Halo kesayanganku! Update lagi nih💗💗💗 semoga suka terus yaaa
Yg lagi ujian semangat ujiannyaa💗💗
Siap baca lagiii? Kangen Ages ga nich?
Btw jangan lupa komen tiap paragraf ya babyyyy!!! Love u💗💗💗
...
Abbie memegang erat kenop pintu Khages, lelaki itu menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan tangannya. Ia terkejut bukan main Khages mengajak seorang gadis ke apartemennya.
"Demi apazii, demi apah?! Ciusan nih demi apah?" ucap lelaki itu heboh dan Abbie sama sekali tidak mengenalnya, entah itu siapanya Khages yang jelas perawakannya sama dengan Khages, hanya bedanya lelaki di depannya ini badannya tidak seperti Khages yang kekar, lebih kurus dari Khages.
"Berisik lo," timpal Khages yang bangkit dari duduknya dan berdiri di samping Abbie, Khages menggiring Abbie untuk bergeser ke belakangnya, dan membiarkan lelaki itu masuk, dan ternyata di samping lelaki itu ada anak laki-laki.
"Ngapain pada kesini?" Tanya Khages tidak bersahabat.
"Alah lo, gue kesini gegara Bunda," ucap lelaki itu lalu masuk ke dalam, Abbie menelan air salivanya.
"Hm gue izin pulang dulu ya?" Pamitnya mencoba untuk kabur.
"Gak boleh," balas anak laki-laki berpipi gembul tersebut.
"Hah?" Abbie terkejut saat tangannya di ambil oleh anak laki-laki itu dan mengajaknya untuk duduk di sofa apartemen Ages. Abbie tidak berontak lalu duduk.
Dan kini keempatnya berkumpul di ruang tamu, wajah Ages tidak ada perubahan, datar dan menyebalkan seperti biasanya.
"Nama aku Farel," anak bernama Farel itu menyodorkan tangannya, Abbie mengerjapkan matanya.
"Abbie, mau ngapain sih?" Khages yang membalas.
"Lah elo yang harus menjelaskan ada apa di apartemen ini, kisah apa yang terjadi," ucap lelaki di depannya ini mendrama. Abbie menatap Ages, Ages tersenyum tipis ke Abbie.
"Gausah takut, ini adek gue Renzel, yang kecil juga adek gue namanya Farel," jelas Ages dan Abbie akhirnya mengetahuinya.
"Ah iya, hai. Btw gue gak ngapa-ngapain kok sama Ages," sela Abbie mencoba menjelaskan takutnya Renzel salah paham dengannya. Dan setelah meneliti lagi, wajah ketiganya tidak jauh beda, terlebih Renzel dan Ages, hanya beda di rambut dan mata saja.
"Ah masa?" Goda Renzel membuat Abbie terlonjak.
"Se-serius. Gue tadi cuma mas—"
"Lagian kalo gue ngapa-ngapain kenapa? Apa urusannya sama lo?" Sela Ages tiba-tiba seraya melipat kedua tangannya di depan, dan Ages tidak tahu bagaimana dirinya saat ini yang wajahnya sudah merah padam, apa maksud lelaki itu melontarkan kalimat barusan?
"Yaelah, Bang nanya doang. Btw di suruh balik sama Bunda, Ayah besok mau ke apartemen lo."
"Silakan, gue pergi nanti."
"Bang, ck. Ayolah Bang gausah ngambek dulu, lo ga capek apa urus segala hal sendiri? Terlebih lo kan masih SMA, Bang. Masih butuh Bunda, btw juga seminggu ini Bunda nggak ngasih duit sama sekali kan? Lo beneran gamau balik?"
"Enggak," tanpa beban lelaki itu menjawabnya, Abbie tidak mengerti sebenarnya apa permasalahannya, tapi kenapa harus tertahan di sini? Dia mau pulang dan tidak mau tahu masalah Ages dan keluarganya.
"Kakak Abbie bisa main pedang-pedangan nggak? Kalo gabisa, Kakak yang aku tusuk."
Ages melotot lalu menarik kerah baju Farel untuk menjauh dari Abbie.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHAGESWARA (ON GOING)
Teen FictionRank #1 teenficiton 3/9/21 Rank #2 Fiction 3/8/21 Rank #1 Fiction 4/8/21 "Lo...gay?" Tanya Abbie memberanikan diri, bukannya menjawab Khages malah mendekat. Refleks Abbie mundur dan merasakan aura mengerikan dari lelaki itu. Apakah ia salah bertanya...