22

5.9K 633 15
                                    

Semuanyaaa, semangat ya!💜💚

-🌅-

Hari hari berlalu, bulan bulan juga berlalu, Mingyu juga merasa lebih baik dari bulan ke bulan kecuali hatinya yang merindukan seseorang.

Tak terasa sudah 6 bulan sejak kejadian itu.

Kejadian dimana ia melepaskan pelurunya ke arah Wonwoo dan membuat pria itu menghilang selamanya dari hadapannya.

Tapi kehilangan orang yang ia cintai tidak membuat hatinya menjadi lemah, Mingyu menjadi lebih dingin, kejam dan keji dari sebelumnya.

Minghao mulai mengkhawatirkan Mingyu yang tidak memperhatikan tubuhnya sendiri dan sibuk menagih hutang pada orang orang yang berhutang padanya.

Membunuh mereka padahal tanggal jatuh tempo belum sampai ke titiknya.

"Tuan, ini sudah orang ke 5 yang anda bunuh hari ini. Bisaka—"

Mingyu memberi tanda Minghao untuk menutup mulutnya, "Orang yang tidak berguna harus aku musnahkan"

"Saya tidak melarang anda tuan, tapi kali ini tuan sudah berlebihan. Lihat betapa kurusnya tubuh tuan saat ini, tolong perhatikan juga kesehatan anda tuan" jelas Minghao.

"Ucap orang yang tubuhnya lebih kurus dariku" balas Mingyu dengan sarkasnya.

Tidak, Mingyu tidak pernah berkata sekasar ini pada Minghao sebelumnya.

-🌅-

Perjalanan pulang menyisakan helaan dari mulut seorang Kim Mingyu seraya mereka melalui restaurant orang tua Wonwoo yang saat ini juga menjadi sangat ramai.

"Mereka mulai membuka restaurant itu sejak 1 bulan yang lalu tuan"

Mingyu menatap Minghao dengan tatapan, 'Kau pikir aku peduli?'

"Jeon Jeonghan juga mengundurkan diri dari perusahaan 2 bulan yang lalu"

"Kau berbicara hal itu seakan akan aku peduli dengan hal itu" Mingyu memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya ke jok mobil.

'Ya, Kim Mingyu. Kau peduli dengan hal itu', batin Minghao.

Sungguh kalau Mingyu bukan atasannya, mungkin Minghao akan mengeluarkan semua sumpah serapahnya karena tuannya ini sangatlah keras kepala dan benar benar menolak fakta bahwa di kepalanya ia hanya bisa memikirkan Wonwoo.

-🌅-

Mansion Mingyu ramai.

Tidak, kali ini bukan karena keributan.

Melainkan kawan kawan Mingyu datang untuk berkumpul bersama.

"Hey Kim" Seungcheol dan kawan kawan memasuki ruang tengah dan duduk di atas sofa.

"Ew, kau tidak membersihkan tubuhmu?" tanya Seokmin sambil melihat keadaan Mingyu saat ini.

Pria itu duduk lemas di atas sofanya dengan darah yang masih menempel di jasnya dan tangannya.

"Aku benci berada di situasi seperti ini" ucap Mingyu dengan tatapannya yang kosong.

Kawan kawannya tau apa yang Mingyu maksud, Minghao yang menceritakan semuanya.

"Kau tau betapa kosongnya diriku saat ini? Aku benci diriku yang seperti ini, ini membuatku merasa seperti aku bisa dibunuh kapan saja" ucap Mingyu.

Seungcheol memindahkan tubuhnya untuk duduk disamping Mingyu, mengabaikan bau amis yang berasal dari tubuh Mingyu itu.

Seungcheol menepuk bahu Mingyu, "Kami ada disisimu, tidak ada yang bisa membunuhmu gyu"

"Aku benci menjadi lemah seperti ini dan semua ini karna cinta sialan itu" Mingyu mendengus kesal, "Aku harus pergi"

"Stop!" Jihoon menahan Mingyu dengan tubuhnya yang mungil.

Orang yang ada disana tau apa yang akan terjadi kalau Jihoon sudah mengambil tindakan seperti ini.

Ya, mereka akan ribut besar.

"Kemana otakmu Kim Mingyu? Aku akan mengesampingkan posisimu sebagai atasanku, aku berdiri disini sebagai kawanmu sejak kecil" ucap Jihoon yang mulai menaruh tangannya di kedua pinggangnya saat ini memasang wajah kesalnya.

"Ji—"

"Diam soo! Biar aku menamparnya untuk menyadarkannya"














To be continue...

Lies ; Meanie ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang