🐉TCE-O2🐉

11.8K 1.1K 29
                                    

Halo gengss welcome to my story⛓️

Happy reading📚

•Kadang kita harus mundur satu langkah untuk melompat tiga langkah•
-Author-

(Fen Zhinhe Pov)

-Aula Utama Pavilium Zinhe

Kesan pertamaku saat memasuki aula utama ini adalah Mengagumkan.

Bagaimana tidak mengagumkan atapnya terbuat dari emas yang aku perkirakan beratnya bisa mencapai satu ton.

Temboknya terbuat dari emas dihiasi dengan ukiran tulisan zaman kuno yang ditulis dengan berlian.

Tak lupa lantainya terbuat dari emas dan sangat mengkilap. Belum lagi perabotan yang ada disini, aku pastikan semua perabot disini 100% emas murni. Sangat berbeda dengan paviliun Baqi.

Aish karena terlalu terbuai dengan kemegahan yang ada disini sampai lupa tujuan utamaku datang kesini.

"Ekhem, apakah ayah ada didalam?" tanyaku pada seorang pengawal yang sedang berjaga didepan pintu masuk.

"Untuk apa kau mencari Yang Mulia Feng?" tanya pengawal tersebut dengan nada meremehkan bahkan tak ada nada takut sedikitpun.

"Cepat katakan dimana ayahku!" aku mulai tersulut emosi, aku paling tidak suka diremehkan!

"Lalu jika aku tak mau mengatakan dimana Yang Mulia Feng kau mau apa hah? Putri yang tidak diinginkan," jawabnya dengan menekankan kalimat terakhir.

Aku yang mulai tersulut emosi pun menghajar dan membabi buta pengawal tak tau diri itu.

"Heh masih mau meremehkanku? Cepat katakan dimana ayahku!"

"T-tidak ampu-n pu-putri, Yang Mu-Mulia a-ada dida-dalam," jawabannya sambil terbata-bata.

"Kenapa tidak bilang dari tadi, buang tenaga saja!"

"M-maaf pu-putri."

Akh meski tubuh gadis kecil ini tak sekuat tubuhku yang dulu tak apa, jika dilatih pasti bisa sekuat tubuhku yang dulu.

'Heh waktunya drama dimulai.'

"Ay-ayah?"

"Fen ada apa? Kenapa nada bicaramu seperti itu dan pakaianmu kenapa seperti pakaian pelayan? Dimana pakaian yang setiap bulan ayah berikan?" tanya ayah dengan nada khawatir.

"Ay-ayah ibu hiks ibu sakit, beliau demam tinggi t-tapi aku tak punya uang untuk membawanya berobat hiks."

"Apa! Bagaimana bisa kau tak punya uang setiap sebulan sekali aku memberimu seratus koin emas, beberapa pakaian baru, dan tiga karung gandum serta bahan pokok makanan lainnya."

"A-apa tapi aku dan ibu hanya menerima tiga koin tembaga dan beberapa pakaian bekas," ucapku dengan mata berkaca-kaca agar raja bodoh ini semakin merasa bersalah padaku dan istri pertamanya, serta makin marah pada Selir Yin dan anaknya.

"Berarti selama ini Selir Yin berbohong padaku, kurang ajar!" ucap raja bodoh itu mulai emosi.

"Sudah ayah tak apa aku dan ibu sudah ikhlas."

"Tak bisa, aku yang tak rela kau dan ibumu diperlakukan seperti ini oleh mereka. Sekarang mari kita ke paviliun Teratai."

"Pa-Paviliun Teratai? Untuk apa ayah?"

"Untuk menemui ibumu sekaligus minta maaf karena selama ini kalian diperlakukan tidak adil oleh Selir Yin."

"Tapi ayah sekarang kita tidak tinggal lagi di paviliun Teratai, kita sekarang tinggal di paviliun Baqi."

"Hah! Kalian tinggal di paviliun pengasingan itu! Siapa yang berani memindahkan kalian ke sana?"

"Se-Selir Yin."

"Kurang ajar, sekarang jangan bilang paviliun itu ditempati Selir Yin dan Rhou Zhinhe?"

"I-iya ayah, mereka bilang itu perintah ayah."

"Bahkan mereka berani berbohong pada permaisuri dan putri utama klan Zhinhe! Tak apa nanti biar ayah beri mereka pelajaran, sekarang kita temui ibumu dulu."

(Fen Zhinhe Pov End)
-Aula Utama Paviliun Zhinhe

o0o

-Paviliun Baqi-

Setelah menginjakan kaki di paviliun ini Yang Mulia Feng belum berbicara sampai sekarang. Mungkin dia dibuat prihatin dengan keadaan paviliun Baqi yang tak layak huni, meskipun tak layak huni namun paviliun ini bersih. Karena setiap hari Lanlan membersihkannya.

Dia juga prihatin dengan kondisi kesehatan Permaisuri Shen yang bertambah buruk. Dia merasa sangat bersalah karena terlalu sibuk dengan pekerjaan-nya hingga melupakan istri dan anaknya.

Apalagi ditambah dengan tabib yang mengatakan penyakit istrinya bertambah parah karena sering demam akibat hujan lebat dan atap bocor.

"Shen aku minta maaf, karena aku kurang memperhatikanmu dan anak kita kamu harus menghadapi kondisi seperti ini."

"Tak apa suamiku aku dan Fen sudah ikhlas."

"Tapi aku yang tidak ikhlas selama 2 tahun ini kau dan Fen disiksa secara tidak langsung oleh Yin dan Rhou."

"Biarkan yang berlalu sekarang kita perbaiki masa mendatang."

"Iya ayah kita sudah ikhlas, sekarang ibu minum obatnya dan ibu istirahat."

"Iya Shenshen tadi tabib juga bilang kau harus beristirahat yang cukup."

Setelah memastikan bahwa Permaisuri Shen beristirahat, Yang Mulia Feng pergi. Sebelum kepergiannya dia sempat mengatakan bahwa besok Putri Fen dan Permaisuri Shen diharapkan hadir di aula utama Zhinhe pukul delapan pagi.

'Satu rencana berhasil.'

•b e r s a m b u n g•

Hola gengss👋

Gimana chapter ini?
Maav kalo garing:(

Buat kalian yang udah mau vote and komen di story aku fiks author makin terpesona~💗!!

Jangan lupa:
-v o t e ⭐
-k o m e n 💬

See you next chapter👋

The Cunning Empress (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang