part 40 || penjelasan

105 30 14
                                    


H A P P Y R E A D I N G 🦋

Hari sudah mulai malam, seperti biasa Keila akan duduk bersantai di teras kamarnya seraya memutar musik kesukaannya. Dia nampak tenang dan merasakan sensasi damai dengan angin malam yang menerpa tubuhnya.

Tapi tiba tiba saat dia sedang memejamkan matanya, tangannya tiba tiba sakit dan ngilu di bagian lukanya yang tadi. Keila hanya bisa meringis kesakitan dan langsung masuk ke dalam kamarnya lalu dia menutup pintu teras kamarnya.

"Kok ngilu sih." ucap Keila masih menahan rasa sakit di tangannya yang luar biasa.

"Arghhh."

"Sakittt."

Keila langsung saja turun dan berjalan ke kamar ibunya untuk meminta obat pereda ngilu. Dia sedikit berlari lalu sampai di depan kamar ibunya.

*tok tok tok

"Bu ini Keila."

Tidak butuh waktu lama, Nilam segera membuka pintu kamarnya dan melihat sudah ada putrinya yang sedang memegang tangan seraya menahan rasa sakit.

"Astagfirullah, kamu kenapa Kei?" tanya Nilam khawatir dengan wajah Keila yang sepertinya benar benar menahan rasa sakit.

"Sakit bu." tunjuk Keila kepada tangannya yang masih terbungkus perban.

"Kan udah ibu bilang tadi bawa ke dokter, kamunya malah ngeyel." omel Nilam, lalu dia segera membawa Keila menjauh dari kamarnya.

"Ke rumah sakit ya, ini pasti infeksi." ucap Nilam seraya mengambil kunci mobil, kaliini mau tidak mau Keila hanya mengangguk pasrah, karna tangannya benar benar sakit.

"Tunggu disini sebentar." perintah Nilam. Lalu dia segera masuk ke dalam garasi dan mengeluarkan mobilnya.

"Ayo naik."

Setelah mengatakan itu, Keila langsung naik dan mereka langsung menuju ke klinik. Di perjalanan Keila terus saja meringis kesakita, sedangkan Nilam sudah khawatir setengah mati, dia tidak ingin putrinya terluka.

Selang beberapa menit, mereka sampai di salah satu klinik terdekat dan langsung turun dari mobil.

"Masih sakit gak?" tanya Nilam saat dia sudah melihat Keila tidak meringis sepeti tadi.

"Masih, tapi gak sesakit kaya tadi." jawab Keila, lalu mereka segera masuk ke dalam klinik itu dan langsung menunggu antrian.

Selama menunggu, Nilam memberi tahu Kenza, bahwa Keila mendapat kan musibah tadi di sekolah. Mendengar ucapan ibunya, Kenza langsung terkejut dan langsung menanyakan semuanya kepada ibunya. Tetapi karna permohonan dari Keila, Nilam terpaksa berbohong dia hanya memberi tau bahwa tangan Keila tergores kaca di toilet.

"Keila azira argan." ucap salah satu perempuan yang keluar dari dalam ruangan periksa itu.

"Ayo kei." ajak Nilam seraya membantu Keila berdiri, padahal Keila masih bisa sendiri karna yang sakit bukanlah kakinya tetapi tangannya.

Setelah di dalam ruangan periksa, Dokter perempuan yang sangat cantik itu menyapa Keila dan ibunya dengan sangat ramah.

"Tangannya kenapa?" tanya Dokter itu seraya berdiri dan melihat tangan Keila yang di bungkus perban.

"Kegores pisau." jawab Keila sedikit meringis karna Dokter itu menyentuk lukanya.

"Saya buka ya." ucap Donter tersebut meminta izin kepada Keila. Sedangkan Keila hanya mengangguk saja.

"Ini bukan luka biasa, kenapa gak di bawa ke rumah sakit dari tadi." ucap Dokter tersebut membuat Nilam semakin khawatir.

"Ini bukan cuma goresan pisau, tapi sobekan yang dalam."

KEION [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang