mine | 28. Hari Spesial

446 67 22
                                    

∞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar matahari pagi menembus tirai jendela, menusuk tepat ke kelopak mata Hyunsuk, seolah mengetuknya agar segera dibuka.

Tak terasa, sudah pagi lagi.

Hyunsuk benar terbangun. Sedikit menunduk, dihadapannya ada Yena yang masih terlelap— memeluk erat tubuhnya, membenamkan wajah di dadanya yang tak terbalut pakaian.

Dengan mata yang masih sedikit mengantuk, lelaki tersebut menarik senyum, menggerakkan tangannya mengelus-elus kepala kekasihnya lembut sambil memandangi wajah cantik itu tanpa merasa jenuh sedikitpun.

Yena mewakili segalanya. Mulai dari cantik, manis, imut, lucu, berkarisma, bahkan seksi.

Tapi itu justru merupakan bonus bagi Hyunsuk. Sebab apa yang Hyunsuk suka dari diri Yena bukanlah enam hal di atas, melainkan hal lain.

Hyunsuk suka Yena yang posesif. Lugu. Jahil. Tak terprediksi. Dan yang terbaru; manja. Oh dan satu lagi, perhatian.

Hyunsuk bahkan sebenarnya tidak peduli tentang Taeyong. Soal Yeonjun, Hyunsuk akan mengurusnya nanti.

Pemuda itu perlahan menarik selimut tebalnya, menutupi sampai bahu mulus dan polos Yena yang masih terpejam nyenyak tak ada niatan bangun.

Mungkin gadis itu masih lelah.

Tapi tak sesuai dugaan, gadis itu malah membuka matanya pelan. Mengerjap sebentar sebelum bertemu tatap dengan prianya di depan mata. Hyunsuk tersenyum.

"Pagi sayang,"

Yena hampir tersedak ludahnya sendiri. Belum terbiasa dengan suasana baru dari Hyunsuk. Ia kemudian tersenyum kecil.

"Pagi sayangku." Lalu hendak melanjutkan tidur dan memeluk Hyunsuk lebih erat. Hyunsuk turut membalas pelukan tersebut, menyandarkan dagunya pada pucuk kepala Yena.

"Masih sakit? Maaf ya."

Yena yang wajahnya menempel pada dada Hyunsuk terkekeh, "sakit banget. Gerak dikit aja sakit. Kamu sih pake main kasar. Boncel juga, sok sokan sangar di kasur."

Mendengarnya Hyunsuk tertawa mengejek, "diem, atau kita lanjut?"

Yena juga ikut terbahak, "sange!"

"Ih gapapa sekali sekali." Jawaban Hyunsuk membuat Yena tertawa sekali lagi. Aneh, padahal tidak ada yang lucu.

Setelah itu keduanya mendadak dilanda keheningan. Mereka sama-sama menikmati kehangatan dalam pelukan masing-masing, tetap merasa nyaman walaupun jendela dan tirai belum dibuka, dan menyebabkan cahaya serta udara di dalam kamar terasa pengap, remang-remang.

MINE : slowmotion 2.O - Choi YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang