19. Janji yang terlupakan

307 40 23
                                    

Happy Reading

.

.

.

Malam telah tiba, Wonwoo tak hentinya menggenggam erat tangan sang kakak seolah tidak ingin melepaskannya sedikitpun. Pria bermata rubah itu hanya takut bila ia melepaskan genggaman tangannya, maka seseorang yang selama ini ia tunggu kehadirannya akan menghilang terbawa angin dan sulit untuk menggapainya kembali. Jadi, Wonwoo lebih memilih melakukan cara seperti ini agar ia tidak kehilangannya lagi. Biarlah ia egois dan tidak membuat sang kakak nyaman atas perlakuannya ini.

Bagi Wonwoo, Seungcheol adalah harapan terakhirnya untuk menemukan Mingyu.

Mobil yang membawa Seungcheol dan Wonwoo melaju dengan kecepatan sedang menembus jalanan yang cukup ramai. Begitupun dengan Eui Soo selaku sopir yang dengan santai mengemudikan mobil majikannya ini. Sama halnya dengan Wonwoo, Eui Soo sama terkejutnya melihat Seungcheol yang tiba-tiba saja hadir disaat keadaan tengah kacau atas kepergiannya Mingyu. Selama ini ia tidak menduga jika Seungcheol hadir dalam keadaan yang seperti ini.

Bahkan dengan kejamnya ia telah mengikhlaskan kepergian Seungcheol dan tidak memiliki harapan untuk anak majikannya itu kembali hadir dihidupnya. Satu tahun bukanlah waktu yang sebentar menunggu kehadiran seseorang yang tak kunjung datang. Eui Soo berpikir jika kehadiran Seungcheol ini adalah takdir Wonwoo untuk dapat bertemu kembali dengan Mingyu.

"Kau baik-baik saja ?" tanya Seungcheol khawatir merasakan jika genggaman tangan Wonwoo semakin mengerat. Perkataan Seungcheol sukses membuyarkan fokus Eui Soo dan ia sedikit melirik Wonwoo setelah menepikan mobilnya.

Eui Soo sama khawatirnya dengan Seungcheol, apalagi ia sendiri yang diberitahu oleh majikannya tentang kondisi Wonwoo saat ini. Nyonya Kim sangat menjaga Wonwoo dan tidak ingin anak semata wayangnya itu kembali jatuh sakit yang dapat berakibat fatal. Malah tidak membiarkan Wonwoo keluar dari rumah dan mungkin ini kesempatan terakhirnya untuk keluar dari rumah. Tetap saja Eui Soo takut bila Wonwoo akan kembali jatuh sakit hanya karena kelelahan.

"Aku baik-baik saja. Kalian ini terlalu berlebihan sekali. Eui Soo hyung ayo jalankan kembali mobilnya, aku ingin segera tidur." jawabnya setelah melihat kedua orang yang lebih tua darinya. Tak dapat dibohongi bila keduanya sangat khawatir dengannya dan Wonwoo tidak suka itu. Ia tidak ingin diperlakukan spesial hanya karena dirinya lemah.

"Kenapa kau tidak bilang jika mengantuk ? Tidurlah dibahuku." ujar Seungcheol dan menepuk bahunya menyuruh sang adik untuk menyenderkan kepalanya. Jujur saja Seungcheol cukup kesal karena Wonwoo telah membuatnya ketakutan.

Dengan tampang tak berdosanya Wonwoo langsung bersandar ke bahu sang kakak dan tanpa ragu memeluknya. Ah nampaknya Wonwoo tengah bermanja kepada kakaknya tersebut. Padahal selama satu tahun ini Wonwoo tidak pernah bersikap seperti ini kepada siapapun. Wonwoo seolah tengah membatasi diri dari orang lain dan bahkan kehilangan jati dirinya.

Setelah memastikan Wonwoo nyaman dengan posisinya, Eui Soo langsung kembali melajukan mobilnya menuju kediaman Wonwoo. Malam ini Seungcheol akan menginap dirumahnya dan tentunya setelah Wonwoo memaksanya. Wonwoo tidak ingin Seungcheol menjauh darinya sedikitpun. Biarlah ia terus berada disamping sang kakak sampai hari terakhirnya.

"Maafkan aku telah membuat Mingyu pergi, hyung." bisik Wonwoo sepelan mungkin dan tentunya Seungcheol terkejut dengan perkataan Wonwoo ini. Tidak bisakah Wonwoo berhenti meminta maaf kepadanya ? Seberapa keras ia mencoba meyakinkan Wonwoo bahwa semua ini bukanlah salahnya, tetap saja anak itu tak mau mendengarnya. Pada akhirnya Seungcheol yang merasa bersalah.

[S2] The Beginning Of Spring [SEQUEL / END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang