Part 8

173 9 0
                                    

Haiii welcome backkk gimana kabar kalian???!!!!! Baik² aja kan canciiii 🌹??
Jangan lupa vote and komen ya maniezzz biar kisah Arlen terus berlanjut sampai selesai hahahha

Okey kisah Arlen siap dibaca oleh nona canciiii 🌹

๑๑๑๑












"Dion!!"


"DION!!!!"

Teriakan menggelegar Arlen kala masuk ke dalam rumah Dion. Sungguh tak tau sopan santun kau Arlen.

"ALDION MAHESA DAYSON!!" teriak Arlen sekali lagi.

Tak lama Dion datang sambil menampilkan wajah kesal dari arah dapur, dengan sebuah minuman soda kaleng di tangannya.

"Arlen!! Bisa nggak sih lo jangan teriak-teriak di rumah gua?? Gua ngga tuli kalo lo lupa. Pusing banget gua dengernya."

Ini fakta, Dion benar-benar sangat pusing dengan tingkah laku Arlen yang hobi sekali berteriak di rumahnya, rasanya dia ingin berteriak tepat di depan gendang telinga Arlen mengatakan. Bahwa ini rumah bukan hutan Arlen!!!.

"Hehehe sorry Yon, udah kebiasaan gimana lagi? Lagian salah siapa punya rumah segede ini."

Sedetik kemudian Arlen mendapatkan sebuah jitakkan dari Dion tepat di kepalanya. "Lo tu ya selain berisik banyak omong bangettttt tau ngga."

"Pisss yon, udah jangan marah-marah gitu dong. Padahal gua cuma mau ngasih tau kalo sofa lo dah gua pesen tinggal tunggu dateng aja." Arlen menatap Dion dengan hati-hati.

"Bagus deh, jadi gua ngga perlu repot-repot jadiin kulit lo pengganti sofa gua," ucap Dion sambil menegak minuman nya.

Dion melangkah melewati Arlen menuju sofa kesayangannya yang sudah hancur penuh tusukan itu.

"Dan satu lagi."

Dengan ekspresi tanya Dion menatap Arlen di depannya, mendengar ucapan Arlen yang hanya setengah-setengah. Kebiasaan!!!

Terlalu lama!! Dion kesal menatap wajah tengil Arlen yang seolah-olah mengerjainya, Dion kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti karna bocil kematian Ayson itu.

"Gua mau ngasih tau kalo ..... mulai besok gua bakal sekolah di sekolah lo," ucap Arlen girang lalu pergi ke arah dapur.

"Uhuk ... uhuk ... " Dion tersedak minuman soda nya saat mendengar ucapan Arlen.

Dengan cepat Dion membalikkan badannya untuk meminta penjelasan Arlen, namun. Kemana bocah itu? Saat hendak melangkah Arlen muncul dari arah dapur sambil menegak minuman nya, berjalan ke arahnya.

"Lo becanda apa gimana? Mau buat konten prank lo?"

Bagaimana bisa? Seorang Arlen yang sangat membenci sekolah kini tiba-tiba ingin bersekolah? Bahkan Arlen sudah pintar dengan ribuan buku-buku yang berada di kamarnya. Dion hanyut dalam pikirannya saat melihat wajah Arlen, ada apa ini? Atau jangan-jangan Arlen telah bertemu dia? Ini tidak mungkin. Jika benar Arlen telah bertemu dengan dia ketakutan Dion akan terjadi dan semua akan hancur berantakan.

"Ada kah muka gua ini kelihatan lagi becanda?" Dion menggeleng pelan saat Arlen menunjuk mukanya sendiri, menampakkan bahwa Arlen serius dengan ucapannya.

My Psikopat BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang