[14]

4.9K 472 45
                                    


"A-aku ingin mengakhirinya."

Untuk sepersekian detik Sasuke sempat terkejut namun, dengan cepat dia bisa mengendalikan ekspresinya. Pemuda itu tersenyum kecil, seolah apa yang dikatakan Hinata adalah lelucon. Tidak lama dia mendengkus lalu memperbaiki posisi duduknya.

"Apa kau lupa aku memiliki apa, Hinata?" tanya Sasuke dengan penekanan di setiap katanya. Suaranya yang rendah dan tatapan matanya yang menajam, mengintimidasi lawan bicaranya.

Gadis berambut gelap itu sempat menahan nafas saat merasakan aura tidak menyenangkan yang tiba-tiba saja mengelilingi Sasuke. Hinata tahu dengan pasti jika bicara pada pemuda ini tidak akan mudah. Tapi, dia sudah siap untuk segala konsekuensinya.

"S-sasuke-san, ma'afkan aku. Aku pikir ini bukanlah hal yang baik, aku tidak mau jika harus membohongi Sakura-chan dan keluarganya."

Sasuke tersenyum miring, dia tidak suka dibantah dan gadis ini dia sukses membuat Sasuke kesal. Sang bungsu Uchiha itu sama sekali tidak panik, meskipun dia sempat terkejut tadi. Banyak taktik yang bisa dia gunakan agar Hinata bisa kembali ke tangannya. Pikiran licik dalam kepalanya sudah tertata.

"Benarkah? Apa kau yakin akan mempermalukan mereka dengan cara seperti ini?" kening Hinata berkerut, matanya menatap Sasuke yang masih mempertahankan senyuman liciknya.

"Apa kau pikir mereka masih akan menerimamu setelah melihat foto kita dan kesaksianku tentang kau yang setuju dengan hubungan ini?" lanjut Sasuke. Pemuda itu sangat menikmati ekspresi wajah Hinata yang mendadak begitu pucat.

"Atau kau juga ingin aku memberi tahu mereka tentang kita yang pernah menginap bersama, hm?"

Uchiha Sasuke memang manusia licik yang menawan. Dia membuat Hinata terdiam seribu bahasa, sepertinya gadis itu memikirkan kembali keputusannya. Keringat dingin mulai bermunculan di pelipisnya, Hinata jadi meragu. Jika Sasuke melakukan semua yang dikatakannya. Sudah pasti Hinata mempermalukan nama keluarga Haruno dan dia akan ditendang untuk selamanya. Tapi, jika dia terus melakoni perannya, ini pasti akan menjadi masalah yang lebih rumit. Memang seharusnya dari awal Hinata jangan pernah berurusan dengan Sasuke, jika seperti ini.

Senyuman kemenangan tersungging di wajah rupawan Sasuke saat melihat Hinata yang sepertinya tengah berpikir keras atas keputusannya. Tidak akan ada satupun hal yang lepas tanpa seizin atau tanpa kehendaknya, termasuk Hinata. Gadis itu bisa pergi jika Sasuke memang sudah tidak membutuhkannya. Bukan dengan cara seperti ini. Lagipula baru kali ini dia menemukan gadis yang tidak ingin berurusan dengannya.

"Sasuke-san, tidak bisakah kau lupakan saja tentang hal itu? Kau bisa mengganti kesepakatannya dengan apa saja, asalkan jangan dengan hubungan seperti ini. Aku tidak bisa."

Ekspresi Sasuke berubah menjadi dingin. Dia mendekati Hinata hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saja. Sebelah tangannya terangkat mengelus pipi gadis itu berlanjut hingga jemarinya mengusap permukaan bibir Hinata, menekannya lembut beberapa kali. Kembali mendekat, Sasuke berbisik tepat di depan bibir gadis itu,

"Jangan memilih jalan sulit, Hinata. Kau akan menyesal."

Setelah mengatakan itu, Sasuke mencuri satu kecupan kilat sebelum beranjak pergi meninggalkan ruangan dengan Hinata yang masih mematung, mencerna semua perkataan Sasuke.

****

Satu hari itu, Hinata merasa perasaannya tidak enak. Perkataan Sasuke terhadap keputusannya terus terngiang di kepala, pemuda itu berlalu tanpa kejelasan. Dan sekarang Hinata sama sekali tidak bisa memprediksi apa yang akan Sasuke lakukan terhadapnya. Namun, satu yang pasti itu adalah hal buruk bagi Hinata.

Hari sudah hampir sore tapi, belum ada yang terjadi. Jika di sekolah bisa sedamai ini, apa mungkin yang terburuk dari semuanya akan terjadi di rumah? Hinata merasa jika ini seperti ketenangan sebelum datangnya badai. Ketenangan seperti ini lebih menakutkan. Dia juga tidak melihat Sasuke atau Sakura di manapun.

Why ME? [SasuHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang