part 35 || berantem

126 38 4
                                    

~pendam amarah mu, atau dia akan mengendalikan dirimu.~


H A P P Y  R E A D I N G 🦋

"Lo nyadap hp Keila?" tanya mereka semua dengan kompak sambil terkejut.

"Bukan cuma Keila, Ana sama Zara juga." jawab Alvaro dengan santai. Sedangkan teman temannya hanya melongo melihat aksi yang di lakukan Alvaro.

"Privasi mereka bego." celetuk Alvi tiba tiba

"Kita gak bakalan ganggu privasi mereka."

"Gak ganggu gimana, ini sama aja kita ngerusak privasi mereka." Alvi sepertinya tidak setuju dengan apa yang di lakukan oleh Alvaro.

Sedangkan Alvaro hanya cuek bebek saja, lalu dia kembali memainkan tangannya di keyboard laptop milik gibran. Dengan sangat lincah dia memainkan jarinya. Tidak butuh waktu lama, kini dia sudah berhasil masuk ke akun Whatsapp Keila.

"Dia juga di ancem?" celetuk Gibran tiba tiba, lalu Alvaro melihat percakapan milik Keila.

"Ya iyalah, kan dia targetnya." ungkap Alvaro

"Si keila nantangin anjir." ucap Alvi sambil tertawa melihat jawaban Keila saat di ancam.

"Nomornya beda sama yang nelfon gue tadi sore." ucap Dion tiba tiba saat dia memperhatikan nomor yang mengancam Keila.

"Mana coba liat nomor nya." Dion memberikan hp nya kepada Alvaro untuk mencocokan dengan nomor yang men chat Keila.

"Iya beda." gumam Alvaro lalu dia kembali memainkan jari jari lentiknya di laptop itu.

Tidak butuh waktu lama untuk Alvaro mendapatkan informasi mengenai nomor tersebut. Dia langsung menunjukkan kepada teman temannya.

"Nomor yang ngancem Keila ada di deket sekolah kita. Sedangkan yang ngancem Dion ada di Jalan Cempaka." jelas Alvaro seraya menatap teman temannya satu persatu.

"Gila hebat juga lo." puji Gibran menepuk nepuk tangannya.

"Gue kayak gak asing sama yang nomor Dion." ucap Alvi tiba tiba, lalu semua teman temannya menghadap kepada dirinya.

"Maksud lo?"

"Jalannya kayak gak asing."

"Lo tau?"

"Ya taulah bego, itu kan Jalan ke caffe tempat kita sering ketemu." terang Alvi sambil ngegas kepada teman temanya.

"Jalan Cempaka Alvian angkasa, bukan Jalan Cemara." jawab Dion mengoreksi ucapan Alvi, sedangkan Alvi hanya tersenyum bodoh, sudah salah malah ngegas.

"Bego banget si lo." celetuk Gibran sambil menyenggol bahu Alvi.

"ya maaf."

Alvaro lagi lagi memainkan jari jarinya di laptop Gibran, sedangkan teman temannya hanya menunggu apa yang akan di lakukan Alvaro selanjutnya.

"Buka yang Ana coba." celetuk Alvi tiba tiba, lalu dia di tatap oleh Alvaro.

"Tadi aja gak mau lo." sewot Alvaro karna tadi Alvi sempat menolak rencana Alvaro. Namun dengan cepat Alvaro langsung menyadap hp milik Ana. Tidak butuh waktu lama untuk Alvaro sekarang dia sudah berhasil, namun mereka sedikit terkejut.

"Lah si mak lampir jualan apaan dah kok pakek whattsap bu****" ucap Gibran tiba tiba saat dia melihat ke janggalan.

"Gak ada yang mencurigakan." gumam Alvaro lalu dia menutup laptop milik Gibran.

"Lo gak tau siapa pemilik nomor itu?" tanya Dion tiba tiba setelah dia diam saja.

"Skill gue belum sampe kesitu. Tapi besok gue bakalan coba." jelas Alvaro lalu mereka hanya mengangguk mengerti.

KEION [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang