Part 3

260 13 14
                                    

HEYY YOO EPRIBADEHHHH MAK ARLEN IS BACKKK!!! pa kabar kalian?? Masih setia kah kalian kepada Arlen? tolong absen yang ga absen kepada tuan Arlen silakan di eksekusi 💅😎

Vote nya dong maniezzz komentarnya juga kencengin lah 😘 baiklah kisah Arlen siap dibaca oleh si canciiii 🌹












Kebetulan atau Keajaiban???












Pagi hari....

Arlen berjalan di tengah keramaian dengan pakaian casual nya seolah-olah outfit tersebut di ciptakan untuk seorang Arlen membuat banyak kaum hawa yang terpikat saat melihatnya. Berjalan gagah dengan pandangan nya lurus kedepan, tatapan angkuh terlihat jelas memandangi apa yang saja berada di depannya, memberikan kesan bahwa dia tak ingin di halangi oleh apapun di setiap langkah nya. Berjalan entah kemana sesuka hatinya dan mengikuti kemana langkah kakinya membawanya pergi.





 Berjalan entah kemana sesuka hatinya dan mengikuti kemana langkah kakinya membawanya pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(harap absen dengan teratur cegil Arlen)







"Arlen ... " panggil seseorang dari kejauhan.


Arlen yang merasa mengenal suara siapa yang memanggilnya dengan teriakan tersbut hanya memutar bola matanya malas, dia sangat malas berhadapan dengan manusia yang terlahir dari planet pluto itu. Arlen terus berjalan seolah-olah tuli mendengar teriakkan pria tersebut

"Arlen ganteng .... plis deh tungguin abang mu yang lebih ganteng ini, dong ...." ucap pria itu dengan nada lebay na menjijikkan itu.

"Demi tuhan gua ga mau punya sodara orang gila kaya dia," sumpah serapah Arlen saat mendengar kembali teriakan pria tersebut.

Arlen terus berjalan dengan semakin cepat tanpa memedulikan pria yang masih saja terus meneriaki nama nya dan berjalan kearahnya, hingga mata tajamnya tak sengaja menangkap sebuah objek yang benar-benar membuat nya menghentikan langkahnya sejenak. Gadis cantik yang tengah memainkan ponselnya, gadis dengan seragam sekolah nya itu tengah duduk di sebuah halte bus, bagai mimpi di pagi hari Arlen beberapa kali menajamkan pengelihatan nya untuk memastikan bahwa yang dia lihat bukan lah sebuah halusinasi. Tanpa di sengaja sebuah mata berbinar dan sebuah senyum manis terbit dari bibir Arlen, ini bukanlah raut wajah Arlen ketika mendapatkan mangsa nya, namun raut wajah bahagia yang sudah lama hilang dari diri Arlen. Saat kaki Arlen melangkah ingin menghampiri gadis tersebut, pria yang sendiri tadi memangil nya dengan segala ke lebay an nya itu menahan lengan Arlen.

"lu mau kemana sih Len? Dari tadi gua panggilin kaga nyaut hah"

Tanya pria itu sambil mengatur nafas nya yang terengah-engah.

My Psikopat BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang