HEYYY YOOO BRO² YANG SEJAHTERA AHAHAHAHAHHA SEHAT? KARMA BAIK DI LANGITKAN BUAT KALIAN SEMUA!!!selamat membaca kisah Arlen nona canciiii 🌹 dan tuan-tuan terhormat 👑
Tininittt..... Tininittt.......
Bunyi alarm ponsel Dion membuat sang empu mulai bangun dari tidurnya, Dion membuka matanya berat menatap sekeliling nya. Kamar Arlen? Tanya Dion dalam hati, sesaat berpikir akhirnya Dion sadar dengan tugasnya. Dion bergegas menarik hoodie hitam yang terbuka untuk menutupi kepalanya, Dion mengecek ponselnya berharap mendapatkan kabar baik dari Reza.
"Ck ... Minimal di baca kek chat gua," eluh Dion saat melihat Reza sama sekali tidak membaca pesannya itu tandanya Reza belum menemukan Arlen.
Perasaan senang dan takut menjadi satu menyelimuti tubuh Dion, dia senang karna itu tandanya Arlen akan batal untuk bertemu dengan gadisnya. Namun takut jika hal yang tidak-tidak terjadi pada Arlen, memikirkan kedua hal itu membuat kepala Dion berdenyut nyeri.
"Tolong jangan gila di usia muda Dion," pinta Dion sambil mengelus dadanya sendiri.
Dion lalu menutup tubuhnya dengan selimut tebal Arlen, di dalam selimut tebal itu Dion membuka hoodie yang dia kenakan dan memasangkan baju itu ke guling di sampingnya. Di rasa sudah pas Dion mengintip perlahan melalui celah selimut, Dion mengambil salah satu furniture kecil berbentuk arloji di atas meja kecil tepat di sebelah tempat tidur Arlen.
Dion melemparkan benda itu ke arah pojok kamar Arlen dengan kencang, hal itu sontak membuat mereka lagi-lagi memfokuskan perhatian ke arah sumber suara. Dengan gerakan cepat Dion perlahan tapi pasti membuka pintu kamar Arlen, lalu Dion berlagak mengetuk pintu kamar Arlen.
"Len bangun, jadi masuk sekolah kaga Lo?" Tanya Dion membuka pintu kamar Arlen dengan muka bantalnya.
"Lebih gila daripada orang gila aslinya ngga sih gua? Bego emang," umpat Dion dalam hati melihat tingkah lakunya sendiri.
"Arlen Kenzi Addison?? Au ah serah lo. Katanya mau sekolah tapi susah di bangunin, emang ngga bakat lo jadi anak sekolah," ucap Dion berlagak kesal mendapati Arlen yang enggan bangun dari tidurnya.
Dion ingin tertawa, Dion memang kurang berbakat untuk acting dengan cepat Dion menutup pintu kamar Arlen dan bergegas menuju kamarnya, jika tidak cepat hancur sudah dramanya. "Hahahaha anying gila gua gila."
Dion tertawa sendiri saat tiba di dalam kamarnya, dia bergidik ngeri mengingat apa yang dia lakukan beberapa saat lalu, memang benar-benar seperti orang gila. Dion bergegas bersiap untuk berangkat sekolah, walaupun kepalanya masih berisik tentang dimana dan bagaimana kondisi Arlen, dia tetap harus berlagak seperti biasa. Karna jika dia terfokus untuk mencari Arlen dan melewatkan sekolahnya itu akan memicu tanda tanya besar untuk nenek.
30 menit berlalu kini Dion telah siap dengan seragam sekolahnya, dia menatap pantulan cermin melihat dirinya sendiri.
"Tolong tetap kokoh untuk waktu lebih lama lagi Dion," ucap Dion kepada dirinya sendiri dengan menatap bayangan nya di cermin.
Dion berjalan keluar menuju dapur dia ingin mengambil roti dan susu untuk sarapan, walaupun dia tidak lapar Dion tetap harus mengisi tenaga nya. Entah-entah dia di depan bertemu dengan musuhnya, tidak ada yang tahu bukan??
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psikopat Boyfriend
Mystery / ThrillerSeorang pria tampan bernama Arlen Kenzi Addison dengan segudang misteri yang dia punya, terpikat pada gadis biasa namun memiliki paras yang sama dengan seseorang di masa lalunya, Sisca Denix Alexsandra gadis yang mampu memikat seorang Arlen. Pertemu...