Welcome back! Aku harap suka terus, dan jangan lupa share cerita ini yaaa
Btw komen tiap paragraf yu biar cepet updateee❣️❣️ thankies:)
HAPPY READING!!
...
Abbie terdiam di kamar kosnya seraya mengingat kejadian tadi di sekolah, kenapa ia jadi takut pada Khages, lelaki itu dengan berani membentak orang yang melabraknya tadi, lebih parahnya lagi mereka semua di keluarkan dari ekskul, astaga Abbie tidak habis pikir.
Abbie mencoba menimang-nimang alasan Khages melakukan itu, apa karna kasihan padanya? Sepertinya sih itu, atau lelaki itu sangat membenci pelabrakan? Tersadar apa yang di pikirkannya, Abbie memukul kepalanya sendiri.
"Anjrot, ngapain mikirin hal gak berguna, mending gue nyuci piring," ucap Abbie sendiri lalu melangkahkan kakinya menuju dapur. Abbie melakukan segala hal sendiri, ya terlebih juga dia mau minta tolong siapa kalau bukan dirinya sendiri yang melakukan semua pekerjaan rumah ini?
Abbie menghela napasnya lalu seusai membersihkan rumahnya, ia duduk dan menatap ke arah foto ibu dan ayahnya. Abbie tersenyum tipis.
"Ma, Pa, doain Abbie semoga kuat jalanin kehidupan Abbie ini, tolong doain Abbie ya, Ma, Pa," gumam Abbie lalu bangkit dari duduknya dan kini ia bersiap untuk membeli makan untuk malam ini, terlebih tadi Mami Nia memberinya uang jajan.
Abbie melangkahkan kakinya keluar rumah, lalu mulai menyusuri jalan yang cukup ramai di jam 7 malam, ada beberapa yang pacaran, bermain bersama teman mereka menongkrong di cafe-cafe, dan Abbie sendirian untuk mengisi perutnya.
Abbie memesan makan, lalu duduk di kursinya, ia menatap jalan, banyak orang yang lalu lalang, dan tidak lama makanannya datang, Abbie dengan cepat menyantapnya. Sedang asik makan, Nia menelponnya membuatnya dengan cepat langsung menjawab telpon Nia.
"Apa, Ni?"
"Bieeeee, gue histerisss."
"Iya apa?" tanggapi Abbie tetap santai seraya menyeruput esnya.
"Bentar gue tarik napas dulu. GUEEEE, eh hm..."
"Apa anjir ngeselin banget."
"Gue kan follow ig Dangerousteam ya, di acc anjrit anjrit, kek dapet lotre 100 juta, MAMIIII!!" Pekik Nia heboh membuat Abbie menjauhkan ponselnya yang semula menempel di telinganya, Abbie mengusap telinganya yang sakit.
"Gila banget ish anjrit punya temen, lebay amat sih lo, Nia. Kalo di follback baru lo histeris kek tadi." Nia di seberang sana tertawa.
"Di Accept aja gue udah kek mau meninggal gimana di follback, siap-siap aja kuburan gue ya."
"Mulut lo, kalo deket udah gue tampol."
"Kyaaa, hahaha. Eh Bbie rame banget, lagi di luar? Kenapa gak ajak gue?"
"Makan, Nia."
"Ajak gue seharusnya, gue bosen di rumah."
"Gak, kalo sama lo nanti gak balik-balik, maen terus. Lagian lo ga capek apa abis main voli juga."
"Gak capek banget sih, tadi kan baru awal."
"Hm masa."
"Iyaaaa. Ya udah deh, gue nelpon cuma mau ngasih tau itu aja sih, buru deh elo follow Dangerousteam118 nanti di—"
"Gak, makasih. Bye!"
"Abbie—"
Dengan cepat Abbie mematikan sambungannya sepihak dan menghela napasnya pelan, ya begitulah Nia, selalu memberinya kabar yang tidak penting. Pernah sih penting, tapi lebih banyak yang tidak pentingnya maka dari itu Abbie cukup tahu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHAGESWARA (ON GOING)
Teen FictionRank #1 teenficiton 3/9/21 Rank #2 Fiction 3/8/21 Rank #1 Fiction 4/8/21 "Lo...gay?" Tanya Abbie memberanikan diri, bukannya menjawab Khages malah mendekat. Refleks Abbie mundur dan merasakan aura mengerikan dari lelaki itu. Apakah ia salah bertanya...