🐉TCE-12🐉

8.5K 760 33
                                    

Halo gengs welcome to my story⛓️

Hai human-human +62, gimana kabarnya?
Tanpa basa-basi kita langsung ke inti aja.

Happy reading📚

•Jangan berjanji jika tak bisa ditepati!•
-Author-

Pagi yang cerah namun tak secerah raut wajah Pangeran Xing. Bagaimana mau cerah badannya sakit semua karena ulah tidur istrinya yang banyak tingkah.

Semalam setelah Putri Fen menendang perutnya penderitaannya tak sampai di sana, beberapa menit setelahnya dia kembali ditendang di bagian wajah dan kepala. Tapi sekarang lihatlah dia malah tidur tanpa rasa bersalah sama sekali.

Berbeda dengan Pangeran Xing yang berantakan dan acak-acakan, Putri Fen justru terlihat masih rapi dan cantik.

Pangeran Xing memutuskan untuk mandi terlebih dahulu agar tidak berebut kamar mandi ketika nanti Putri Fen bangun.

Beberapa saat setelah Pangeran Xing masuk ke dalam kamar mandi, Putri Fen bangun dengan kondisi badan segar. Dia merasa tak pernah tidur senyaman semalam.

Putri Fen ingin berterima kasih dengan suaminya itu, berkatnya dia bisa tidur nyenyak dan bangun dengan kondisi segar. Tapi ngomong-ngomong dimana suaminya itu, kenapa tidak terlihat batang hidungnya?

Karena sibuk melamun Putri Fen tak sadar kalau Pangeran Xing sudah selesai mandi.

"Kau sudah bangun rupanya," sindir Pangeran Xing pada istrinya. "Bagaimana tidurnya semalam nyonya? Nyenyak?" tanya Pangeran Xing sengaja menyindir istrinya

"Hm, sangat nyenyak," jawab Putri Fen tanpa rasa bersalah.

Pangeran Xing hanya menghela nafas panjang, seorang pelayan mengetuk pintu kamar mereka.

"Permisi pangeran Xing, Putri Fen. Raja memanggil kalian supaya ke ruang makan untuk sarapan bersama," ujar pelayan tersebut dari balik pintu.

"Baik katakan pada Raja, aku dan Putri Fen akan kesana lima belas menit lagi," jawab Pangeran Xing.

Pelayan tadi mengangguk sebagai jawaban.

"Hah kau menyuruhku bersiap hanya dengan waktu lima belas menit? Kau gila?" umpat Putri Fen.

"Cukup jika mandi mu cepat, ya sudah sana cepat mandi!" tukas Pangeran Xing.

"Tapi itu belum termasuk memakai pakaian, mengenakan perhiasan, dan mengenakan riasan."

"Banyak alasan, cepat mandi!"

Putri Fen hanya menjawab dengan daheman, malas berdebat dengan pria didepannya ini dan yang paling mengenaskan dia adalah suaminya.

***

Diruang makan semua anggota keluarga kerajaan sudah berkumpul dan mereka makan dengan tenang hanya suara dentingan sendok yang terdengar.

Setelah selesai sarapan Raja memerintahkan tidak ada yang boleh meninggalkan ruang makan ini sebelum ada perintah lagi darinya.

"Xian kenapa akhir-akhir ini kau tak pernah pulang ke kerajaan?" tanya Raja Ming setenang mungkin.

"Pekerjaan aku banyak ayah," jawab Pangeran Xian tanpa beban.

"Pekerjaan apa, pekerjaan tidur dengan wanita rumah bordil?" tanya Raja Ming dengan nada dingin. "Kau itu seorang Pangeran terhormat di kota Yanyhui ini! Seharusnya kau tak pernah masuk ke dalam tempat laknat itu!"

"Cukup ayah, aku hanya ingin bebas!" bentak Pangeran Xian pada Raja Ming.

"T-tapi k-kamu su-dah pu-unya ak-aku," balas Putri Rhou pada Pangeran Xian.

Putri Fen dan Pangeran Xing hanya menyimak pembicaraan mereka tanpa ada niat memisahkan.

Ratu Wei dibuat panik karena keadaan ini, anak dan suaminya bertengkar karena masalah sepele.

"Kau pikir aku puas jika hanya denganmu? Hahaha kau salah, aku tidak akan pernah puas. Apalagi keadaanmu yang sedang hamil membuat aku semakin tak sudi lama-lama di tempat ini!" ucap Pangeran Xian tanpa memperdulikan perasaan Putri Rhou.

"Xian Fuansi jaga bicaramu! Dia istrimu kau harusnya mencintai nya dan dia juga sedang mengandung anakmu! Kau harusnya lebih memperhatikan dia daripada wanita lokalisasi itu!"  bentak Raja Ming pada anak pertamanya.

"Sudah suamiku mungkin Xian masih belum bisa menyesuaikan diri dengan statusnya yang baru," bela Ratu Wei.

Raja Ming mencoba mengatur nafas dan emosinya agar tidak lepas kendali lagi.

Sedangkan Pangeran Xian memilih pergi dari ruang makan dan Putri Rhou mengejar suaminya itu.

"Ayah aku dan Fen izin undur diri," pamit Pangeran Xing pada ayahnya.

Raja Ming menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Sedangkan di lain tempat seseorang tengah mengumpati Putri Fen atas masalah yang menimpanya.

"Aku tak akan melepaskan mu Fen Zhinhe!" teriaknya frustasi.

***

Putri Fen masih memikirkan kejadian di meja makan tadi pagi, apakah Pangeran Xian tidak mencintai Putri Rhou? Kalo iya, mengapa dia menikahi Putri Rhou? Apakah untuk balas dendam kepadanya?

Pusing kepala Putri Fen memikirkan masalah yang bukan masalahnya, dan kini suami menyebalkan sekaligus merepotkan nya itu malah sedang berpatroli di kota.

Putri Fen sudah merengek meminta kepada Pangeran Xing agar diizinkan untuk ikut berpatroli bersamanya namun suaminya itu tidak mengijinkannya dengan alasan, 'Tugas seorang istri hanya diam di rumah menunggu suaminya pulang berkerja, bukan malah ikut suaminya bekerja.'

Tapi kalo dipikir-pikir enak juga bisa rebahan santuy sambil ngemil kalo makanannya abis tinggal panggil pelayan, jadi seperti ini hidup orang kaya itu. Putri Fen sangat menikmati perannya sebagai seorang putri yang beruntung.

•b e r s a m b u n g•

Hola gengss👋

Gimana chapter ini?
Ntar di chapter selanjutnya bakal lebih seruuu.

Makasih yang udah mau mampir ke lapak aku dan vote juga cerita aku🥺💗

Oke jangan lupa:
•v o t e ⭐
•k o m e n 💬

Oke jangan lupa:•v o t e ⭐•k o m e n 💬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you next chapter 👋

The Cunning Empress (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang