“Bersiaplah, Hinata.”Setelah mengatakan hal itu, wajah Sasuke semakin mendekat. Dengan cepat dia menyambar bibir gadis itu dengan kasar, membuat Hinata meronta sambil memukul dada Sasuke agar melepaskannya. Kedua tangannya meremas kemeja pemuda itu keras lalu mendorongnya dengan kuat.
Sasuke menyeringai sesaat setelah melepaskan tautan mereka. Dia menyeka sudut bibirnya, sambil terkekeh dia bergumam, “Tidak buruk.”
“Apa yang baru saja kau lakukan?!” jerit Hinata. Tentu saja dia kaget bukan main, ini pengalaman pertamanya.
“Menciummu.” jawab Sasuke enteng, membuat gadis di depannya mendengus tidak percaya.
Kedua mata bulan itu berkaca-kaca karena tidak tahu harus berbuat apa. Ingin marahpun dia tidak akan bisa mengembalikan ciuman pertamanya. Hinata mengigit bibir bawahnya, menahan kesal. Dia baru saja akan beranjak dan pergi dari sana namun, sebuah suara menginterupsi.
“Yo! Sasuke, kau harus lihat hasilnya.” seorang siswa yang belum pernah Hinata lihat, dia memiliki rambut bewarna biru aneh dengan badan yang kecil.
Siswa itu mendekat pada Sasuke, sambil melambaikan ponselnya. Hinata memiliki firasat buruk saat melihat setiap langkah siswa itu ketika menuju Sasuke. Pemuda berambut raven itu tersenyum puas melihat sesuatu yang ditunjukkan oleh siswa tadi. Mata hitamnya beralih menuju Hinata, dia menyeringai sebelum berkata,
“Kerja bagus, Suigetsu.”
****
Hinata membanting tubuhnya ke atas tempat tidur, memejamkan matanya sebentar sambil menghela nafas panjang. Kejadian sebelum pulang tadi menguras cukup banyak tenaganya, mungkin karena disertai sedikit emosi. Gadis itu terdiam cukup lama sambil menatap langit-langit kamarnya.
Mengingat kejadian tadi, membuat rasa kesalnya membuncah. Sebenarnya Hinata sangat takut dan was-was, mengingat Sasuke adalah tunangan Sakura. Entah apa yang akan dilakukan keluarga Haruno terhadapnya jika mengetahui tentang ini.
Setelah menenangkan diri sejenak, Hinata beranjak dari posisinya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai dan siap dengan pakaian santainya, gadis itu berniat menuju dapur untuk membuat makan malam. Namun, suara ponsel yang dia simpan di atas nakas menyita perhatiannya.
Hinata mengambil benda persegi itu, dia mendapatkan sebuah pesan. Dari nomor yang tidak dikenal. Jari lentiknya menekan ikon di sana guna membuka pesannya. Setelah beberapa saat gadis itu terbelalak dengan tangan yang sedikit bergetar.
Layar persegi itu menunjukkan sebuah foto di sana. Dua orang berseragam yang sama di bawah sinar jingga di lorong sekolah, sedang berciuman. Jika dilihat sekilas mereka seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. Si gadis berambut indigo di dalam foto terlihat begitu agresif dengan kedua tangan yang seperti tengah menarik kerah pemuda di depannya.
Hinata masih syok dia bahkan seperti kehilangan rohnya sejenak. Tidak lama ponselnya kembali berbunyi tanda pesan yang masuk, Hinata segera membukanya. Masih dari nomor yang sama, kali ini berupa teks. Di sana tertulis,
‘Kau terlihat sangat agresif di sana. Aku tidak sabar ingin mencobanya lagi.’
Hinata bingung harus bersikap bagaimana, sekarang dia takut setengah mati. Kemungkinan terburuk terus berputar di dalam kepalanya, dimulai dari foto itu tersebar di sekolah, Sakura yang pasti akan membencinya dan yang paling mengerikan keluarga Haruno yang menendangnya ke jalanan.
Apa yang harus dia lakukan? Jika Uchiha Sasuke mengangap ini sebagai sebuah guyonan, ini sama sekali tidak lucu. Pemuda itu pasti sakit jiwa.
Kesadaran Hinata kembali saat mendengar nada sambung pada ponselnya, meskipun tanpa nama seperti itu dia tahu pasti si Uchiha yang menelponnya. Hinata mengangkat panggilannya dengan rasa kesal yang sudah di ubun-ubun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why ME? [SasuHina]
FanfictionHinata adalah seorang maid di kediaman keluarga Haruno. Dia sudah mengabdi selama bertahun tahun bersama kedua orangtuanya. Setelah kedua orangtuanya meninggal, Hinata hanya memiliki keluarga Haruno sebagai tempat untuk pulang. Hubungannya dengan no...