalahkan sang pencipta atas jalan hidup dan rencananya, namun setelah apa yang ia inginkan terkabul Wonwoo lebih ke bersyukur. Sekarangpun ketika Tuhan memberikan penyakit berat ini, Wonwoo hanya bisa berpasrah dan mungkin ini pemberian Tuhan yang paling berharga untuknya. Tidak seharusnya ia merusak kebahagiaan orang lain atas keegoisannya dan mungkin ini balasan Tuhan untuknya.

Seharusnya ia tidak egois dan lebih bisa menjaga perasaan orang lain.

Lalu sekarang Wonwoo bisa apa selain menunggu waktu dimana ia Tuhan memanggilnya. Memang ia menginginkan untuk bertemu dengan Mingyu untuk sekedar meminta maaf kepadanya atas semua kesalaham yang pernah ia lakukan terhadapnya. Alasan ia bertahan sejauh ini mungkin karena Mingyu, hanya Mingyu seorang tidak ada yang lain. Tapi bisakah ia bertemu dengannya ? Dapatkah permintaan maafnya ini tersampaikan ? Wonwoo takut semuanya sia-sia dan pergi dengan membawa penyesalan.

"Bertahanlah, hyung akan menemukan Mingyu untukmu."

Perkataan Eui Soo bisa saja menjadi penyemangat untuknya sekaligus ketakutannya. Tidak ada yang tahu kapan ajal itu menjemput. Melihat bagaimana Jihoon pergi untuk selamanya membuat Wonwoo tidak lepas dari rasa takut. Dulu ketika ia melihat bagaimana Jihoon mengakhiri hidupnya, Wonwoo melihat jika Jihoon masih bergerak ditempatnya terjatuh. Namun, nyatanya tidak seperti harapannya.

Bukankah ini yang Wonwoo inginkan sejak dulu ? Mati mungkin lebih baik dari hidup, apakah saat ini Wonwoo masih menginginkan hal ini ? Jikapun iya, mengapa harus takut untuk mati jika ini yang diinginkannya sejak dulu ? Ataukah sekarang Wonwoo menyesali keinginannya satu ini dan menginginkan hidup yang lebih lama lagi ?

Wonwoo menghembuskan napas sembari menikmati udara disore hari tepat dibalkon kamarnya. Pagi tadi ia telah diperbolehkan pulang dan dokter menyarankan dirinya untuk banyak istirahat tanpa memikirkan banyak hal atau membuat tubuhnya kelelahan. Begitupun dengan dirinya yang diharuskan untuk sering check up ke rumah sakit demi kesembuhannya, ah kesembuhannya ? Wonwoo tidak yakin bisa sembuh.

"Kau bisa sakit bila terus seperti ini." ujar seseorang dan membuat tubuh Wonwoo menegang seketika. Tidak. Bukan Wonwoo terkejut atau takut ketika seseorang menyelimuti tubuhnya dengan selimut tipis, hanya saja ia merasa tidak asing dengan suasana ini.

Wonwoo merasa dejavu.

Tiba-tiba ia merindukan Seungcheol. Ya. Seungcheol pernah melakukan hal ini padanya dan Mingyu yang memberikan segelas teh hangat untuknya. Mengapa ia harus kembali mengingat hal itu sekarang disaat kedua orang itu tak lagi disampingnya. Kenapa ? Tidak bisakah ia berhenti memikirkan mereka dan tidak membuat tubuhnya bertambah sakit atas penyesalannya ini ? Seungcheol bahkan tidak pernah ada kabarnya semenjak kepergiannya ke Jepang.

"___kau tak apa ?" ujarnya khawatir. Ah benar ia terlarut dalam pikirannya sampai orang yang berhasil memberikan kehangatan untuknya terabaikan.

Wonwoo mengangguk dengan senyuman tipisnya. Soonyoung kembali mengunjunginya dan tentunya tidak pernah absen. Senang ? Tentu saja ! Siapa lagi yang masih sudi berteman dengannya selain Soonyoung ? Tidak ada bukan ? Dulu memang Soonyoung pernah melukainya dengan mengatakan dirinya pembunuh Jihoon, padahal kenyataannya ia tidak pernah membunuh dan bahkan sampai menggemparkan satu sekolah. Tak hanya itu bahkan sampai keluar sekolah tahu akan berita ini.

[S2] The Beginning Of Spring [SEQUEL / END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang