Happy Reading
.
.
.
"Eomma, apa yang harus aku lakukan untuk Wonwoo? Bahkan sampai saat ini aku masih belum menemukan orang yang bisa membebaskan Wonwoo dari tuduhan ini. Aku merasa teramat sangat bersalah padanya." Ujar seorang laki-laki muda yang teramat sangat menyayangi sang adik, siapa lagi jika bukan Kim Seungcheol.Siang ini Seungcheol mengunjungi sang ibu kedua yang masih berada di kantornya. Memang ibu keduahya ini sering kali menghabiskan waktunya di kantornya ketika Wonwoo tak ada dirumahnya. Seperti saat ini saja Wonwoo masih bersama Soonyoung menemui Mingyu yang berada diluar kota. Benar, Seungcheol sangat merindukan adiknya yang satu itu. Bukan ia tidak peduli terhadap Mingyu, hanya saja ia belum siap bertemu dengannya.
Apalagi ia hilang tanpa jejak, Mingyu pasti akan sangat terkejut dengan kehadirannya. Oleh karena itulah Seungcheol tengah mencoba mengatur waktu untuk memberanikan diri hadir dihadapan Mingyu dengan seseorang yang berbeda. Maksudnya dengan Seungcheol yang lemah lembut tanpa penuh emosi.
Lagipula ia sangat merindukan Mingyu dan ingin memeluknya dengan erat memberikan kekuatan lebih setelah kepergian kedua orang tuanya. Meskipun tak dapat dipungkiri, jika dirinya sendiri sangat rapuh dan membutuhkan seseorang untuk memberikan kekuatan juga pelukan hangat.
Namun Seungcheol mencoba untuk melupakan segala kesedihan dan kerapuhannya hanya demi Wonwoo, adiknya yang lain. Meskipun teramat sulit untuk menahannya, Wonwoolah yang paling utama untuk Seungcheol pikirkan. Masih ingat dibenaknya bagaimana Dokter memvonis sang adik dengan penyakit yang cukup membuatnya ingin menyalahkan Tuhan. Tetapi ia sadar, bahwa semua ini adalah kehendak Tuhan.
Selama ini Wonwoo mungkin tidak pernah merasa bahagia, meskipun anak itu terlihat sangat bahagia. Dan mungkin ini cara Tuhan untuk membahagiakan Wonwoo dengan cara memberikan penyakit yang siapa saja tidak akan sanggup menerimanya.
Nyonya Kim tahu bahwa apa yang Seungcheol rasakan saat ini adalah suatu keputusasaan. Putus asa karena mencari seseorang dimasa lalu tak membuahkan hasil. Ia tidak bodoh dan bahkan tahu bagaimana rahasia busuk dari keluarga Lee setelah kepergian anak mereka dan sengaja menuduh Wonwoo sebagai pelaku kematian Jihoon. Padahal pelaku utamanya adalah mereka sendiri.
Wanita cantik itu sangat merasa bersalah terhadap anak dari sahabatnya ini yang sudah sangat bertanggung jawab untuk kedua adiknya. Perlahan ia menepuk pelan sebelah bahu Seungcheol untuk menenangkannya yang kebetulan sang pria muda duduk disampingnya, "Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri. Mungkin memang belum waktunya kau menemukan orang yang kau cari, apalagi Seoul sangat luas. Jika Wonwoo melihatmu yang seperti ini, dia pasti akan memakimu dan mengataimu lemah." Ujar Nyonya Kim mencoba untuk sedikit menghiburnya.
Aneh. Ini sangat aneh, mengapa Nyonya Kim yang merupakan ibu keduanya ini sama sekali tidak ada khawatirnya. Bahkan saat kondisi Wonwoo yang semakin lemah dan semua orang mencoba untuk menjatuhkannya, wanita cantik ini lagi-lagi bersikap tenang. Apa yang tengah ia rencanakan? ataukah Nyonya Kim sudah menemukan orang yang akan membebaskan Wonwoo dari tuduhan ini? Rasanya baru kali ini melihat seorang ibu yang terlihat baik ketika sang anak diambang kehancuran.
"Apa eomma tidak khawatir atas apa yang menimpa Wonwoo? Kau bahkan terlihat sangat tenang." Ungkap hati Seungcheol padanya. Jujur saja ia sangat penasaran sekali, bahkan ibunya dulu tidak terlihat tenang ketika sesuatu hal menimpa Mingyu. Tetapi Nyonya Kim memang seorang ibu yang cukup berbeda dari kebanyakan ibu diluar sana, bukankah ini sangat mengundang banyak penasaran?
KAMU SEDANG MEMBACA
[S2] The Beginning Of Spring [SEQUEL / END]
FanfictionSeberapa keras kau menyembunyikan rahasia itu, tetap saja akan terbongkar dengan perlahan. Kau tahu ? Orang-orang terdekatmulah yang akan lebih terluka mengetahui fakta tersebut. Apa kau merasa bersalah ? Tidakkah kau memikirkan kembali apa yang tel...