Mingyu termenung dan tenggelam dalam pikirannya yang gelap, ucapan Jun tadi membuat dirinya memutar kembali kenangan kenangannya bersama Wonwoo.
Berulang kali Wonwoo menunjukkan bahwa dirinya mengingat semuanya tapi kenapa Mingyu bisa terbodohi dengan semua itu?
Dari awal saat Wonwoo bertemu orang tuanya.
Saat Wonwoo ingin pergi ke perpustakaan.
Saat Wonwoo dan dirinya pergi ke pantai.
Maksud Mingyu, bagaimana seorang yang amnesia bisa mengingat rasa rasa yang sebelumnya ada?
Seharusnya Wonwoo canggung saat bertemu dengan keluarganya karena ia melupakan paras keluarganya.
Seharusnya Wonwoo tidak pergi ke perpustakaan kota karena ia melupakan hobinya.
Seharusnya Wonwoo tidak sesenang itu saat mereka pergi ke pantai karena ia melupakan kenangannya.
Mingyu mengecap dirinya sendiri sebagai pria bodoh saat ini karena pemikirannya dan kepercayaannya bahwa Wonwoo tidak akan mengkhianatinya malah membuat dirinya sendiri terlihat seperti idiot.
Wonwoo, melukai harga dirinya.
Ia bangkit dari kursinya dan membawa pistol bersamanya, mendatangi Wonwoo yang sedang duduk di kasur membaca sebuah buku.
Melihat Mingyu datang menodongkan pistol ke arahnya kembali membuat Wonwoo lemas.
"Kau membohongiku?" suara berat Mingyu bergetar.
Tidak hanya itu, tangannya juga bergetar.
Ini kali pertama ia merasa berat untuk membunuh seseorang.
Jantung Wonwoo rasanya ingin lepas.
Hal yang paling ia takuti kini hadir di depan matanya.
Mingyu yang ingin membunuhnya, kini ada di depannya saat ini.
"A—aku bisa jelas—"
"JAWAB AKU APA KAU MEMBOHONGIKU JEON WONWOO?!!"
Hilang sudah keberanian Wonwoo dan seluruh tenaganya, "Kak..."
"Kau pikir karena aku mencintaimu jadi kau bisa mengkhianatiku semaumu?"
"KAU PIKIR KARENA AKU MENCINTAIMU KAU BISA MEMBOHONGIKU JEON WONWOO?!"
Bukan air mata Wonwoo yang jatuh, tapi air mata Mingyu yang jatuh terlebih dahulu.
Bayangkan seorang mafia nomor satu di Korea menangis di hadapanmu karena kau melukai hatinya.
Jelas kau akan merasa bersalah dan itu juga terjadi pada Wonwoo.
Wonwoo merasa bersalah.
"Aku mempercayaimu, tapi lihat apa yang kau lakukan padaku?"
Mingyu masih menangis tapi senyuman juga terukir di wajahnya dan itu seram.
"Selamat tinggal Jeon"
Dor!
"Tuan—ASTAGA WONWOO!!!!"
-🌅-
Malam datang dan Mingyu duduk di taman belakang, sama seperti hatinya. Langit begitu gelap tanda bahwa hujan akan turun tapi ia tidak peduli.
Ia kesal.
Marah.
Kecewa.
Sedih.
Ternyata begini rasanya patah hati.
Mingyu bersumpah setelah Wonwoo ia tidak akan membiarkan dirinya jatuh cinta lagi.
Ia benci rasa ini.
Rasanya menyesakkan.
Tak lama kemudian hujan turun membasahi bumi, Mingyu masih tidak pindah dari tempatnya.
Ia membiarkan dirinya basah terkena air hujan.
Tapi rasanya seseorang memayungi dirinya, oh itu Minghao.
"Tuan, ayo masuk. Hujannya sangat deras, bagaimana kalau ada petir?" tanya Minghao tak di gubris oleh Mingyu.
"Kau sudah mengurusnya?" tanya Mingyu.
Minghao mengangguk dengan beratnya, "Sudah tuan"
"Tuan—"
"Masuklah Hao, biarkan aku menikmati hujan ini" ucap Mingyu dengan suaranya yang masih sendu.
"Tapi tuan—"
"Kubilang pergi, Hao"
Suara Mingyu semakin berat, membuat Minghao akhirnya menuruti ucapannya.
Dibelakang sana ada beberapa pelayan dan Chaeyeon yang masih tenggelam dalam tangisannya.
Mingyu menghela nafasnya, "Hey semesta, lihatlah aku yang sudah kehilangan cintaku untuk yang kedua kalinya. Sudah kubilang kan? Cinta itu hanyalah omong kosong! Aku tidak membutuhkannya!"
Sad ending.
Becanda sayang😜
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lies ; Meanie ✔️
FanfictionBook 1: Lies Book 2: Truth Mingyu membunuh seseorang, Wonwoo tidak sengaja melihatnya. Berbohong adalah jalan ninja Wonwoo, tapi siapa sangka dia malah semakin terikat dengan mafia itu? •bxb. •mpreg. •no kids allowed. •Collab with you make us stay.