[15]

3.5K 376 23
                                    


"Coba ingat aku."

Sepasang bola mata indah itu menatap heran pada manik elang di depannya. Isi kepalanya bertanya-tanya tentang apa yang harus ia ingat tentang pemuda ini. Hinata rasa ia mengingat semuanya, dimulai dari pertemuan awal hingga sekarang. Gadis itu memiringkan kepalanya ke arah kanan,

"Apa yang harus aku ingat?" tanya Hinata bingung. Sikap Sasuke sungguh aneh.

Sasuke hanya mendengkus diikuti senyuman miring. Hinata sama sekali tidak ingat ternyata.

"Tidak ada. Lupakan saja."

Hinata semakin dibuat bingung sekarang. Tadi ia dituntut untuk mengingat dan tidak lama pemuda itu bilang lupakan. Dasar aneh.

Hujan masih turun berupa tetesan-tetesan halus saat mereka turun dari mobil. Sasuke keluar terlebih dulu lalu diikuti Hinata di belakangnya. Kamar Sasuke berada di lantai dua puluh dari tujuh puluh lantai keseluruhan gedung itu.

Saat di dalam lift Sasuke melirik Hinata yang berdiri sedikit jauh di sampingnya. Gadis itu menjaga jarak. Meski begitu, Sasuke sangat menyukai Hinata yang memakai pakaiannya. Jaket hitam yang tadi ia berikan sukses membuat tubuh kecil gadis itu hampir tenggelam, bahkan kedua tangannya  tidak terlihat. Merasa diperhatikan Hinata menoleh ke arah pemuda di sampingnya dan mendapati Sasuke tengah memperhatikannya tanpa berkedip.

"A-apa yang kau lihat?!"

"Kau."

Gadis itu melotot sambil melangkah menjauh. Sasuke hanya menyeringai melihat reaksi Hinata. Gadisnya sangat menggemaskan. Dengan tubuh yang hampir bergetar karena rasa cemas dan sedikit takut, Hinata terus mengamati lampu di atas pintu lift yang menunjukkan di lantai berapa mereka berada sekarang. Rasanya begitu lambat, ditambah tidak ada orang yang naik selain mereka berdua.

Saat suara dentingan lift terdengar, Hinata diam-diam menghela nafas lega sekaligus mengucap syukur dalam hati. Sasuke melangkah santai, membiarkan Hinata mengekor di belakangnya. Hanya ada suara langkah kaki mereka yang terdengar, namun itu sama sekali tidak mengganggu keduanya. Saat sampai di pintu yang dituju, Sasuke menekan password lalu setelah memastikan Hinata masuk dan pintu terkunci baru dia berjalan lebih ke dalam ruangannya.

Berbeda dengan Sasuke yang sudah menempatkan diri di atas sofa, Hinata malah berdiri tidak jauh dari pintu masuk. Dia sengaja tidak masuk lebih jauh untuk menghindari pemuda di depannya melakukan hal yang di luar dugaan.

"Jadi, akhirnya kau memilih tinggal, ya." ujar Sasuke langsung, sekarang ia sedang menyandarkan kepalanya pada sofa dengan mata yang terpejam.

Tidak ada tanggapan dari Hinata, dia masih tetap dalam posisinya. Menenangkan hati dan pikirannya yang sama-sama kacau saat kembali ingat jika keputusannya terlalu beresiko. Sasuke tersenyum samar sebentar sebelum akhirnya beranjak dari posisi dan menatap Hinata langsung untuk mengetahui bagaimana ekspresi gadis itu sekarang. Tidak jauh dari dugaannya, sangat kusut.

"Bisakah kita sudahi saja? Tidak ada untungnya kau mempermainkan aku seperti ini, Sasuke-san." Hinata menghela nafas kasar, dia sungguh tidak tahu apa tujuan pemuda di depannya ini.

Wajah Sasuke kembali datar, mata hitamnya menatap Hinata tajam. Dari semua pemilihan kata gadis itu tidak ada yang dia sukai. Dengusan keluar dari Sasuke, dia jadi menertawakan dirinya sendiri sekarang. Perasaannya sekarang sungguh tidak bisa di tebak, dia terlalu terombang-ambing antara hanya ingin mempermainkan atau benar-benar menyukai Hinata. Dia juga tidak bisa membedakan antara hanya rasa penasaran atau serius tertarik pada gadis manis di depannya.

"Duduklah dulu, Hinata."  ujar Sasuke mengabaikan perkataan gadis itu barusan.

Hinata tetap bergeming membuat bungsu Fugaku itu mendesah kasar, setelahnya dia berdecak kesal. "Hinata, setidaknya kita bisa membicarakan ini sambil duduk. Juga, ganti dulu pakaianmu, aku tidak mau kau sakit."

Why ME? [SasuHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang