[ini bukan lanjutan kemaren, tapi kejadian jauh hari sebelum itu.]_____
Uzumaki Naruto adalah pemuda dengan kepribadian yang bagus. Dia selalu menjadi salah satu moodbooster untuk teman-temannya. Selain selalu ceria dia juga mudah bergaul dengan siapapun, dia sangat pandai mengambil perhatian oranglain. Tidak terkecuali Hinata, gadis itu dapat dengan mudah dekat bahkan semakin akrab dengannya.
Bahkan dalam beberapa kesempatan, Naruto datang untuk menghibur Hinata saat keadaan sulit. Membuat gadis itu merasa Naruto berperan penting dalam kehidupan sekolahnya yang terasa berat. Sikap Naruto yang hangat dan tidak pandang bulu membuatnya sedikit lebih berani untuk melewati batas yang dia buat. Setidaknya, Hinata ingin merasa hidup dan tidak meratapi kemalangannya terus menerus. Tidak mendapat pengakuan sebagai teman dari Sakura membuat nyalinya seketika menciut untuk mencoba bergaul dengan siswa siswi lain, ditambah dengan tatapan merendahkan mereka membuat Hinata semakin yakin jalan yang dipilihnya memang tepat. Tapi Naruto, dia berbeda.
Meskipun dia tahu Hinata tidak lebih daripada seorang maid di mata Sakura, Naruto tetap menjalin hubungan pertemanan yang baik dengannya. Dengan begitu, kini dia merasa bahwa Naruto adalah salahsatu orang yang berharga.
"Aku tidak ingin melihat atau mendengar kau dekat dengan si kuning itu lagi."
Perkataan Sasuke di hari itu membuatnya resah. Jika dia sudah berkata demikian pasti dia tidak main-main. Hati Hinata dongkol setengah mati, dia merasa pemuda Uchiha itu sangat gemar menindasnya dengan cara seperti ini. Beban hidupnya saja sudah lumayan berat, ditambah oleh permainan konyolnya membuat Hinata hampir gila. Hari demi hari yang dia lewati, sudah tidak terhitung lagi berapa kali pertengkaran dan ancaman yang terjadi.
Hinata perlahan mulai terbiasa menjalani hari-harinya yang buruk. Pertengkaran dan rasa takut yang tadinya selalu dia dapatkan dari Sasuke kini mulai mereda. Keduanya tetap menjalani hubungan tidak masuk akal mereka dan entah harus disyukuri atau disesali, mereka semakin harmonis. Sudah tidak ada pemberontakan lagi.
Cara Hinata agar lepas dari Sasuke adalah membuat pemuda itu merasa bosan padanya. Dengan bersikap menurut seperti anjing kecil yang manis, dia berusaha mengundang perasaan jenuh pemuda itu. Namun, sepertinya hal itu tidak terlalu berhasil, yang terjadi malah Sasuke semakin menempel pada Hinata. Bahkan tidak jarang dia merasa sangat kewalahan dengan sikap Sasuke yang mulai manja padanya.
Sering kali teman-teman Sasuke---Suigetsu, Karin dan Juugo menjadi saksi atas hubungan gila mereka berdua. Mereka bertiga bahkan sudah biasa melihat Sasuke yang seharian hanya melakukan cuddle dengan kekasihnya itu. Ugh.
Di samping hubungannya dengan Sasuke yang membuatnya lelah. Hinata tetap memilih berteman dengan Naruto. Meskipun dia harus melalui beberapa perdebatan dengan Sasuke yang berkali-kali membuatnya merasa dalam bahaya. Gadis itu tetap bersikukuh ingin agar Sasuke tetap mengijinkannya berteman dengan Naruto. Hinata menjadikannya sebagai salah satu syarat dia tetap bersama Sasuke dan ajaib, pemuda itu setuju meskipun sedikit tidak rela.
Sebenarnya Hinata bisa saja bertemu dengan Naruto secara sembunyi-sembunyi. Namun, dia tahu resiko jika Sasuke mengetahuinya akan seperti apa. Jadi, Hinata memilih jalan yang paling aman. Meskipun kedekatannya dengan Naruto pasti akan diawasi oleh pemuda Uchiha itu.
***
Di tengah musim panas yang terik Hinata berlari kecil menuju atap gedung olahraga sambil membawa kantong plastik di tangannya. Saat dia membuka pintu, di sana sudah ada Naruto yang sedang menatap ke arah taman belakang sekolah. Gadis itu mengambil es loli yang dia bawa dari kantong dan memberikan sebelah potongannya pada Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why ME? [SasuHina]
FanfictionHinata adalah seorang maid di kediaman keluarga Haruno. Dia sudah mengabdi selama bertahun tahun bersama kedua orangtuanya. Setelah kedua orangtuanya meninggal, Hinata hanya memiliki keluarga Haruno sebagai tempat untuk pulang. Hubungannya dengan no...