____Malam yang dingin di tengah pesta yang meriah. Sasuke dan Hinata saling menatap di posisi yang berbeda. Pemuda itu berdiri di tengah pesta--menjadi pusat perhatian dengan seorang gadis di gandengannya dan Hinata berdiri di salah satu sisi kerumunan tamu yang masih dalam jarak pandang Sasuke. Perhatian keduanya teralihkan saat Sakura mulai bersuara.
"Terimakasih, kalian sudah datang ke acaraku malam ini. Aku sangat senang sekaligus sedih karena akhirnya setelah tiga tahun kita harus mengakhiri kebersamaan kita selama sekolah ..."
Kata-kata sambutan dari Sakura cukup membosankan untuk ukuran remaja jaman sekarang. Hinata dan teman-temannya bahkan hampir tidak mendengar setengah perkataan gadis itu.
Kedua manik mata Sasuke kembali mencari kekasihnya, dia menatap gadis itu dengan tatapan sedikit sayu dari biasanya. Dia tentu saja enggan berada di posisinya sekarang, setelah pernyataan perasaan yang sama sekali tidak terduga, Sasuke sadar seharusnya dia bersama Hinata sekarang. Saling berbagi perhatian satu sama lain, membicarakan banyak hal yang membuat mereka merasakan perasaan memabukkan ini.
"Juga, aku ingin kalian tahu bahwa Sasuke bukan hanya kekasihku," Sasuke mengalihkan pandangan pada sosok yang menggandengnya.
".. dia adalah calon suamiku. Kami akan menikah dalam waktu dekat."
Suara tepuk tangan riuh terdengar, senyuman Sakura mengembang sempurna. Satu persatu teman-temannya datang mendekat dan mulai mengucapkan selamat pada keduanya. Hentakan jantung Sasuke mulai berpacu lebih cepat, obsidiannya bergerak cepat di antara kerumunan yang semakin banyak, dia tidak bisa melihat sosok Hinata di manapun. Rasa bersalah mulai menyeruak dalam hatinya, Sasuke hanya terdiam meskipun teman-temannya menepuk pundak dan memberinya selamat.
Acaranya semakin malam menjadi semakin meriah, banyak tawa yang terdengar di sana. Hinata duduk di salah satu meja di pinggir taman bersama beberapa orang. Dia sungguh tidak tahu mengapa hal ini bisa terjadi, dia baru sadar dengan ini gadis itu sama saja dengan menambah beban hidupnya. Hinata mendengkus, lalu menyeruput sedikit jus jeruk di depannya. Dia tidak salah dengan jujur atas kata hatinya, kan?
Hinata melirik ke arah tempat di mana Sasuke duduk, sekitar satu meja lebih jauh di depannya. Pemuda itu terus ditempeli Sakura ke manapun dia pergi, membuat satu senyuman kecut terlukis di wajah Hinata. Seharusnya dia bersuka cita atas kejujurannya menyukai Sasuke tapi, dia malah berakhir dengan duduk dengan jus jeruk sebagai teman.
"Boleh aku bergabung?" Kedua mata Hinata beralih ke asal suara dan mendapati Naruto berdiri di sampingnya.
"Tentu saja."
Setelah mendapat jawaban, Naruto duduk di kursi sebrang Hinata, menatap gadis itu yang tersenyum ke arahnya. Semburat merah mulai menghiasi pipi pemuda itu, Hinata sungguh membuatnya jatuh cinta. Jika dia beruntung, gadis lembut berparas cantik di depannya pasti akan dia dapatkan.
"Sakura terlihat sangat bahagia, bukan?"
Hinata mengangguk setuju dengan pendapat Naruto. Terlihat sangat jelas, pinky girl itu sangat ceria dengan tidak pernah menghilangan senyuman di wajahnya. Membuat semua orang di sana ikut merasakan betapa bahagianya suasana hati Sakura saat ini. Kecuali Hinata, dia merasa begitu dilema dan merasa jahat karena telah mengkhianati Sakura sepenuhnya. Kali ini dia benar-benar bersalah.
Ujung mata Sasuke dapat menangkap sosok kuning jabrik di meja kekasihnya. Naruto dan Hinata memang berteman baik, Sasuke tahu, gadisnya sendiri yang meminta izin. Tapi, walau bagaimanapun Sasuke tidak pernah suka Hinata dekat dengan pria manapun. Terlebih malam ini, seharusnya dia yang mendapatkan perhatian penuh dari Hinata.
Menyadari perhatian Sasuke teralihkan, Sakura melihat ke arah mana pemuda itu menatap. Dari jarak pandangnya, Sakura dapat melihat Naruto yang memunggungi mereka bersama Hinata di sebrangnya. Gadis berambut merah muda itu menarik tangan Sasuke sehingga pemuda itu menoleh ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why ME? [SasuHina]
FanfictionHinata adalah seorang maid di kediaman keluarga Haruno. Dia sudah mengabdi selama bertahun tahun bersama kedua orangtuanya. Setelah kedua orangtuanya meninggal, Hinata hanya memiliki keluarga Haruno sebagai tempat untuk pulang. Hubungannya dengan no...