"Mulai minggu depan kau sudah bisa belajar di sekolah yang sama dengan Sakura.""Eh?"
Mata Hinata mengerjap beberapa kali, memastikan apa yang didengarnya benar dan telinganya tidak salah.
"Kau tidak suka?"
Kembali tersentak Hinata menggelengkan kepalanya cepat.
"Kuharap kau bisa lebih nyaman di sana. Aku memindahkanmu karena Sakura terlihat selalu merepotkanmu, itu bisa menghambat prestasimu di sekolah. Ku harap dengan ini kau bisa lulus dengan memuaskan dan tidak mempermalukan kami."
Hinata membungkuk hormat pada kepala keluarga Haruno itu.
"Arigatou Gozaimasu."
"Hmm, kau boleh pergi."
Hinata segera undur diri dari hadapan Kizashi. Gadis itu menghela nafas panjang, dia agak sedikit ragu dengan apa yang diputuskan Kizashi kali ini, perasaannya mengatakan bahwa akan ada hal yang tidak baik menimpanya nanti.
Hinata menggeleng cepat mengenyahkan semua pikiran buruk yang hinggap di pikirannya.
"Hinata?"
Hinata menoleh mendapati Sakura yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.
"Y-ya?"
"Hhh! Kudengar kau akan pindah sekolah?"
Hinata terdiam, dari nada yang Sakura keluarkan Hinata tahu jika gadis itu tidak suka dengan gagasan ayahnya itu.
"Ano.. I-itu, aku hanya menuruti kemauan Kizashi -sama."
Bola mata Sakura berotasi, membuat Hinata dirundung kegelisahan. Tidak biasanya Sakura seperti ini.
Setelah mendapat jawaban dari Hinata, tanpa berkata lagi Sakura langsung berlalu meninggalkan Hinata yang masih berdiri gelisah di depan pintu.
•••
Hinata baru saja tiba di kelasnya, pandangannya kosong, tubuhnya lesu sama sekali bukan Hinata yang seperti biasa. Membuat beberapa orang temannya terlihat cemas dengan keadaan Hinata.
"Hinata, kau baik-baik saja?"
Hinata tersenyum tipis saat melihat garis kekhawatiran pada wajah teman-temannya. Ini minggu terakhirnya di sekolah, minggu depan dia harus pindah ke sekolah yang sama dengan Sakura. Jika bukan Kizashi yang memintanya langsung, mungkin Hinata akan meminta untuk tinggal saja di sekolah ini. Mengingat dia sudah sangat dekat dengan orang-orang, dia juga mendapat banyak teman yang baik di sini.
"Apa ada yang terjadi?" Tenten membawa Hinata duduk di kursinya menuntut gadis itu agar bercerita.
"Jangan membuat wajah seperti itu. Aku tidak apa-apa."
Tenten masih mempertahankan ekspresi dengan kening berkerut, sedikit meragukan jawaban Hinata yang menurutnya sama sekali tidak 'baik-baik saja'. Gadis bercepol itu mengguncangkan bahu Hinata berkali-kali.
"Kupikir kita teman."
Hinata meringis saat Tenten mengatakan kalimat keramat itu. Kalimat yang membuatnya mau tidak mau harus berkata sejujur-jujurnya. Meskipun Tenten berkata dengan nada bercanda tapi, tetap saja 'kan?
Hinata membetulkan posisi duduknya agar lebih nyaman. Tenten yang melihat gelagat Hinata yang mulai serius, ikut mengambil salah satu kursi dan duduk di sana. Hinata mengambil nafas sebelum mengatakan kalimatnya.
"Minggu depan aku tidak lagi sekolah di sini."
"A-apa?"
Hinata menunduk sebentar sebelum akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap mata Tenten langsung. Senyuman tipis terlihat terpatri di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why ME? [SasuHina]
FanfictionHinata adalah seorang maid di kediaman keluarga Haruno. Dia sudah mengabdi selama bertahun tahun bersama kedua orangtuanya. Setelah kedua orangtuanya meninggal, Hinata hanya memiliki keluarga Haruno sebagai tempat untuk pulang. Hubungannya dengan no...