Minal aidin wal faidzin semua, maafin aku dan sekeluarga kalo ada salah yaa💖
So aku lanjut part 21 ni gimana? Semoga suka yaaa💓
Jangan lupa komen tiap paragraf biar sampe target komen😍 happy reading everyone💖
...
Hari ini adalah hari di mana dangerousteam akan bertemu lawan dengan SMA Laksamana, siapa lagi kalau bukan Owen dan kawan-kawan. Khageswara dan lainnya sudah siap mental untuk kembali bertemu di lapangan.
Meski sebenarnya Delion tidak siap, namun semuanya membujuk Delion untuk mengeluarkan seluruh tenaganya untuk membuktikan kepada Owen dan kawan-kawan bahwa Delion yang sekarang bukanlah Delion yang dulu.
"Posisi awal, kita cetak banyak poin," ucap Abram seperti biasa mengatur posisi main Dangerousteam. Khages mencerna betul strategi yang di jelaskan Abram.
Sekali lagi Abram terus menegaskan bahwa Khages jangan melawan tim mereka dengan emosi, jika itu terjadi poin akan terus di dapatkan lawan, seperti terdahulu Khages selalu bermain dengan emosi membuat kegagalan timnya, dan sekarang Abram terus tegaskan kepada Khages untuk bermain profesional.
"Lo gausah mikirin masalah pribadi kita sama dia, anggap aja mereka itu lawan dalam lapangan aja, paham semua?" Tanya Abram, Marco mengangkat tangannya untuk bertanya refleks semua menoleh.
"Kita pake baju tim warna apa?" Tanya Marco membuat semuanya terdiam.
"Putih," jawab Khages.
"Kenapa gak item?" Tanya El.
"Putih aja, suit yo gue putih, elo item ya." El sudah bersiap-siap.
"Gasss."
"Satu-dua-tiga!" Dan yang memenangkan suit tangan adalah Khages membuat senyum lelaki itu mengembang, dengan angkuh ia seolah-olah menyibakkan rambutnya.
"Khageswara selalu menang," ucapnya.
"Hahaha! Geli anying liat muka lo," timpal Cou tidak di gubris oleh Khages yang masih angkuh karna menang.
Lalu Abram kembali bersuara, "oke kita balik lagi ke pembahasan strategi, ini yang paling penting sih."
"Apa?" Tanya mereka bersamaan menanggapi kalimat Abram barusan.
Senyum Abram tercetak.
Lalu memberitahukan kepada mereka.
>>><<<
Saat di kantin Khages terus memperhatikan Delion membuat Delion risih lalu mendorong bahu Khages.
"Gila, mata lo kelilipan aja nggak kedip-kedip," ucap Delion tanpa menatap Khages, sedangkan Khages refleks tertawa.
"Ck! Sial, gue lagi persiapin kata-kata manis nih," ucap Khages membuat Delion menghembuskan napasnya pelan.
"Kenapa harus di persiapin sih? Setiap kalimat yang lo keluarin kan sok manis semua. Udah terlatih kali," ujar Delion membuat senyum Khages tercetak.
"Tapi kalo buat lo harus di persiapin, Del." Seketika Delion menelan air salivanya.
"Gue mau ke toilet, lo pesenin makan gue sekalian," suruh Delion lalu berjalan menjauh dari Khages. Sedangkan Khages terus memperhatikan kepergian Delion sampai akhirnya mata Khages jatuh kepada seorang gadis yang ikut bergabung bersama cewek-cewek seumurannya, ah terlihat manis sekali.
Lain dengan segerombolan cewek yang di maksud Khages adalah Abbie dan teman kelasnya, Abbie bergabung juga karna Nia, kalau tidak ada Nia mungkin dia tidak akan ikut bergabung seperti ini. Ya seperti biasanya mereka terus membahas orang-orang yang menonjol bagi mereka, lain dengan Abbie yang sibuk menyeruput esnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHAGESWARA (ON GOING)
Teen FictionRank #1 teenficiton 3/9/21 Rank #2 Fiction 3/8/21 Rank #1 Fiction 4/8/21 "Lo...gay?" Tanya Abbie memberanikan diri, bukannya menjawab Khages malah mendekat. Refleks Abbie mundur dan merasakan aura mengerikan dari lelaki itu. Apakah ia salah bertanya...