24. Kekhawatiran yang tak terhitung jumlahnya

431 47 10
                                    

Happy Reading



.

.

.

"Jaehyun... Eun Woo ?" ujar Wonwoo saat kedua kakinya sampai di ruang tamu dan kedua matanya menatap terkejut kedua orang yang sangat tidak mungkin sekali menginjakkan kakinya dirumah ini.

Jaehyun dan Eun Woo mengunjunginya, apa tidak salah ? Bukankah mereka sangat membencinya dan bahkan untuk berbincang saja rasanya tak sudi. Selama ini Wonwoo tidak pernah berharap akan sesuatu hal yang baik kepada sahabat Mingyu ini, bagi mereka dirinya adalah seseorang yang tak pantas untuk dimaafkan. Sebuah kesalahan yang membuat keluarga Kim hancur secara berkeping, belum lagi kepergian Mingyu yang masih tanpa kabar.

Keduanya sama-sama kaku ketika berhadapan dengan Wonwoo, berbanding terbalik ketika dikampus waktu itu. Wonwoo masih mengingatnya dengan jelas bagaimana kedua orang itu berani memakinya didepan umum, meskipun Wonwoo harus merelakan harga dirinya. Jujur saja Wonwoo sedikit kurang nyaman dengan kehadiran keduanya. Bukan apa-apa, ia hanya takut mereka memakinya kembali.

Wajar bukan bila ia bersikap demikian ?

Mulut keduanya seolah terkunci rapat hanya untuk sekedar menyapa sang penghuni rumah. Terlihat jelas bahwa keduanya sangat cukup dan juga ada perasaan bersalah. Entah rasa bersalah yang mana, namun membuat keduanya tidak nyaman setelah melihat bagaimana Wonwoo yang cukup berubah, Wonwoo semakin kurus dan pucat.

"Ah maaf aku yang membawanya kemari. Jaehyun dan Eun Woo ingin bertemu denganmu, tak apa kan ?" ujar Soonyoung menghangatkan suasana canggung.

Sejujurnya Soonyoung tidak pernah menduga bahwa kedua sahabat Mingyu ini tiba-tiba saja mendatanginya. padahal dulu saat ia meminta keduanya untuk mengijinkan Wonwoo bertemu Mingyu, mereka malah menjauhinya dan seolah tidak ingin bertemu dengannya. Ada rasa senang saat keduanya mendatanginya, namun ia juga merasa kesal sekaligus sedih. Apa harus dengan cara ia menjelaskan bagaimana kondisi Wonwoo agar mereka mau berdamai ?

Jaehyun dan Eun Woo tidak menduga bahwa Wonwoo menyambutnya dengan senyuman tulus yang terpancar diwajah pucatnya. Selama ini keduanya selalu memperlakukan Wonwoo dengan kasar dan bahkan rela bermain tangan. Jika tau akhirnya akan seperti ini, mereka akan berpikir ulang untuk tidak menyakiti Wonwoo sejauh itu.

"___apa kalian tidak pegal terus berdiri seperti itu ? Duduklah dan jangan canggung seperti ini, aku jadi terlihat buruk dihadapan kalian." ujar Wonwoo lagi dan menyuruh keduanya untuk duduj dikursi ruang tamu. Ya. Mereka memang tengah berada diruang tamu.

Meskipun Jaehyun dan Eun Woo adalah orang yang dekat dengan Mingyu, tetap saja keduanya tak terlalu dekat dengan Wonwoo. Hanya orang-orang yang dekat dengan Wonwoo bisa bebas keluar masuk rumahnya. Bahkan Soonyoung tidak perlu bertanya sudah langsung masuk, "Bagaimana kabarmu ? Maaf kedatanganku dan Eun Woo mengganggumu." tanya Jaehyun pada akhirnya setelah ia nyaman dengan duduknya.

"Aku minta maaf karena telah berlaku kasar padamu, jujur saja aku sangat malu bertemu denganmu." timpal Eun Woo dengan ketulusan hatinya. Ia tidak mau terus bersikap kasar pada orang lain yang bahkan tengah memikul beban berat seorang diri.

"Aku sudah memaafkan kalian dari jauh-jauh hari. Kupikir memang wajar bila kalian bersikap seperti ini, toh memang aku yang selalu bersikap seenaknya. Jadi aku juga minta maaf karena telah membuat kalian tidak nyaman dengan kehadiranku." balas Wonwoo tulus. Jika dipikir lagi, memang sikapnya waktu itu cukup meresahkan banyak orang. Ia bahkan tidak punya rasa malu dan terus mengemis kepada sahabat Mingyu ini.

[S2] The Beginning Of Spring [SEQUEL / END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang