"Aku pulang." Ucap Habin tanpa semangat ketika memasuki rumahnya. Menuju ke dapur untuk menyimpan roti pemberian Jimin. Kebetulan disana juga ada sang ibu.
Setelah malam itu, Taehyung mengantarkannya ke rumah sang ibu. Ketakutan akan Haesook yang barangkali akan marah, seolah menghilang begitu saja. Tapi, tidak bisa dipungkiri, Habin benar-benar merindukan sang ibu. Tak peduli jika wanita terkasihnya itu akan mengusirnya lagi.
Namun, dugaannya salah. Haesook tidak marah. Ibunya justru menangis histeris saat melihatnya lagi. Memeluknya sambil menyalurkan kerinduan.
Habin benar-benar bersyukur atas ini. Dirinya yang tengah terluka oleh Jimin, perlahan disembuhkan oleh sang ibu. Berbeda sekali dengan dulu, disaat Habin tengah butuh seseorang untuk bersandar, justru tak ada yang mau meminjamkan bahunya. Walaupun itu ibunya sendiri.
"Sudah pulang?"
"Iya, eomma." Jawabnya lesu.
Rupanya Haesook menyadari sikap lain dari sang putri. Ia lantas duduk disamping Habin, meraih tangannya untuk digenggam. Setelah dulu dimasa sulit ia malah mengabaikan Habin yang jelas butuh perlindungan, sekarang Haesook akan mengganti kesalahannya. Ia akan selalu berada disamping putrinya.
"Ada apa? Apa ada masalah, hum?" Tanyanya lemah lembut.
Yang ditanya justru termenung sedih. Seakan bingung harus menjawab apa. Haesook mengalihkan penglihatannya ke plastik roti yang dibawa Habin.
"Ini kan roti mahal. Katanya kau mau hemat untuk biaya lahiran." Ucap Haesook.
Napas Habin berembus. "Itu ... itu dari suamiku, Eomma."
Detik itu Haesook paham, kenapa putrinya bersedih. Sebab ia sudah tahu semuanya.
"Berarti suamimu masih peduli. Apa kau tidak bisa memaafkannya, hum?"
"Dia tidak peduli padaku, Eomma."
"Habin, boleh Eomma bertemu dengannya? Setidaknya selama dia masih menjadi suamimu, Eomma berhak mengenal menantuku 'kan?"
"Jangan, Eomma. Aku tidak mau dia juga menyakiti Eomma."
"Mana bisa kau berpikir begitu. Eomma 'kan belum tahu kepribadiannya seperti apa. Lagipula, Eomma perlu bicara dengannya."
Ucapan Haesook memang ada benarnya. Tapi, Habin tidak mau berhubungan lagi dengan Jimin. Tekadnya untuk bercerai memang masih berat rasanya, Habin terlalu mencintai pria itu.
.
.
.Jimin tidak mengerti, kenapa langkahnya membawanya ke tempat ini? Tempat pertemuan pertama kalinya dengan Habin. Dia sungguh gadis luar biasa, tetap mampu menjaga dirinya dilingkungan yang berbahaya seperti ini. Sayang malah dirusak olehnya.
Terlanjur disini, lebih baik Jimin menemui dan berbincang sedikit dengan Taehyung.
Aneh sekali sebenarnya, seharusnya Jimin membenci Taehyung karena lelaki itu telah mengambil Jira darinya lewat jalan belakang. Tetapi, kenapa rasa tidak suka pada Taehyung justru berasal dari Habin?
"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Taehyung langsung ke inti. Tiba-tiba saja Jooheon mengatakan padanya kalau ada seseorang yang ingin bertemu. Dan ternyata orang itu adalah Park Jimin, pria yang telah mendahuluinya memiliki Habin dengan cara yang salah.
"Tentang Seo Jira."
"Oh, kenapa dengan wanita itu?"
"Habin pergi dariku karena wanita itu. Dan kau tahu kenapa? Karena aku selalu menemani dia yang merasa ketakutan, sendirian, trauma dan semua perasaan itu disebabkan olehmu, Kim Taehyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby From A Little Wife [END]
FanficBalas dendam mungkin cara terbaik untuk menghilangkan rasa sakit dihatinya. Namun, Jimin terlalu melibatkan emosi, hingga berakhir dengan penyesalan dan rasa bersalah. Start : 30-Desember-2020 Finish : 25-Desember-2021 WALAUPUN CERITA INI UDAH TAMAT...