Hinata menatap pantulan dirinya di cermin, wajahnya terlihat sangat kusut. Terutama bagian mata, bagian itu sangat jelas menyorot kecemasan yang gadis itu rasakan sekarang. Dia mengusap gusar wajahnya lalu membasuhnya dengan air, dia sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Rasanya setiap keputusan yang dia ambil tidak membuat nasibnya lebih baik.Setelah cukup tenang, dia membereskan rambutnya hingga rapi---menggulungnya di atas kepala lalu, menghela nafas berat. Manik matanya turun melihat pakaian yang dia pakai sekarang---kaos milik Sasuke yang terlihat besar ketika ia pakai. Sebenarnya kenapa dia mau menuruti perkataan pemuda itu?
Hinata benar-benar payah menghadapi semua ini. Tapi, kali ini dia tidak mau kalah, bagaimanapun ikatan aneh di antara mereka berdua harus berakhir.
"Baiklah, kau pasti bisa." ujarnya pada pantulan dirinya di cermin.
Setelah semua urusannya sudah selesai, Hinata keluar dari kamar mandi Sasuke. Berjalan melewati kamar tidur dan berniat kembali ke ruangan depan. Gadis itu membuka kenop pintu dan membeku tepat setelah benda itu terbuka.
Mata bulat emerald menyorot tepat ke arahnya. Sakura yang tadinya tersenyum cerah, perlahan luntur. Kening lebarnya berkerut melihat Hinata yang sekarang berdiri di ambang pintu kamar Sasuke. Manik hijaunya turun memperhatikan penampilan gadis itu dari atas sampai bawah dengan tatapan tajam.
Untuk sejenak Hinata menahan nafas. Jantungnya berdebar lebih cepat dan kepalanya mulai terasa pusing. Dia melirik ke arah Sasuke dan Sakura bergantian, dia tidak bisa bergerak dari posisinya sekarang.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya gadis merah muda itu sedikit bingung.
Sakura melirik Sasuke---bermaksud meminta penjelasan. Tapi, pemuda itu hanya terdiam, seperti tidak berniat bicara sama sekali. Bibir Hinata terbuka sedikit, berniat berbicara tapi suaranya tak kunjung keluar saking gugupnya.
"Sa-sakura aku---aku hanya---" gadis itu tidak sanggup melanjutkan dan hanya gelagapan dengan airmata yang mulai menumpuk.
Apa yang harus dia katakan pada Sakura?
Tungkai ramping Sakura berjalan cepat menuju ke arah Hinata. Dia menatap gadis yang tertunduk itu dengan sorot tajam,
"Kenapa kau ada di sini?!" Sakura membentak penuh penekanan, gadis merah muda itu mendengkus tak percaya saat melihat Hinata yang hanya bungkam. Pikiran negatif terus berputar dalam kepalanya.
Kedua mata Sakura mulai berkaca-kaca, dia mengusap wajahnya gusar saat kembali menilik pakaian yang Hinata pakai---itu milik Sasuke. Ditambah dengan rambut yang basah dan dia keluar dari kamar pribadi milik tunangannya itu. Sakura kembali berbalik ke arah Sasuke yang masih terdiam sambil berdiri melipat kedua tangannya, seakan menikmati pertunjukan.
"Sasuke-kun, sebenarnya apa yang terjadi?"
Yang diberi pertanyaan mengangkat kedua alisnya bersamaan. Dia melirik Hinata yang masih menunduk, setelah itu dia tersenyum miring.
"Seperti yang kau lihat."
Sakura mendadak sesak, dia mendengus dengan nafas yang mulai terasa memberat, "Jangan bilang kalian---" gadis itu tidak melanjutkan kalimatnya, merasa tidak sanggup jika harus menerka sejauh itu.
Hinata baru saja akan menjawab sebelum mendengar suara Sasuke yang lebih dulu mengintrupsi,
"Aku tidak akan menyangkal apapun tuduhanmu." jawabnya santai, membuat Hinata mengangkat kepalanya terkejut dengan jawaban gila Sasuke.
Gadis itu menggeleng, "Tidak. Aku--aku akan jelaskan se--"
Plak!
Tamparan keras mendarat mulus di pipi kiri Hinata. Rasa panas menjalar ke seluruh wajah gadis itu, warna merah tanda telapak tangan Sakura tergambar sempurna di sana. Hinata tertunduk dalam, airmatanya turun dengan deras. Hancur sudah kehidupan Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why ME? [SasuHina]
FanfictionHinata adalah seorang maid di kediaman keluarga Haruno. Dia sudah mengabdi selama bertahun tahun bersama kedua orangtuanya. Setelah kedua orangtuanya meninggal, Hinata hanya memiliki keluarga Haruno sebagai tempat untuk pulang. Hubungannya dengan no...