part 9 || taktik alvaro

231 93 5
                                    

~mundur alon alon, saingan lo Dion~
-alvi


H A P P Y  R E A D I N G 🦋

Saat di dalam UKS. Alvaro sedang memakaikan plaster kain ke kaki Zara, tampak kaki yang luka tadi sudah terbungkus dengan sempurna.

"Selesai." ucap Alvaro lalu kembali bediri.

"Makasih ya al. Oh ya gue duluan ntar di cariin Keila sama Ana." balas Zara berterimakasih kepada Alvaro, lalu di angguki oleh Alvaro.

"Eh bentar deh Ra, lo mau tolongin gue gak?" tanya Alvaro lalu mencegah Zara pergi. Cie cie modus niyeee

"Tolongin apa?" jawab Zara lalu menghadap Alvaro.

"Bantuin gue, biar Dion mau temenan sama Keila." ucap Alvaro lalu membawa Zara keluar dari ruangan UKS.

"Ha... yakin lo bisa? gue si gayakin, Keila keras kepala." jawab Zara nampak ragu ingin menyatukan dua manusia keras kepala itu. Yang satu anak pertama yang satu anak kedua, perpaduan yang sangat meresahkan wkwk.

"Kita coba aja dulu." ucap Alvaro menatap mata Zara, dia ingin Zara membantunya.

"Caranya gimana?" jawab Zara seraya berjalan sedikit sedikit.

"Kita pura pura pacaran." ucap Alvaro menatap mata Zara. Fiks Alvaro modus ini.

Alvaro yang melihat Zara melotot lalu tau jawaban dari Zara.

"Lo santai aja. Kita lakuin ini dengan profesional, lo luluhin Keila buat maafin Dion, dan gue luluhin Dion buat minta maaf ke Keila." ucap Alvaro meyakini Zara.

"Lah,, terus buat apa kita pura pura pacaran?" tanya Zara kepada Alvaro.

"Ya biar kita lebih bisa ketemu dengan leluasa, gue bakalan bilang kalo lo pacar gue. Itu lebih meyakinkan kalo nanti kita bakalan sering ketemu buat bahas Dion sama Keila. Kalo nanti kita gak pura pura pacaran ya mereka bakalan curiga, ngapain kita sering ketemu kan." jawab Alvaro lagi lagi mencoba meyakinkan Zara.

"Kenapa harus gue? kan masih ada Ana, atau kita kerja sama semua." tawar Zara, sepertinya dia tidak mau terlibat jika hanya mereka berdua saja.

"Mulut Gibran lemes, terus Alvi terlalu jujur, mereka gak bisa di ajak kompromi." jawab Alvaro seraya membujuk Zara.

"Terus yang harus gue lakuin apa?" tanya Zara lagi.

"Lo cukup ikutin taktik permainan gue." ucap Alvaro sangat percaya diri.

"Jadi babu dong gue." celetuk Zara lalu menatap Alvaro.

"Astagfirullah gak gitu konsepnya Zara." ucap Alvaro mengacak rambutnya frustasi, benar benar polos batin Alvaro.

"Lah terus gimana?" tanya Zara menatap Alvaro dengan bodoh.

"Ikutin aja nanti apa yang gue bilang." ucap Alvaro lalu meninggalakan Zara.

"Ha... kagak audeh mending balik gue." gumam Zara lalu kembali kepada Ana dan Keila.

🦋🦋🦋

Saat sudah kembali ke meja teman temannya. Alvaro nampak diam tak bergeming. "bagaimana caranya biar bisa ngeyakini Dion." batin Alvaro.

"Woy kesambet entar baru tau rasa." ucap Alvi mengejutkan Alvaro.

"Brisik Vi." gumam Dion yang sedang memakan makananya.

"Ck, elah yaudeh." setelah mengucapkan itu Alvi diam, lalu meneruskan makannya. Setelah selesai makan mereka hendak kembali ke kelas, tapi tunggu. Kenapa Gibran malah muter balik?

"Woy lo mau kemana monyet." teriak Alvi kepada Gibran yang sedang menuju ke salah satu meja di kantin.

"Hai calon pacar." sapa Gibran kepada Keila. Yap, dia pergi ke meja tempat Keila sedang makan dengan teman temannya.

"Hai." sapa Keila dengan tersenyum santai. Dia bukannya menerima Gibran, Keila dicap sangat baik dan ramah. Jadi dia membalas sapaan Gibran, saat Keila memutar matanya, tatapan nya jatuh kepada Dion. "kenapa dia natap gue gitu." batin Keila ngeri dengan tatapan Dion yang tidak biasa.

"Ngapain lo kesini." ucap Ana mendelik sebal ke arah Gibran.

"Gue mau ketemu calon pacar gue lah. Ngapain lo sirik banget jomblo." jawab Gibran dengan muka menyebalkannya.

"Najis Keila gak mau punya pacar kayak lo." tambah Ana lalu hendak meninggalkan meja.

"Gue duluan." ucap Keila lalu menyusul Ana, sebelum pergi Keila lagi lagi melirik Dion yang masih menatapnya. "kok makin serem gini." batin Keila.

Zara yang melihat itu hanya senyum kepada Gibran dan pergi menyusul teman temannya.

"Udahlah, muka pas pasan jangan nyoba godain bidadari surga deh." ucap Alvaro lalu berjalan duluan.

"Apa apaan si, sok banget lu kaya udah cakep aja." jawab Gibran lalu berjalan sejajar dengan ketiga sahabatnya.

"Dion, gimana kelanjutan hubungan lo sama Keila?" tanya Alvaro sambil melirik Dion sekilas.

"Hubungan? gue gak berhubungan sama dia." jawab Dion acuh.

"Bukan gitu, maksut gue dia kan adik temen lo, lo gamau apa baikan sama dia?" tanya Alvaro kepada Dion.

"Gak tau." jawab Dion lalu masuk ke dalam kelas duluan.

"Ada yang gak beres sama Dion, biasanya dia selalu nolak gak gak gak mau. Tapi kaliini dia jawab gatau." ucap Alvaro kepada Gibran dan Alvi.

"Ini gimana si konsep nya, lo mau jodohin pacar gue sama Dion?" tanya tanya Gibran dengan wajah polosnya.

"mirror please! Keila gak mau sama lo monyet jadi jangan banyak bacot deh." ucap Alvi yang daritadi hanya mendengarkan Alvaro berbicara.

"Oh ya, tumben banget lo banyak bacot kaliini, habis pergi lama tadi emangnya lo dapet hidayah dari mana?" tanya Alvi kepada Alvaro, dia heran kenapa Alvaro kaliini banyak bicara, biasanya dia sangat mengirit kata katanya.

"Gak." ucapnya acuh lalu pergi menyusul Dion ke dalam kelas. Gibran dan Alvi hanya menghela nafas melihat Alvari kumat kembali.

"Temen lo Gib?" tanya Alvi menatap Gibran.

Gibran menggeleng. "Bukan Vi, temen lo kali." gitu aja terus sampe lebaran monyet.

🦋🦋🦋

Saat bel pulang sudah berbunyi Dion dan teman temannya keluar kelas dan menuju area parkiran. Entah sejak kapan isi kepala Dion jadi membayangkan Keila, dia tampak iba saat melihat Keila terjatuh tadi, namun dia sedikit tenang saat melihat Keila di kantin tadi sudah berjalan dengan benar.

"Mikirin apa si?" tanya Alvi kepada Dion yang daritadu tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

"Keila." satu kalimat yang lolos dari mulut Dion membuat ketiga sahabat nya terdiam. Apa ini? apa mereka gak salah denger, coba di ulangi lagi.

"Keila?" tanya Gibran kepada Dion.

"Eh enggak, sori salah." ucap Dion lalu menuju mobilnya.

"Sial keceplosan lagi." gumam Dion menahan malunya.

"Bener bener ada yang gak beres." ucap Alvaro kepada sahabat sahabatnya.

"Eh Gib, lo kayanya harus mundur deh. Soalnya lo gak bakalan mampu bersaing sama Dion hahahahah." tawa Alvi pecah kala melihat raut wajah Gibran yang kesal karna Dion tadi menyebut nama Keila.

"Ha., ngapain juga mundur orang gue gak maju dari tadi gue disini." jawab Gibran lalu pergi duluan.

"Goblok di pelihara." ucap Alvaro, lalu mereka semua benar benar pergi, mereka pulang kerumah masing masing menggunakan mobilnya masing masing.

🦋🦋🦋

hai semuanya, makasih buat kalian yang masih mau baca cerita aku, ini masih di awal awal emang amburadul maaf ya hehehe, kalian harus tunggu terus sampe nanti di konfliknya yau🦋🌈

semoga kalian suka dan terimakasih buat yang udah mampir dan ngasih vote. see you next part🌻✨

07 januari 2021

KEION [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang