∞
"Meninggal?"
Wanita paruh baya yang berdiri di ambang pintu mengangguk, "sudah dua minggu yang lalu." Ucapannya membuat Yena dan Chaewon kini saling tatap.
"Kalau boleh tau, meninggalnya kenapa?"
Wanita yang mengenakan seragam pelayan itu menggeleng, "setau saya sih gagal ginjal," jawabnya lagi.
Yena diam-diam mendengus, apa lagi yang harus ia lakukan agar bisa menemukan kaset rekaman itu?
"Maaf mengganggu lagi, tapi apa saya boleh tau barang apa saja yang ditinggalkan oleh Bapak?"
Pelayan itu berpikir sejenak, "ada banyak kalau buat disumbangkan ke panti asuhan, nanti sore mau diantarkan pakai mobil, tapi kalau barang pribadi, saya kurang tau" Sekali lagi Yena memejamkan mata pasrah. Lantas mendongak lagi, berbicara dengan ragu.
"Saya..boleh masuk tidak Bu? Mau cari barang yayasan yang dulu pernah dipegang sama mendiang Pak Jiguk barangkali ada di sini?"
"Aduh maaf sekali, kalau tidak ada surat izin resmi saya tidak berani memperbolehkan Non masuk ke dalam," balas pelayan sembari membungkuk singkat, merasa tidak enak.
Sementara itu Chaewon menggaruk tengkuknya canggung, ikut berpikir keras bagaimana cara agar mereka diberi kesempatan untuk masuk.
"Tapi kalo barangnya penting banget buat Non yaudah gapapa, biar ga tambah panjang masalahnya." Tiba-tiba pintu rumah tersebut dibuka lebar, sang pelayan berucap sambil tersenyum pada dua gadis muda di hadapannya. Membuat Yena dan Chaewon seketika menyunggingkan bibir ke atas, tersenyum senang.
"Makasih banyak Bu! Makasih banyak!" Yena sampai membungkukkan badan beberapa kali, tidak tahu lagi harus berterimakasih dengan cara apa. Lekas ketiganya melangkah masuk ke dalam, melihat sekitar dan memandangi interior rumah besar tersebut.
Yena sempat mengernyit heran. Pak Jiguk memiliki rumah semewah ini, tapi beliau 'kan hanya bekerja sebagai penjaga ruang CCTV? Dari mana beliau mendapatkan punda pundi untuk membangun rumah besarnya?
"Beberapa barang penting milik Bapak di simpan di sini, bersama barang barang berharga. Saya sudah kasih kepercayaan sama kalian ya, tolong jangan sentuh barang apapun selain yang kalian butuhkan." Pelayan itu membuka pintu cokelat menggunakan kunci gembok. Sekon berikutnya, itu terbuka lebar memperlihatkan sebuah ruangan gelap. Mengintip sedikit, pelayan menjulurkan tangan ke dalam, menyalakan lampu. Dan setelah itu mereka dapat melihat seisi ruangan- beriringan dengan keduanya yang melangkahkan tungkainya ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE : slowmotion 2.O - Choi Yena
Fanfictionft. Choi Hyunsuk, Shin Ryujin " Jangan sentuh. Dia milikku." (ps) Baca slowmotion dulu ya! [genre; romance, semi-adult (not NC), fanfiction] [semi-baku/non baku] [Rate 17+] start : 14 Maret 2021 finish : - revised : ©naaa_yaaa