11 | Mulut Pedas

109 15 20
                                    

Jangan lupa vote and comment yaa...

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



≪━─━─━─━─====== • ✠ • ======─━─━─━─━≫

Suatu hari, terdengar kabar yang membuat Ernita terkejut.

Saat itu, Tyo sedang membeli jajan di toko Mia—tante dari Ernita yang terletak di seberang jalan depan SD tersebut. Ernita juga sedang berada di toko tantenya. Kebetulan situasinya sedang sepi, hanya ada mereka berdua yang membeli jajan.

“Eh, Nit, btw, gua bener-bener gak nyangka denger ucapan dari Pak Radi beberapa hari yang lalu. Ternyata, seperti itu kasus yang sebenarnya, ya?”

“Hah?! Lu baru tahu? Ya kalau gua, sih, udah tau dari lama. Cuma, gua gak berani ngomong ke guru-guru.”

“Heleh ... meskipun lu gak ngomong, tapi akhirnya, bakal ketahuan juga, 'kan? Yang namanya keburukan, mah, lambat laun juga pasti bakal terbongkar.”

“Iya, sih. Tapi, gua heran. Guru-guru tau dari mana, ya? Gua gak pernah buka mulut sedikit pun sama mereka. Karena gua emang gak mau aja, masalahnya jadi besar.”

“Ya mungkin lu gak buka mulut, tapi, Mak Uni yang buka mulut,” ucap Tyo santai sambil mengambil jajan yang ia suka.

“Loh, maksud lu gimana?” tanya Ernita sambil memperhatikan Tyo.

Sedangkan Mia tak menanggapi obrolan mereka berdua. Ia tengah sibuk menghitung uang.

“Jadi, Mak Uni ngelaporin semua masalah lu ke guru-guru. Akhirnya, sampai ke telinga Pak Radi, dan ujung-ujungnya diceplosin kemarin di kelas.”

“Hah?! Lu tau dari mana kalau Mak Uni yang ngelaporin?”

“Gua tau dari Zaka. Katanya, dia tau karena denger-denger dari anak-anak. Pas Mak Uni bilang ke guru-guru, ada beberapa dari mereka yang denger. Mak Uni gak tega lihat nasib lu. Lu tu anak baik, gak pantes dapat perlakuan kayak gini,” ucap Tyo.

Seketika Ernita terdiam.

Kenapa Mak Uni malah bilang? Bukankah ... dia udah bilang nggak bakal ngasih tau ke siapa-siapa? Mungkin, ini memang udah waktunya semua terungkap. Mak Uni, terima kasih banyak, ya. Mak Uni benar-benar baik sama aku. Mungkin, ini yang terbaik, batin Ernita.

Nita, akhirnya, kebenaran terungkap juga. Semoga, setelah ini kamu bisa berbahagia dan semangat lagi. Kamu nggak usah mempedulikan omongan teman-teman kamu lagi, karena guru-guru sudah tahu mana yang benar. Nita, maaf, Mak Uni hanya bisa bantu ini. Semoga, ini bisa bermanfaat untuk kamu.

***

Tak terasa tahun ajaran baru telah berganti. Kini, Ernita telah masuk ke SMP—lebih tepatnya SMP PGRI 2 Wonosari. Ia memang sengaja memilih SMP swasta, karena saat itu, kondisi keluarganya yang rumit. Ia mempunyai adik, bapaknya pergi bekerja di kota, dan ia masih belum bisa naik motor sendiri. Sehingga, mau tidak mau harus sekolah yang dekat.

Awalnya, yang sekolah ke sekolah tersebut hanyalah Ernita sendirian. Ia begitu sangat senang karena ia tahu bahwa ia akan lepas dari geng Yuri. Tapi ternyata, di luar dugaan, saat hari pertama masuk, ternyata beberapa dari geng Yuri dulu juga bersekolah ke sekolah yang sama dengan Ernita. Mereka adalah Yuri, Fifi, dan Vasa. Sedangkan laki-lakinya adalah Hasan, Vanda, Dika, dan juga Devan.

Mungkin, awalnya kehidupan Ernita selama kelas satu SMP terbilang baik-baik saja. Namun, tidak ketika mendekati akhir tahun. Tiba-tiba, keadaannya menjadi terbalik.

Saat itu, ia mempunyai teman dekat bernama Valen. Mereka begitu dekat. Ketika bulan Desember, Ernita terpilih untuk mewakili sekolahnya dalam acara gebyar tari Bapang pemecah rekor muri lima ribu penari Bapang yang akan dilaksanakan di pantai Nganteb yang terletak di selatan kabupaten Malang—bersama dengan sembilan teman lainnya.

Selama dua minggu Ernita latihan, hal itu membuatnya harus meninggalkan Valen sendirian. Setelah selesai acara tersebut, ia kembali menjalani hari-harinya di sekolahan. Ternyata, Valen telah bersama Yuri dan juga Vasa. Sejak saat itu, Ernita menjadi berteman dengan Valen, Yuri dan Vasa.

Tanpa Ernita sadari, ternyata, kehadiran Yuri dan Vasa hanya untuk mengambil Valen, kemudian menjauhkannya dari Ernita agar Ernita tak mempunyai teman lagi.

Suatu hari, Fifi begitu sangat kesal pada Ernita. Ia iri karena Ernita bersama dengan Yuri dan juga Vasa. Ia pun mencari bermacam cara untuk membuat Yuri membenci Ernita kembali.

Ia pun kembali mengadu domba Ernita dan juga Yuri.

“Eh, Yur, kamu lihat nggak, Nita sama Valen?” tanya Fifi berusaha memancing Yuri.

“Nggak liat. Ke mana emang?”

“Mereka lagi keluar. Mereka berusaha untuk menjauh dari kamu, soalnya, Nita benci banget sama kamu. Dia nggak mau kalau di persahabatannya dia sama Valen itu ada kamu sama Vasa. Sehingga, dia menjauhkan Valen dari kamu sama Vasa. Hati-hati, loh, Yur. Nita itu anaknya licik banget dan suka mengadu domba. Dia pilih-pilih kalau sama teman. Inget, nggak, dulu waktu SD nggak ada yang mau temenan sama dia? Ya karena itu. Kalau sekarang kamu mau menindak Nita, hati-hati. Soalnya, Pak Radi juga ngajar di sekolah ini. Takutnya kalau kita ketahuan, kita bisa kena semprot lagi.”

“Dasar, si Nita! Tu anak emang gak berubah aja, sih! Udah, tenang aja, gue gak bakal tinggal diam. Pokoknya, gue bakal ngasih pelajaran ke tu anak. Sekarang, gue bakal ngomong ke anak-anak. Biar mereka tau, siapa Nita yang sebenarnya.”

Fifi tersenyum licik di balik tindakannya itu.

Tak lama setelah itu, Yuri pun mengatakan kepada teman-teman sekelas Ernita, bahwa Ernita tidak baik dan apa yang Yuri katakan berlawanan dengan sikap Ernita yang sesungguhnya. Tentu saja, teman-teman Yuri termasuk geng Ana dan juga geng Rahayu ikut mempercayai Yuri, karena dari mereka tidak ada yang berani menentang Yuri.

Saat itu, hanya beberapa anak saja seperti Rahayu, Tata, Hani, Vasa, dan Valen saja yang tidak takut dengan Yuri karena mereka sudah akrab. Akan tetapi, mereka tidak membantah. Mereka tetap menuruti Yuri. Karena mereka tahu, apa akibat jika mereka menentang Yuri. Mereka akan dilabrak oleh Vita—yang merupakan katua OSIS di sekolah tersebut. Pun Vita juga orang yang sangat dekat sekali dengan Yuri.

Hari demi hari, teman-teman Ernita serentak mulai menjauhi Ernita. Hanya satu geng yang curiga dengan tindakan Yuri, yaitu geng Martha. Martha merupakan pemimpin dari geng tersebut. Ia curiga dengan apa yang dikatakan Yuri tentang Ernita. Akan tetapi, ia tak berani mendekati Ernita. Karena ia masih ingin melihat perkembangan dan sambil menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi


╔═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• • B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Sampai di sini dulu yaa...
Gimana ceritanya? Bagus nggak? Kalau bagus, jangan lupa untuk vote, comment, and share yaa.... Karena itu gratis.
Dan, oh ya. Ada yang tahu nggak, Ernita kelas berapa? Yang tahu, komen di kolom komentar yaa..
See you next part😍...

My Best Friends [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang