7. Kepergianmu

415 44 10
                                    

Happy Reading

.

.

.

Malam itu ketika keluarga dari sang ayah mengajaknya malan malam bersama, Wonwoo memutuskan untuk menginap dirumah yang sempat ia tinggali beberapa bulan ini. Bukan tanpa alasan Wonwoo menginap dirumah yang telah mengubah hidupnya ini, Wonwoo tidak ingin terlambat untuk mengantar Seungcheol ke bandara. Ya. Hanya itu dan entah mengapa Wonwoo tidak ingin ketinggalan untuk moment seperti itu.

Kedua kaki itu melangkah memasuki salah satu kamar yang sangat jarang sekali ia masuki, kamar sang kakak tentunya. Kebetulan pintu kamarnya tidak terkunci dan dibiarkan terbuka, Wonwoo tidak perlu repot membukanya. Ia dengan tanpa keraguan mendekati sang kakak yang tengah memasukkan beberapa potong pakaian dan perlengkapan yang akan dibawanya. Tidak ada siapapun didalam kamar itu selain kakaknya dan Wonwoo memutuskan untuk membantunya.

Wonwoo harap setelah ia selesai membantu sang kakak, kakaknya itu akan pergi tidur dan tidak tidur terlalu malam. Apalagi jarak Korea ke Jepang bukanlah jarak yang dekat. Pasti Seungcheol akan sangat kelelahan bila tidur terlalu larut. Dan Wonwoo tidak ingin kakaknya itu jatuh sakit hanya karena kebodohannya. Hanya itu bentuk perhatian Wonwoo kepada kakaknya yang dulu pernah tidak menerima kehadirannya. Namun sekarang Seungcheol sudah sangat berubah dan tidak berhenti memperhatikannya.

Tetap saja Wonwoo takut. Takut jika ia ketahuan membohongi seluruh keluarganya, ia tak akan lagi mendapatkan kasih sayang yang seperti ini lagi. Apalagi dengan sikap kasar Seungcheol ketika marah membuat Wonwoo takut setengah mati. Lalu, apakah Seungcheol akan seperti itu lagi ketika kebohongannya ini tak lagi dapat dipertahankan ? Wonwoo yakin ketika ia sudah lelah berbohong, ia pasti akan memberitahu mereka apapun yang terjadi.

Banyak orang mengira bahwa sekarang Wonwoo merasa senang dan tidak lagi mengingat kejadian nahas selama hidup yang sudah lama berlalu, kenyataannya tak seperti itu. Wonwoo bahkan tidak pernah tertidur pulas seperti banyak orang. Ia terus dihantui mimpi buruk yang tak pernah lelah menghantuinya. Apalagi ketika ia tidur seorang diri, mimpi buruk itu seolah senang menakutinya. Berbeda ketika dirinya tidur bersama keluarganya yang lain, membuat Wonwoo bisa tidur pulas tanpa mimpi buruk tersebut.

Bisa dikatakan Wonwoo sudah seperti orang gila dan terus menyembunyikan masalahnya seorang diri. Baginya ini adalah suatu hal yang patut untuk ia pertahankan. Wonwoo tidak ingin orang lain mengetahui apa yang tengah ia coba untuk disembunyikan. Ia hanya ingin memberikan suatu kebahagiaan untuk orang sekitar, walaupun ia tidak mendapatkan kebahagiaan itu.

Seungcheol merangkul bahu sang adik ketika adiknya yang satu ini lagi-lagi melamun. Bukan sekali atau dua kali Seungcheol mendapatkan Wonwoo yang sibuk dengan dunianya sendiri. Entahlah, tiba-tiba saja Wonwoo sering kali seperti itu dan mengabaikannya. Khawatir ? Tentu saja. Siapa yang tidak khawatir ketika keluargamu berubah dengan drastis ketika tengah berbincang atau berada didekatmu ?

"Duduklah dengan nyaman." titah Seungcheol kepada Wonwoo agar adiknya ini duduk diatas kasur dengan nyaman. Malam ini Seungcheol akan benar-benar menanyakan sesuatu hal yang terus ia pikirkan selama ini.

Wonwoo menurut dengan tatapan bingung sekaligus takut. Takut jika Seungcheol memarahinya hanya karena ia datang tanpa mengetuk pintu misalnya, "Maaf aku mengganggumu, hyung. Tadinya aku akan membantumu, tapi kau sudah selesai." ujar Wonwoo dan merutuki kebodohannya yang malah asik melamun. Dan bahkan melupakan niatnya untuk membantu Seungcheol.

Tak menjawab. Seungcheol mendudukan tubuhnya tepat disamping Wonwoo dan menatapnya dengan tatapan tenangnya. Seungcheol yakin jika Wonwoo merasa terintimidasi atas apa yang telah dilakukannya. Padahal ia tidak akan memarahi adiknya yang satu ini, tetapi Wonwoo sudah lebih dulu ketakutan. Apa semenakutkan itu dirinya hingga membuat Wonwoo ketakutan ?

[S2] The Beginning Of Spring [SEQUEL / END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang