mine | 32. Mencari Potongan Puzzle

319 62 9
                                    

∞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah itu terletak di Distrik Gangseo, masih berdiri kokoh kendati kayu-kayu yang menopang tubuhnya sebagian besar sudah hampir lapuk. Berjamur dan beberapa sudut telah habis dimakan rayap. Tepat di atas pintu masuk terpasang sebuah papan persegi panjang berwarna biru langit, diukir rapi sebaris nama rumah bersuansa Dinasti Joseon tersebut; 'Jangum Antique'.

Yena menapakkan kaki setelah keluar dari mobil, menyusul Chaewon setelahnya. Berdiam diri sejenak, dua gadis muda itu pun melangkahkan kakinya ke dalam, mengetuk pintu yang tertutup rapat.

Tok tok tok

tok tok—

Cklek

Daun pintu terbuka, memperlihatkan seorang pria tua dengan rambut hampir dipenuhi uban berdiri memandangi mereka secara bergantian. Jari telunjuk dan tengahnya mengapit sebatang rokok. Dia bersuara setelah menghembuskan nafas dan asap dari dalam mulut— membuat Yena seketika berjalan selangkah mundur.

"Ada perlu apa?"

Yena dan Chaewon saling tatap sebentar, lantas beralih pada paman tadi. "Ekhm, permisi, Bapak pemilik tempat ini?"

Pria tua itu mengangguk singkat, alisnya terangkat seolah bertanya atas keperluan apa Yena dan Chaewon datang ke toko kumuhnya ini.

"Ada perlu apa sama saya?"

"Bapak masih menyimpan kaset rekaman sekolah Munrei, Pak? Kami utusan dari yayasan, butuh mengecek sesuatu," jawab Chaewon cepat. Yena di sebelahnya mengangguk setuju.

Memandangi mereka lagi, pria tua itu akhirnya mempersilahkan masuk setelah beberapa saat ragu. Ia membuka pintu tokonya lebar-lebar, menyalakan lampu sebab pencahayaan di dalam tidak memadai ketika siang hari.

"Silakan duduk dulu, saya ambilkan kasetnya." 

Sang pemilik toko antik tadi berjalan masuk, meninggalkan Yena dan Chaewon yang sudah mendudukkan diri di sofa tamu, sembari melihat sekeliling. Berdecak kagum ketika menyadari begitu banyak barang barang masa lampau yang mereka sudah tidak dapat melihatnya lagi sekarang, dan di sini, semua itu dirawat dengan baik, bersih tanpa celah.

Tak lama, pria tua itu kembali. Meletakkan sebuah kardus besar yang isinya penuh dengan kaset lama. Setelah dibuka, Yena segera mengeceknya satu persatu.

"Ini sekitar dua belas tahun lalu," ungkap beliau. Yena manggut-manggut.

"Kalo Boleh tau, kenapa yayasan suka ngirim kaset CCTV lama kesini, Pak?"

MINE : slowmotion 2.O - Choi YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang