“Besok kau harus menyiapkan bentou untukku, datang ke atap setiap jam istirahat dan jangan pernah membantahku.”Itu adalah kalimat terakhir dari Sasuke sebelum bel pulang berbunyi. Tidak disangka dia bisa begitu banyak bicara pada Hinata. Padahal jika gadis itu perhatikan, Sasuke kadang sama sekali tidak menjawab pertanyaan ataupun ocehan teman-temannya. Pemuda itu lebih sering bergumam tidak jelas sebagai tanggapannya.
Hari masih terlihat gelap di luar sana tapi, Hinata sudah sibuk berkutat dengan pisau dan penggorengan. Memotong tomat untuk toping sambil menggoreng telur dadar. Dia terpaksa harus memasak lebih banyak dari biasanya mulai sekarang. Dia tidak habis pikir, kenapa anak sekaya Sasuke harus meminta bentou padanya? Padahal, secara ekonomi seharusnya pemuda itu mampu membeli bekal dengan lauk mahal nan enak buatan para chef restoran terkenal.
Jam dinding yang menggantung di atas rak piring menunjukkan pukul 7 pagi. Setelah meletakkan nasi dan lauk ke dalam dua kotak bekal, Hinata segera pergi ke kamar dan mandi untuk bersiap pergi ke sekolah.
****
“Hinata, kau membuat dua bekal?” sahutan dari Sakura terdengar saat Hinata baru saja datang ke dapur sambil membawa ransel sekolahnya.
Gadis berambut gelap itu melirik dua kotak bekal yang masih berada di atas pantry tepat di depan Sakura. Berusaha tenang, Hinata mendorong salah satunya lebih dekat pada sang nona muda. Dengan senyuman kecil Hinata membuka suara, “Untukmu.”
Sakura mendengus geli, lalu berbalik berjalan meninggalkan Hinata. “Tidak perlu, aku pasti membuangnya nanti.” mengangguk perlahan, Hinata sudah menduga apa jawabannya.
Dengan perlahan Hinata memasukkan kedua kotak itu ke dalam tasnya. Syukurlah Sakura tidak mengambilnya, karena sedari awal itu memang bukan untuk gadis itu 'kan?
Belum beberapa lama, Sakura kembali berbalik sambil menatap Hinata. “Hinata-chan, beberapa hari ini Naruto menanyakanmu,”
Mata bulat Hinata terperangah, seulas senyuman menggoda terpatri di wajah Sakura. Seakan memberi kode jika teman kuningnya memiliki ketertarikan pada teman di depannya ini. “temui dia sesekali, Ne?”
****
Hinata baru saja tiba di sekolah, dia baru saja akan pergi ke kantin untuk membeli susu kotak untuk mengawali harinya, seperti biasa.
Di perjalanan dia bertemu dengan pemuda yang tadi pagi Sakura bicarakan. Mata birunya menyipit saat tersenyum lebar ke arah Hinata. Naruto melambaikan tangan sambil menyapa gadis itu ceria,
“Hinata-chan! Ohayou.”
“Ohayou, Naruto-kun.” balas Hinata dengan senyuman manisnya.
Keduanya saling melempar senyuman, bahkan tanpa sadar kedua pipi ranum Hinata memerah merona. Ada sedikit rasa aneh yang bergelayutan di dada kirinya. Dengan segera gadis itu kembali berjalan menjauhi Naruto.
“Kau mau ke mana?”
“Kantin.” jawab Hinata seadanya. Pemuda kuning itu masih mengekor pada Hinata sampai gadis itu selesai dengan urusannya.
Bisa Hinata lihat, pemuda itu mengambil satu kaleng soda dingin—di pagi hari. Gadis itu tersenyum aneh melihat tingkah Naruto pagi itu, namun dia tidak ingin bertanya.
“Ne, Hinata-chan. Beberapa minggu ini kau tidak bergabung dengan kami, kenapa?”
Ternyata tanpa diminta Naruto mulai memperjelas maksud dari tingkahnya. Mata Hinata bergerak ke samping memikirkan alasan paling tepat untuk menjawab pertanyaan Naruto. Tersenyum tipis gadis itu menjawab dengan hati-hati,
KAMU SEDANG MEMBACA
Why ME? [SasuHina]
FanfictionHinata adalah seorang maid di kediaman keluarga Haruno. Dia sudah mengabdi selama bertahun tahun bersama kedua orangtuanya. Setelah kedua orangtuanya meninggal, Hinata hanya memiliki keluarga Haruno sebagai tempat untuk pulang. Hubungannya dengan no...