Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
∞
Cklek
Yena berbalik dan sedikit terkejut— sebab pintu kamar tertutup begitu saja, padahal saat gadis itu masuk ia biarkan saja itu terbuka. Tapi mengapa sekarang tertutup?
Aduh, Yena jadi merinding.
"Junhyuk, Jeri, gausah iseng deh!"
Tak ada jawaban. Yena berdecak.
"Rin??"
Hening.
"Ck! Siapa sih—"
Tiba-tiba sepasang tangan meraih pundaknya dari belakang. "BHA!!"
Dalam sekian detik seluruh penjuru rumah besar dibuat tuli oleh pekikan kencang Yena yang terkejut bukan main. Sementara Hyunsuk hanya tertawa menikmati hasil perbuatannya yang sukses. Ya, lelaki itu diam-diam mengikuti Yena ke dalam kamar dan mengagetkannya sengaja.
"Nyebeliinnn!!!" Ditendang tulang kering Hyunsuk oleh Si gadis kesal. Hyunsuk tambah keras tawanya.
"Suka ngatain gue penakut taunya ga jauh beda."
"Ini beda ya! Gue kaget ga takut!" Yena melotot tak terima.
"Tadi itu takut kali!"
"Diem!" Hyunsuk hanya menyengir sambil menatap punggung kekasihnya yang berjalan menjauh dan duduk di tepi kasur. Ceritanya merajuk.
"Keluar." Suaranya berubah dingin tiba-tiba, membuat Hyunsuk juga merasa bersalah. Mungkin Yena bisa dengar lelaki itu menelan salivanya kasar karena gugup.
"Y-yen.., m-maaf gue kan ga bermaksud—"
"Lo ga denger? Gue bilang keluar."
Hyunsuk diam, Yena bahkan tak menatap matanya saat berbicara. Dan hal itu semakin membuat dirinya takut.
"Ck lo kenapa sih gue kan cuman bercanda." Ia malah mendekat dan duduk di samping Yena. Yena akhirnya mendongak menatap balik manik Hyunsuk datar tanpa ekspresi. Wah, Hyunsuk mungkin sudah terkena serangan jantung saking bergetar nya.
"Ke-lu-ar."
Tapi Hyunsuk tentu tak bisa membiarkan Yena marah, dia 'kan hanya iseng namun mengapa Yena marah hanya dalam sekejap?
"Gamau. Berhenti ngambek dulu baru gue keluar," gelengnya.
Yena terdiam, tak lama gadis itu tersenyum tipis, "jadi gamau?"
