Happy Reading
.
.
.
Seperti keinginannya untuk segera kembali ke Anyang, Mingyu benar-benar melakukannya untuk segera pergi dari Seoul. Namun diperjalanan sepulangnya dari pemakaman tempat kedua orang tuanya beristirahat, ia teringat perkataan Chan yang meminta dirinya membeli oleh-oleh untuknya. Apalagi tadi pagi Chan membujuk dirinya untuk membawanya, sayangnya sang ibu tidak mengijinkan. Takutnya Chan mengajak Mingyu berkeliling dan berakhir dengan bertemu orang-orang yang dihindarinya.Nyonya Jung memang sudah tahu betul tentang anak angkatnya tersebut. Dari hal sekecil apapun ia mengetahuinya. Sejak satu tahun lalu, Nyonya Jung memang sangat menjaga Mingyu. Bahkan setibanya Mingyu di Anyang, wanita paruhbaya itu tidak mengijinkan Mingyu untuk membantunya di restoran miliknya selama beberapa bulan dan memastikan bahwa Mingyu berada di Anyang aman tanpa ada yang mencarinya. Barulah Nyonya Jung mengijinkan Mingyu membantunya dan ia begitu terkejut dengan kemampuan memasak anak angkatnya itu yang luar biasa.
Mingyu memang pandai memasak seperti ibu kandungnya. Hanya saja anak itu tidak pernah memperlihatkannya kepada siapapun selain pada ibunya sendiri. Apalagi melihat ayah dan kakaknya yang sangat overprotektif membuat dirinya enggan menunjukkannya. Jadi ia lebih baik menunjukkannya ketika sedang bersama sang ibu dan membantu wanita cantik itu memasak. Sungguh apa yang dilakukannya waktu itu sangat berguna untuk dirinya saat ini.
Ketika Mingyu hendak berangkat, Nyonya Jung seolah berat mengijinkannya. Padahal semalam ia sudah membicarakan hal ini dan wanita paruhbaya itu menginjinkannya tanpa mengatakan apapun. Tetapi ketika ia akan berangkat, Nyonya Jung sangat memperlihatkan sekali bahwa dirinya tidak ingin Mingyu pergi. Begitupun dengan pria muda itu yang tidak bisa membatalkan keberangkatannya, ia sudah memikirkannya begitu lama dan juga merindukan kedua orang tuanya.
Selama setahun ini ia tidak pernah mengunjungi kedua orang tua yang teramat sangat dirindukannya. Tepat hari ini adalah hari dimana orang tuanya meninggal dan Mingyu hanya ingin menjadi anak yang baik. Meskipun ia berasa ditempat yang jauh, sebisa mungkin ia akan menyempatkan diri untuk mengunjunginya. Jika mengingat kembali sang kakak, ia yakin jika kakaknya itu tidak mengetahui hal ini. Biarlah, mungkin suatu hari nanti kakaknya akan mengetahuinya itupun bila sang kakak masih hidup. Karena Mingyu tidak berharap lebih.
"Apa yang harus aku beli ? Bahkan aku sendiri tidak tahu apa kesukaannya dia." gumam Mingyu yang bingung dengan keinginannya Chan.
Kedua kakinya terus menelusuri pertokoan yang ada di Seoul dan tidak ada satupun yang menarik perhatiannya. Apa yang Chan inginkan benar-benar tidak ia ketahui. Begitupun Chan yang tidak mengatakan apa yang diinginkannya. Mingyu sangat teledor dan tidak bertanya terlebih dahulu kepada anak yang lebih muda darinya itu. Haruskah ia tidak membelikan Chan apapun ? Tapi ia juga tidak enak, apalagi Chan sudah seperti adiknya sendiri.
Mingyu mengangkat salah satu tangannya yang dimana jam melingkar indah, ia melihat jam tersebut yang menunjukkan pukul tiga kurang lima belas menit. Ia pikir Chan telah kembali ke rumah setelah bermain bersama teman-temannya. Mungkin lebih baik ia menghubunginya dan menanyakan apa yang diinginkannya. Daripada ia membeli sesuatu yang tidak akan terpakai olehnya, benar bukan ?
Tak ingin berlama-lama Mingyu meraih ponselnya. Salah satu barang berharga miliknya yang tersisa, sekaligus pemberian kedua orang tuanya yang ia miliki saat ini. Setidaknya Mingyu memiliki benda terakhir yang kedua orang tuanya berikan padanya, ia tak terlalu memikirkan rumah dan barang lainnya. Mungkin itu semua bukanlah miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[S2] The Beginning Of Spring [SEQUEL / END]
أدب الهواةSeberapa keras kau menyembunyikan rahasia itu, tetap saja akan terbongkar dengan perlahan. Kau tahu ? Orang-orang terdekatmulah yang akan lebih terluka mengetahui fakta tersebut. Apa kau merasa bersalah ? Tidakkah kau memikirkan kembali apa yang tel...