My Psikopat Boyfriend

Part 10

Heyyy yoooo pribadehh gimana nichh kabarnya??ouhhh yaa udah tahun baru aja nih, coba dong sebutin wish list apa yg kalian impiin buat tahun ini??.

Ay ay ay semoga apapun keadaannya tahun ini jadi tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya ya cantikkkkkk, ayooo bahagia dengan versi hidup kalian!!! Kabarin Arlen aja kl ada yg nyakitin biar di mutilasi sama dia😋

Okeyyyy kisah Arlen siap dibaca oleh nona canciiii 🌹

"Kenapa dan ada apa?? Kasih gua alasan yang jelas kenapa tiba-tiba lo minta gua masukin ke sekolah??"

Arlen muak dengan kaka sepupunya yang satu ini, dia tidak menyangka bahwa Reza akan mewawancarainya jauh dari prediksi nya.

"Gua cuma mau masuk sekolah aja. Gabut di rumah mulu, sumpek." Reza mendelik tajam ke arah Arlen, dia tau ini bukan alasan Arlen yang sebenarnya.

"Bukan ini alasan lo yang sebenarnya kan?" Reza menaikkan sebelah alisnya membuat Arlen menghembuskan nafas berat.

"Bener kan dugaan gua?"

"Za...."

Dion memperingati Reza untuk tidak terus mendesak Arlen. "Stop selalu bela dia, Dion."

Dion bungkam Reza kali ini telah menunjukkan bahwa dia memang memiliki darah Ayson dalam tubuhnya.

"Lo kalo mau boong liat kondisi Len, hampir 17 tahun lo hidup dan baru sekarang lo sadar, kalo lo muak di rumah? Muak dengan aktivitas lo yang selalu di area itu-itu aja? Rumah, apartemen, taman dan kafe? Iya? Kocak, coba aja lo nurut sama gua dari dulu buat masukin lo ke sekolah nenek mungkin ngga akan sesulit ini urusannya."

Arlen menatap Reza bingung mendengar penjelasannya.

"Lo lupa? Penobatan lo di depan mata, kalo sampe nenek tau lo berkeliaran jauh dari area radar dia, apa nggak mampus kita semua di amuk dia? Kalo misal lo dulu nurut, mungkin gua bisa buatin lo identitas palsu buat nutupin siapa lo sebenarnya, tapi kalo sekarang? Mau lo pake identitas palsu pun mereka bakal tetep ngenalin siapa lo."

"Jangan bego dengan asal ambil keputusan sendiri dan bikin kita semua harus mau ikutin semua kemauan lo. Lo sama aja ngumpanin diri lo sendiri ke kandang musuh lo Len. Jadi mending sekarang lo kasih tau gua alasan yang sebenarnya kenapa lo mau masuk sekolah di detik-detik gini??"

Arlen mencerna setiap ucapan Reza dengan baik, Reza benar sebenci apapun Arlen kepada neneknya, nyatanya neneknya lah yang selalu berkorban nyawa untuk melindungi dirinya, agar dirinya tidak mati oleh musuh yang mengincar tahtanya.

"Dia."

Reza terpelojat kaget bukan main menatap Dion dengan pandangan tak percaya, seolah-olah meminta kejelasan apa benar yang Arlen katakan.

"Bom benar-benar di nyalakan za." Dion berucap tanpa suara membuat Reza lemas membaca pergerakan bibir Dion.

"Len tapi .... "

"Za, ini bukan dia, yang udah pergi tapi reinkarnasi dia." Potong Arlen mengerti arah pembicaraan Reza kemana.