_____"Aku atau Sakura?"
Menjadi egois dalam beberapa hal adalah hal yang wajar 'kan? Lagipula ini menyangkut tentang sebuah kepastian, tentu ini bukanlah sebuah tindakan yang dapat dikatakan egois. Hinata memantapkan hatinya, dia siap dengan kemungkinan terburuk sekalipun.
"Apa maksudmu?"
Hinata meringis mendengar pertanyaan retoris yang keluar dari bibir tipis Sasuke. Dia semakin yakin pemuda di depannya sama sekali belum siap untuk segala hal yang akan Hinata tungtut darinya. Gadis itu melipat bibirnya cemas, dia menatap kedua manik Sasuke yang memicing dengan sorot sedikit takut.
"Aku mengharapkan hal yang lebih darimu,"
Akhirnya salah satu dari mereka berdua mengerti, bahwa hubungan mereka tidak jelas. Kepastian yang Hinata inginkan, tidak akan pernah terwujud jika Sasuke saja bahkan tidak siap. Mereka baru saja dewasa, masih mematangkan diri. Sasuke masih seorang pemuda yang dihidupi oleh kedua orangtuanya. Berbanding dengan Hinata yang sekarang harus merangkak untuk kehidupannya sendiri. Hubungan seperti pernikahan masih sangat jauh dan hubungan percintaan mereka tidak sehat. Lambat laun Sasuke akan meninggalkan Hinata atau sebaliknya.
"kau mencintaiku 'kan, Sasuke?"
"Tentu saja."
"Kalau begitu, tinggalkan Sakura."
Sasuke sedikit tertegun mendengar permintaan Hinata. Dia menatap dalam manik keunguan di depannya, gadis itu bersungguh-sungguh. Untuk pertama kalinya Sasuke yang memutuskan kontak mata mereka. Pemuda itu berpikir lebih jauh jika dia harus memutuskan pertunangan dengan Sakura, orangtuanya akan marah besar. Dia mungkin akan dihukum atas perbuatannya dan Sasuke yakin hukuman yang akan diberikan ayahnya tidak akan sembarang hukuman. Paling ringan, dia akan diusir dari rumah, lebih parah dia tidak akan dibiayai lagi.
Sasuke beranjak menjauh dari tumpuan Hinata, membuat hati gadis itu semakin berkecamuk,
"Aku harus pergi." itu yang dikatakan Sasuke.
Hati kecil Hinata semakin gelisah, jantungnya terasa dipelintir, rasa sesak mulai memenuhi dadanya. Akhirnya kenyataan menaparnya juga. Bagaimana mungkin Sasuke akan mengorbankan banyak hal untuk gadis biasa seperti Hinata.
"Jika begitu," Sasuke berhenti melangkah saat kembali mendengar suara Hinata. Pemuda tinggi itu tidak menoleh, dia menunggu gadisnya melanjutkan kalimat yang menggantung.
Setelah helaan nafas yang cukup berat Hinata kembali melanjutkan, "kita sudahi saja sampai di sini."
Sasuke dapat mendengar dengan jelas getar suara Hinata di akhir kalimatnya. Kedua tangan mengepal keras, pemuda itu kembali berbalik menatap Hinata yang berada beberapa langkah di depannya.
"Apa?"
Sepasang kelopak mata terpejam sejenak menahan perasaan yang hampir meluap, Hinata kembali membuka suara.
"Apa kau berniat menjadikanku simpanan seterusnya?"
Sasuke kembali terdiam mendapat pertanyaan itu dari Hinata. Dia sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan gadis itu saat ini. Masih perlu banyak hal yang dipertimbangkan dan Sasuke masih belum siap. Seharusnya Sasuke bicara dan mengutarakan apa yang ada dipikirannya saat ini namun, pemuda itu takut jika pertengkaran mereka hanya akan semakin menjadi.
Hinata menggigit pipi dalamnya menahan tangis. Sungguh bodoh, dia terjatuh terlalu dalam, hingga berakhir dengan luka.
"Ini masih belum waktunya, Hinata. Kau harus sedikit lebih bersabar." hanya itu yang bisa Sasuke katakan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why ME? [SasuHina]
FanfictionHinata adalah seorang maid di kediaman keluarga Haruno. Dia sudah mengabdi selama bertahun tahun bersama kedua orangtuanya. Setelah kedua orangtuanya meninggal, Hinata hanya memiliki keluarga Haruno sebagai tempat untuk pulang. Hubungannya dengan no...