Jangan lupa tinggalin jejak yaa dengan komen sebanyak-banyaknya biar cepet uppp lagi guys💕
Follow wp aku yaaa!!
Jangan lupa komen tiap paragraf🤗
Yes, happy reading✨
...
"Elo...kenapa bisa di sini?" Tanya Abbie benar-benar sangat terkejut dengan kedatangan Khages yang tiba-tiba, sudah di pastikan lelaki ini mengikutinya.
"Ini—"
"Pergi," potong Abbie dengan cepat, pasalnya dia tidak mau sampai ada yang mengetahuinya tinggal sendiri di kosan.
"Gue ganti seragam lo," ucap Khages membuat Abbie melotot.
"Gausah di ganti, gue punya setrika kok, makanya lain kali mikir dulu sebelum bertindak," ucap Abbie panjang lebar lalu hendak pergi namun Khages dengan tidak pedulinya melempar plastik yang berisikan seragam baru untuk Abbie membuat Abbie membalikkan tubuhnya.
"Lo—"
"Buang aja kalo gamau di pake."
"Khageswara, lo emang cowok ngeselin banget ya?"
Mata Khages beralih memperhatikan dalam rumah Abbie membuat Abbie menerka-nerka apa yang sedang di pikirkan Khages, dengan cepat Abbie menelan air salivanya.
"Ada nyokap gue di dalem, mau macem-macem?"
"Nyokap?" Tanya Khages, Abbie mengangguk angkuh.
"Iya," jawabnya.
"Oh, titip salam aja. Gue balik."
"Gak bakal gue sampein!" Balas Abbie kesal, refleks Khages menarik senyumnya.
"Iyalah, gimana mau nyampein salam orang lo aja tinggal sendiri." Abbie terdiam sedangkan lelaki itu melangkahkan kakinya keluar dari gang kosan Abbie, mata Khages menatap kanan-kini memperhatikan kamar kos yang banyak.
"Ada-ada aja," gumam Khages lalu melotot saat melihat keadaan motornya yang sudah tiduran.
"Eh anj*ng," umpat Khages lalu segera menegakkan kembali motornya, sialan bisa-bisanya jatoh.
"Kok bisa jatoh ini? Siapa yang jatohin?" Tanya Khages pada anak kecil yang tengah memperhatikannya.
"Tadi di tendang sama abang-abang naik motor, Kak."
"Banyakan?" Tanya Khages lagi.
"Empat orang, cuma dua motor mereka gonceng-goncengan."
"Oke makasih infonya," balas Khages lalu segera memakai helmnya dan menancap gasnya untuk pergi dari sana.
Lain dengan Abbie yang langsung ketakutan, bagaimana kalau lelaki itu akan macam-macam dengannya? Terlebih Abbie tahu bagaimana sifat lelaki itu. Abbie menghela napasnya dan matanya beralih pada kantong plastik yang berisikan seragam sekolahnya.
Lelaki itu sepertinya baru sekali membelinya, Abbie berdecak sebal, "gak bakal gue pake," ucap Abbie lalu segera masuk ke dalam kamar kosannya.
Keesokan harinya Abbie bertemu dengan Khages dan kawan-kawannya, sebenarnya sedang ramai, namun Abbie tanpa mau menunggu lama menghampiri Khages.
"Wah, Abbie ya? Nyariin gue ya?" Tanya Cou membuat kepalanya kena pukul El.
"Malu-maluin banget, diem udah."
"Nyariin gue pasti," sambung Marco santai.
Sebenarnya Abbie biasa saja, tapi saat melihat Delion entahlah jantungnya langsung berdetak tidak keruan, dengan cepat ia menghempaskan gugupnya dan langsung menatap Khages yang sudah sedari tadi menatapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
KHAGESWARA (ON GOING)
JugendliteraturRank #1 teenficiton 3/9/21 Rank #2 Fiction 3/8/21 Rank #1 Fiction 4/8/21 "Lo...gay?" Tanya Abbie memberanikan diri, bukannya menjawab Khages malah mendekat. Refleks Abbie mundur dan merasakan aura mengerikan dari lelaki itu. Apakah ia salah bertanya...