mine | 03. Tentang Ryujin

375 84 9
                                    

∞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yena mengerucutkan bibir diam-diam, matanya memandang ke luar jendela, tak mengajak ngobrol Hyunsuk sejak masuk mobil sampai perjalanan pulang menciptakan suasana hening di dalam. Gadis itu merajuk.

Bagaimana tidak? moodnya sudah naik saat bertemu dengan Hyunsuk tadi, karena mereka akan pulang bersama. Tapi gadis menyebalkan itu, Ryujin, tiba-tiba datang dan mengatakan bahwa ia baru saja kehilangan dompetnya, jadi tidak dapat memesan taksi online. Tentu saja Yena kesal. Padahal kan bisa membayar taksi menggunakan e-banking, tidak usah pakai dompet. Alasan. Ya mau tidak mau mereka semobil bersama, lagi.

Bahkan sepertinya sudah menjadi rutinitas Hyunsuk mengantarkan teman lamanya itu pulang setiap hari.

Serius, siapa sebenarnya Ryujin ini?? Berani melawan bahkan menantang seorang Choi Yena untuk bersaing mendapatkan Hyunsuk. Tentu Yena tertawa, Hyunsuk adalah miliknya, Yena tidak perlu bersaing dengan siapapun untuk mendapatkan lelaki itu. Memang dasarnya Ryujin halu mungkin jadi merasa bahwa ia bisa merebut Hyunsuk dari Yena.

"Tumben diem," celetuk Hyunsuk. Tak terasa mereka sudah sampai di rumah besar, bahkan Ryujin sudah sampai di rumahnya sejak tadi. Ah, Yena keasyikan melamun.

"Hm? Gapapa, ngantuk doang," jawabnya tersenyum tipis. Hyunsuk terkekeh mendengarnya.

"Yaudah bobo, kan udah sampe rumah."

Yena melirik Hyunsuk sekilas, lantas ia tersenyum. "Gendong.."

Lelaki itu turut tersenyum, gemas dengan kekasihnya yang bertingkah seperti anak kecil. Setelahnya ia keluar mobil, berjalan memutar menuju sisi sebelah untuk menghampiri Yena. Membuka pintunya dan bersiap untuk menggendong Sang kekasih masuk ke dalam rumah.

Ini masih pukul tujuh malam, kemungkinan Ayah dan Tante Soora masih berada di kantor, Arin masih berjaga di toko rotinya, dan Si kembar berada di rumah bersama Bibi Joo. Lumayan aman, 'kan tidak sopan jika para orang tua melihatnya masuk dengan menggendong Yena ala pengantin. Malu.

Sampai di dalam pun Si kembar sedang bermain di kamar, alhasil tak ada satupun pasang mata yang melihat mereka.

"Ga ganti baju dulu?" tanya Hyunsuk melepas gendongannya di tepi kasur. Yena menggeleng imut.

"Capek. Gausah."

"Yaudah, nanti aja. Bobo dulu kalo ngantuk, kaki lo masih sakit?"

Yena mendongak, bingung akan menjawab apa, "u-udah engga, makanya gue ke kampus.., maaf gue ga nurut."

Hyunsuk tersenyum, kemudian ia berjongkok menyamai jarak wajahnya dengan wajah Yena yang menunduk.

MINE : slowmotion 2.O - Choi YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang