Prolog

690 26 6
                                    

Heyyoo broo welcome back aku mau revisi ini cerita baca hingga akhir ya!!!
selamat membaca


























Langit malam sudah mulai menampakkan dirinya menelan senja yang tengah asik menampakkan kegagahannya, namun sesosok pria yang masih menikmati pantulan semburat jingga itu tampaknya masih enggan untuk bangkit dari duduknya.


"Persetan dengan siapapun pelaku sebenarnya, dia yang berani mengambil milikku akan mati tepat disaat penghormatan ku," satu kalimat ahh bukan rasanya janji adalah hal yang lebih tepat mendengar kalimat yang terucap oleh pria itu.

"Lihat saja wanita tua akan ku buat kau hancur di tangan ku."

Hening setelah beberapa saat mengatakan janji yang entah pada siapa dia berucap.

Pria itu menghembuskan nafas berat beberapa kali, remuk di dadanya kembali terasa nyeri saat tak sengaja beberapa ingatan yang seharusnya dia lupakan malah kembali teringat.

"Hei senja bukankah permintaan ku ini bukanlah seperti anak kecil? Yang meminta ribuan permintaan untuk di kabulkan. Hanya satu permintaan tapi mengapa sulit kau kabulkan hah?!"

Dia berteriak seakan-akan mendapatkan sebuah jawaban dari semesta, aneh.

Tak lama terdengar suara langkah kaki mendekati pria itu disertai tawa kecil, berdiri tepat di samping pria itu.

"hahaha. Rasanya bukan permintaan mu yang sulit, Tuan. Namun, ada hal lain yang lebih indah untukmu, hingga membuat senja dan takdir sepakat untuk tidak mengabulkan permintaan mu itu," ujar gadis asing itu

Pria itu sontak terkejut bukan main, mendapati kehadiran gadis itu, sontak saja dia berdiri dan menatap gadis itu intens. "Who are you?"

Gadis itu hanya diam sambil berfikir sejenak. "Uhmm aku hanyalah seorang gadis kecil yang tengah menikmati senja di sekitar sini dan ... ya tanpa sengaja mendengar permintaan mu itu," terang gadis itu tanpa menatap lawan bicaranya itu.

Dengan alis bertaut pria itu dibuat sangat heran dengan gadis di depannya, sepertinya ada yang aneh pada gadis di depannya itu, gadis berseragam SMA dan sebuah masker yang menutupi setengah wajahnya, membuat dia sulit untuk melihat dengan pasti bagaimana wajah gadis tersebut. Sejenak setelah mengatakan hal tersebut gadis itu melangkahkan kakinya hendak meninggalkan tempat itu sekaligus pria itu.

"Tunggu dulu .... takdir? Seberapa percayakah dirimu nona dengan sebuah takdir?" Tanya pria itu mengehentikan langkah sang gadis yang akan beranjak pergi dari depannya.

Mendengar pertanyaan itu berhasil membuat gadis itu memutar tubuhnya menatap lekat pria dihadapannya.

"Sepercaya apa aku dengan takdir? Seperti diriku hidup dan bernafas detik ini juga."

Tepat setelah dia mengatakan jawabannya gadis itu benar-benar berlalu pergi dari hadapan pria tersebut, yang malah menimbulkan tanda tanya besar pada pria itu.

"Lalu apakah kelahiran ku menjadi anggota keluarga sialan itu juga bagian dari takdir??"



Entahlah tidak ada satupun yang tau, kau hanya berjalan sesuai irama ketikan jari sang pencipta mu dan dengan alur hidup sesuai dengan yang dia mau bukan yang kamu mau.




Entahlah tidak ada satupun yang tau, kau hanya berjalan sesuai irama ketikan jari sang pencipta mu dan dengan alur hidup sesuai dengan yang dia mau bukan yang kamu mau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi pertemuan mereka)













alowww Mak nya Arlen is back nichhh gua liat² kebanyakan stuck di prolog aja nichhh ciwi² Arlen, gpp udah gua ubah nih prolog 180° moga suka dan next ke part berikutnya buat lebih tau kisah hidup Arlen Kenzi Addison babayyy see uuu canciii🌹

TalithaSalwa21. Bogor Barat 20210222

My Psikopat BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang