🐉TCE-11🐉

8.9K 828 17
                                    

Halo gengs welcome to my story⛓️

Gimana pada kangen author kaga?
Btw makasih buat 500 reader-nya🥺💗

Happy reading📚

•Jangan pernah berbohong pada pasanganmu jika kau tak ingin menyesal•
-Putri Fen-

Sepertinya Ratu Wei sangat bersemangat menyambut menantu barunya. Terbukti sudah dua jam dia dan Putri Fen berbincang tapi dia tidak pernah habis topik.

Mulai dari membahas kabar Permaisuri Shen, kabar Yang Mulia Feng, suasana paviliun Zhinhe, kapan punya anak, kapan kenal Pangeran Xing, bagaimana acara pernikahan kemarin, dan masih banyak lagi.

Sampai Pangeran Xing yang melihatnya pun jengah dengan tingkah laku ibunya itu tapi berbeda dengan Putri Fen dia sama halnya dengan Ratu Wei sama-sama bersemangat. Dasar wanita!

"Ibu, sudah kita mau istirahat sudah dua jam ibu dan Fen berbincang-bincang, pasti Fen juga lelah. Jika ibu ingin berbincang-bincang besok masih ada hari," tutur Pangeran Xing lembut mencoba memberikan pengertian pada ibunya.

"Aduh benar katamu Xing, pasti menantuku ini lelah maafkan ibu ya Fen, kita lanjutkan ngobrolnya besok. Sekarang kau istirahat saja," ucap Ratu Wei setuju dengan pendapat Pangeran Xing.

"Iya bu tidak apa-apa, kalau begitu aku dan Pangeran Xing izin istirahat dulu ya bu," pamit Putri Fen sambil tersenyum.

Ratu Wei mengangguk dan membalas senyuman Putri Fen.

Sesampainya di kamar Putri den langsung merebahkan tubuhnya, dia benar-benar lelah ditambah lagi pakaian dan perhiasan yang dikenakannya sangat berat.

"Mandi dulu baru istirahat," titah Pangeran Xing.

"Iya," balas Putri Fen singkat padat dan jelas.

Putri Fen melepas satu persatu perhiasan yang ada di kepala, telinga, leher, dan tangan.

'Ahh ahkirnya terbebas dari penyiksaan ini,' batin Putri Fen merasa lega.

Lalu Putri Fen mengambil handuk dan pakaian tidur dari dalam lemari setelah itu dia masuk ke dalam kamar mandi.

Didalam kamar mandi Putri Fen berendam air hangat untuk merilekskan tubuh dan pikirannya.

Setelah tiga puluh menit berada di kamar mandi Putri Fen keluar dengan tubuh yang segar.

"Ck, lama sekali," decak Pangeran Xing.

"Nyenyenye," ejek Putri Fen pada suaminya itu.

Sekarang Putri Fen sudah siap untuk tidur, baru saja dia akan memejamkan matanya tapi tiba-tiba disampingnya ada Pangeran Xing yang ikut merebahkan diri. Dia langsung menendang tubuh Pangeran Xing.

"Kau mau apa, tidur di bawah!" titah Putri Fen pada suaminya.

"Tidak bisa ini kamarku aku yang harusnya tidur di kasur dan kau yang tidur di bawah, dan bukankah ini malam pertama kita setelah kemarin malam kau mengacaukannya hm?" ucap Pangeran Xing bermaksud menggoda istrinya, entah kenapa dia senang melihat raut wajah pucat pasi istrinya. Sangat menggemaskan baginya hingga ingin sekali rasanya Pangeran Xing mengigit pipinya yang sedikit chubby itu.

"Malam pertama apa, ingat kita menikah karena perjodohan bukan atas dasar cinta, dan jika kau tidak ingin mengalah dengan wanita baiklah aku yang tidur di bawah!"

"Meskipun kita menikah karena perjodohan aku juga berhak mendapatkan jatahku sebagai suamimu, dan ya aku tidak mengizinkan mu tidur dibawah. Kita tidur bersama di atas kasur, tidak ada penolakan!"

"Jangan mimpi, lebih baik aku tidur dibawah daripada tidur dengan kerbau sepertimu."

"Apa kau bilang? Kerbau!"

Putri Fen tidak menjawab namun dirinya sudah bersiap untuk turun dari kasur dan mengambil selimut serta bantal dari lemari lalu mengelar selimut itu dilantai dan dia langsung tidur diatasnya.

Pangeran Xing tak percaya ada wanita seperti istrinya itu dia lebih memilih tidur dilantai daripada tidur bersama suaminya?

Tak tinggal diam Pangeran Xing langsung menggendong tubuh mungil istrinya dan memeluknya erat agar Putri Fen tidak bisa turun dari kasur.

***


Sudah satu jam Pangeran Xing tidur dengan posisi memeluk Putri Fen seperti guling, walaupun di awal dirinya langsung di hajar habis-habisan oleh istrinya yang cantik dan bar-bar. Tapi pada akhirnya istrinya mau tak mau mengalah dengan Pangeran Xing.

Angin berhembus kencang mungkin sebentar lagi akan hujan Pangeran Xing terbangun karena merasa kedinginan, dia melirik ke arah samping ternyata sang empu masih tertidur pulas walaupun angin berhembus kencang.

Pangeran Xing mengambil selimutnya yang tadi sempat akan dijadikan alas tidur oleh Putri Fen untuk menyelimuti dirinya sendiri dan Putri Fen.

Tak lama setelah angin kencang tadi hujan lebat disertai petir mengguyur kota Yanyhui. Pangeran Xing melihat istrinya menggigil dia kembali memeluk istrinya setelah tadi sempat melepaskannya karena tangganya pegal.

Baru beberapa menit terlelap dalam mimpi Pangeran Xing kembali terjaga karena tiba-tiba istrinya itu mengigau dan berteriak hal yang tidak jelas sambil menendang perutnya.

"Hahaha aku berhasil mengecoh mu," ucap Putri Fen mengigau.

'Dasar gadis yang banyak tingkah,' batin Pangeran Xing.

Pangeran Xing kembali ke kasur dan tidur membelakangi istrinya, niat hati ingin romantis tapi berakhir tragis.

•b e r s a m b u n g•

Assalamualaikum semua👋
Hola gengss

Gimana chapter ini?
Maaf kalo aneh/garing.

Makasih banget buat kalian yang udah support cerita aku😊

Makasih buat kalian yang mau mampir ke lapak ane dan juga vote cerita ini.

Jangan lupa:
-v o t e ⭐
-k o m e n 💬

Jangan lupa:-v o t e ⭐-k o m e n 💬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you next chapter👋

The Cunning Empress (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang