21. Mengungkapkan Kebenaran

3.1K 340 26
                                    

Menerima kritik dan saran 😊

___

Taehyung hampir gila karena semalaman Jira tidak pulang. Sebagai suami, ia jelas merasa khawatir. Sebab sang istri yang berbadan dua tanpa kabar di luaran sana. Pikirannya bahkan sudah meliar ke mana-mana.

Dan, sekarang, pagi-pagi sekali wanita itu muncul tanpa rasa bersalah, tanpa menjelaskan kehilangannya semalam yang membuat Taehyung nyaris gila.

Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah Jira pulang cuma untuk mengambil semua barang-barangnya. Taehyung naik pitam. Selama ini Taehyung mencoba sabar menghadapi Jira. Tetapi wanita itu memang tidak bisa dibaiki. Taehyung menutup semua akses pintu apartemennya.

"Taehyung, minggir!" Teriak Jira sambil menenteng kopernya.

"Kau benar-benar tidak bisa menghargaiku sebagai seorang suami. Apa yang kau inginkan sebenarnya?" Taehyung tersulut emosi.

"Aku ingin berceraiㅡ"

"Tidak. Aku tidak akan pernah menceraikanmu."

"Kenapa? Bukankah kau tidak mencintaiku? Kau mencintai gadis lain, kan? Jadi lebih baik kita akhiri saja hubungan hampa ini."

Taehyung mendenguskan napas berat. "Aku mencintaimu." Ungkapnya terdengar begitu tulus.

Jira seketika tertegun ditempatnya. Ada perasaan ganjil saat Taehyung mengatakan kalimat itu. Tapi, sesegera mungkin Jira menampiknya.

"Sayangnya, aku masih mencintai mantan kekasihku. Aku menyesal karena dulu malah berselingkuh denganmu. Karena kau, bayi sialan ini ada. Aku membencinya, Taehyung. Jadi, biarkan aku pergi."

Sakit? Tentu saja. Taehyung mungkin belum mencintai Jira sepenuhnya. Tapi ia berusaha untuk berperan menjadi suami yang berguna bagi istrinya. Sepertinya usaha itu tidak akan mudah, sebab Jira tak mencintainya. Lagi.

"Baiklah. Aku akan membiarkanmu pergi. Tapi, aku tidak akan pernah menceraikanmu."

"Terserah,"

Jira mendorong tubuh Taehyung yang menghalangi pintu keluar. Dengan mudahnya Taehyung menyingkir.

"Jaga bayi kita." Pesan Taehyung.

Tubuh Jira tertahan ditengah pintu. Tanpa membalik badannya. Seperti menunggu lanjutan dari kalimat Taehyung.

"Walaupun dari awal bayi itu hadir karena ketidaksengajaan, tapi aku tetap menginginkannya hidup dan lahir ke dunia ini."

Taehyung menatap Jira yang masih membeku di tempatnya. "Aku tidak bisa memaksamu untuk tetap tinggal bersama seseorang yang tidak kau cintai. Jadi, aku membiarkanmu pergi."

Taehyung mendorong tubuh Jira agar benar-benar keluar dari rumahnya. Setelah itu menutup pintunya rapat-rapat. Sampai Jira tidak percaya kalau Taehyung mengusirnya.

"Habin ... ini sulit sekali." Lirih Taehyung menyenderkan punggungnya ke pintu.

Saat Taehyung merasa ingin menyerah dengan perjuangannya menjadi pria yang bertanggung jawab, maka Taehyung akan mengingat Habin untuk menguatkannya.

.
.
.

"

Jimin lahap memakan sarapannya. Sedang, Habin sibuk mencuci peralatan makan bekasnya memasak.

Di tengah keheningan mereka, ponsel Jimin berdering. Pemuda itu melirik ponselnya dan nama Jira tertera dilayar. Ragu-ragu Jimin mengangkatnya, tatapannya terus melirik Habin yang fokus mencuci piring di depannya.

Jika Jimin mengangkatnya, apakah Habin akan marah? Entahlah. Tapi, dengan Jimin bersikap seperti ini, itu berarti ia tak menghargai perasaan sang istri. Cukup tadi malam saja Jimin menyakitinya.

Baby From A Little Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang