26

5.8K 665 35
                                    

"Dengar, sebentar lagi kita akan menyerang markas SKZ. Ini bukan masalah harga diri, kalau kalian sudah terluka parah. Aku mau kalian mundur, mengerti? Aku tidak mau kehilangan satu anggota pun" ucap Mingyu membuat para anggota merasa tersentuh.

"Relax man, you won't lose any. We won't. We all got each others back, right?" ucap Jisoo disambut anggukan para anggota.

'Gak bisa basa enggressㅠㅠ' -Seokmin.
'Seok ntar dulu ngelawaknya, lagi pada deg degan nih' -Author.
'Iya iya maap thor, maap reader' -Seokmin.

"Y'all ready?" tanya Mingyu.

Para anggota mengangguk.

"Let's move!"

-🌅-

"Aw"

Satu kata keluar dari mulut Wonwoo membuat sang kakak langsung bereaksi.

"Wonwoo! Oh ya tuhan!" Jeonghan langsung memanggil dokter untuk mengecek kondisi Wonwoo.

"Syukurlah kau sudah bangun, apa ada efek samping yang kau rasakan?" tanya dokter.

Satu hal yang ingin Wonwoo tanyakan, "Aku...siapa?"

Jeonghan membulatkan matanya dikala sang adik melempar pertanyaan seperti itu.

"Kau Jeon Wonwoo! Kenapa kau menanyakan hal itu??" tanya Jeonghan.

"Jeon..Wonwoo? Maaf, tapi kau siapa?"

Jeonghan benar benar tidak percaya, adiknya...

Sang dokter meminta Jeonghan untuk berbicara diluar ruangan dan Jeonghan menurutinya.

"Sepertinya adik anda lupa ingatan"

Air mata Jeonghan keluar, "Bagaimana bisa dok?"

"Kami akan mengecek lebih jauh untuk bagian kepalanya, apakah kepalanya sempat terbentur atau tidak dan apakah kepalanya terluka atau tidak" ucap sang dokter.

"Apakah bisa diobati dok?" tanya Jeonghan, "Apakah ingatan adik saya bisa kembali?"

"Bisa, tapi tolong jangan memaksakannya untuk mengingat sesuatu. Pelan pelan saja atau dia bisa merasa sakit" ucap dokter.

Jeonghan mengangguk, ia benar benar tersesat.

"Yang kuat ya, kalau begitu saya permisi"

"Terima kasih dok"

Jeonghan memasuki ruang rawat inap Wonwoo, "Wonwoo?"

Wonwoo menatap ke arah Jeonghan, matanya benar benar memancarkan aura orang asing.

Wonwoo benar benar melupakannya.

"Oh hallo"

Lihat, bagaimana dia menyapa Jeonghan dengan sapaan yang sangat formal itu.

"Wonwoo, ini aku Jeon Jeonghan. Kakakmu" ucap Jeonghan.

Wonwoo agak kebingungan tapi ia berusaha mencerna semuanya, karena ia tidak bisa mengingat satu hal pun.

"Ma—maaf aku tidak bisa mengingat apapun tentang kamu—eh kakak maksudku" ucap Wonwoo.

"Tidak apa apa, pelan pelan saja. Kata dokter kau bisa sembuh perlahan lahan" ucap Jeonghan dengan air matanya yang masih menetes.

"Apa aku menyakiti kakak?" tanya Wonwoo.

Jeonghan menggeleng, "Seharusnya aku memaksamu untuk ikut aku ke toko buku, dengan begitu kau akan selamat dan kau tidak melupakan kami"

"Memangnya apa yang terjadi padaku kak?" tanya Wonwoo.

"Restaurant orang tua kita di hujani tembakkan dan kau ikut tertembak, kau hampir meninggal dan saat kau sadar...kau melupakan kami" jelas Jeonghan, "Maafkan aku yang tidak bisa menjagamu dengan baik Wonwoo"

Wonwoo masih bingung tapi dia tidak bisa membiarkan pria yang mengaku sebagai kakaknya ini tersiksa seperti itu kan?

"Kak, ini bukan salahmu. Tolong jangan salahkan dirimu" ucap Wonwoo.

Jeonghan menggeleng, "Aku adalah seorang kakak yang buruk"

"Ti—"

"Wonwoo!"

Orang tua Wonwoo datang dalam keadaan panik setelah mendengar kabar dari rumah sakit bahwa anak mereka sudah sadar.

Wonwoo memiringkan kepalanya, "Ini..."

"Ah, ini ibu dan ini ayah Wonwoo" ucap Jeonghan membuat kedua orang tua Wonwoo bingung.

"Ibu, ayah. Wonwoo lupa ingatan"

Seketika tangisan ibu pecah lagi, hatinya sungguh hancur. Bagaimana tidak? Anak yang ia kandung 9 bulan 10 hari itu melupakannya dalam beberapa jam.












To be continue...

Lies ; Meanie ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang