Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
∞
"Eh liat."
"Wkwk masih berani dateng dia ya?"
"Astaga ga ada malu apa gimana??"
"Jangan jangan belom liat berita? Yah gaseru."
"Kasian Hyunsuk, cewenya ga setia ternyata. Nanggung loh udah dua tahun hahaha parah."
Yena tak bergeming. Ia hanya terus berjalan dengan tempo cepat, tak menghiraukan berbagai macam hinaan dan cacian dari beberapa mahasiswa yang melihat kehadirannya.
Kalau itu masa bodoh. Yang Yena pikirkan hanya Hyunsuk.
Berita dan juga foto yang baru dipublikasikan pagi hari tadi pastinya sudah tersebar ke seluruh negeri, semua orang melihatnya. Sial, harusnya Yena sadar dari awal bahwa pasti ada niat terselubung tentang ciuman itu.
Gadis imut itu berdecih di dalam hati. Licik juga Jo Yuri dan Lee Taeyong.
Brak!!
"Anjing kaget!!" Seorang mahasiswa terperanjat saat pintu kelas tiba-tiba didobrak oleh Yena. Sesaat setelah masuk, seisi ruangan yang tadinya ramai seketika hening menatap gadis itu.
Beberapa berbisik-bisik, beberapa menatapnya penuh tanya, dan sisanya hanya menatap tanpa arti.
Sekali lagi, Yena tidak peduli.
"Hyunsuk mana?" tanyanya kini. Namun tak ada yang menjawab. Membuat Yena berdecak.
"Bisu lo semua?" Setelah berkata seperti itu, ia melenggang pergi. Hendak mencari Hyunsuk di tempat lain.
Sampai di tepi lapangan Yena bertemu Chaewon, gadis itu sedang berjalan mondar-mandir sambil menggigiti kuku tangannya. Saat melihat Yena tiba ia langsung berlari menghampirinya.
"Lo liat Hyunsuk? Dia udah dateng belom?" potong Yena sebelum Chaewon bersuara. Chaewon menggeleng, kemudian menarik tangan Yena pergi.
"Hyunsuk mana?" tanya Yena sekali lagi. Chaewon hanya menoleh sekilas sembari terus menarik tangan gadis itu menuju ke arah kafetaria.
"Buruan lo jelasin semuanya ke cowok lo sebelum mulut ulernya Ryujin berulah."
Yena terdiam. Hyunsuk sedang bersama Ryujin ternyata?
-
mine - slowmotion 2.O
-
"Lee Taeyong!!!" gertak Tuan Lee— Sang Ayah pada putra semata wayangnya yang tak disahut apapun. Pemuda berahang tegas itu hanya berdiri di hadapan beliau diam, menunduk tak berani menatapnya.
"Kamu kenapa sih??! Jawab Ayah!!!"
"Gara-gara kamu saham perusahaan turun banyak!!"
"Papa ga ngelarang kamu pacaran, tapi seengganya kamu pinter pinter dikit kek!? Susah emang sembunyi dari paparazi?!!"
