Happy Reading
.
.
.
Seseorang berlari tergesa ketika salah satu mobil yang teramat dikenalnya berhenti tepat didepan gedung pencakar langit ini. Nampak orang tersebut cukup kelelahan akibat terus berlari dan ekspresi lelahnya berubah menjadi rasa percaya diri serta senyuman tak luput di wajah tampannya. Ya, tampan. Orang tersebut tak lain dan tak bukan adalah salah satu orang kepercayaan Nyonya Kim. Meskipun terlihat masih muda, namun kerja kerasnya yang membuat Nyonya Kim teramat mempercayainya. Begitupula sebut saja Tuan Song ini sangatlah jujur.
"Selamat pagi , Sajangnim." sapanya dengan senyuman yang mengembang diwajah tampannya, meskipun terlihat peluh menghiasi wajah tampannya memperlihatkan kesan luar biasa.
Tentunya Nyonya Kim tak tinggal diam. Ia merasa heran dengan orang kepercayaan yang satu ini karena apa ? Pagi-pagi sudah berkeringat dan lagi ia melihatnya berlari. Tidak seperti biasanya dan itulah mengapa Nyonya Kim merasa ada yang tengah disembunyikan oleh orang kepercayaannya ini, tunggu ! Pasti ada sesuatu hal yang terjadi diperusahaannya ini.
Nyonya Kim hanya tersenyum dengan sapaan hangat tersebut, sekaligus ia mencoba untuk tidak bertanya kepadanya. Mungkin sampai seluruh karyawannya telah pada posisinya masing-masing. Ia tidak ingin mereka tahu dengan masalah yang melanda perusahaannya ini. Baginya, karyawannya tidak harus tahu dan fokus saja pada pekerjaannya.
Dengan diikuti beberapa orang dibelakang menuju lift, Nyonya Kim masih saja diam dan masih belum mengatakan sepatah katapun. Mungkin setelah sampai dikantornya, ia akan bertanya dan tidak akan ada lagi sesuatu hal yang mungkin akan membuatnya penasaran. Jujur saja kepalanya cukup pening kali ini. Bukan pening memikirkan pekerjaannya, ia cukup pening dengan sikap keras kepalanya sang anak yang bahkan tidak dapat dibantah sedikitpun.
Ayolah kondisi Wonwoo semakin melemah dan bahkan sering kali mimisan. Dan bodohnya pagi ini Wonwoo meminta ijin kepadanya untuk pergi mengunjungi Mingyu yang bahkan ia sendiri belum pernah menginjakkan kedua kakinya di daerah tersebut. Sungguh keinginan Wonwoo yang satu ini cukup membuat Nyonya Kim cukup geram sekaligus kesal. Tidak bisakah sang anak melihat bagaimana khawatirnya dirinya yang bahkan untuk makan maupun tidur saja sulit ?
"Tolonglah eomma ini yang terakhir. Setelah bertemu Mingyu aku janji akan langsung pulang. Ya mungkin dua hari aku akan berada disana."
"Bagaimana dengan kondisimu ? Eomma tidak akan mengijinkanmu keluar dari rumah ini. Lihatlah tubuhmu ini sayang."
"Ini kesempatan terakhirku, eomma. Penantianku selama ini. Aku tidak ingin menyesalinya sedikitpun. Setelah ini aku janji akan menuruti semua keinginanmu."
Pada akhirnya ia luluh dan membiarkan sang anak untuk pergi mengunjungi Mingyu. Tentunya Wonwoo pergi bersama Eui Soo dan juga Soonyoung. Jika Wonwoo pergi dengan dua orang tersebut, Nyonya Kim merasa cukup tenang. Karena ia mempercayakan keduanya untuk menjaga Wonwoo disaat dirinya jauh dari sang anak.
Tidak berselang lama Nyonya Kim bersama orang kepercayaannya masuk ke dalam ruangan tempatnya bekerja dan mengawasi para karyawannya. Hanya mereka berdua yang berada disana, sampai kedua mata Nyonya Kim tertuju kepada salah satu amplop yang berada diatas meja keruanya. Jantungnya tiba-tiba saja berdegub semakin cepat dengan timbulnya perasaan takut.
Begitupun dengan pria tampan itu yang merasa bersalah. Tidak seharusnya amplop itu berada di meja tersebuat maupun di tempat ini sekalipun. Rasanya tidak pantas saja, karena ia tahu bahwa anak sang atasan tidak pernah melakukan tindak pidana seperti pembunuhan. Apalagi melihat kondisinya yang saat ini cukup memprihatinkan. Tidak adakah orang yang memihak padanya dan tak lagi berkepanjangan ? Bukankah dari dulu Wonwoo memang tidak bersalah ? Mengapa kali ini harus terjadi lagi hal yang sudah tidak berhak untuk dibahas lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[S2] The Beginning Of Spring [SEQUEL / END]
FanfictionSeberapa keras kau menyembunyikan rahasia itu, tetap saja akan terbongkar dengan perlahan. Kau tahu ? Orang-orang terdekatmulah yang akan lebih terluka mengetahui fakta tersebut. Apa kau merasa bersalah ? Tidakkah kau memikirkan kembali apa yang tel...