Jangan lupa vote and comment yaa...
╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝
•
•
•
≪━─━─━─━─====== • ✠ • ======─━─━─━─━≫Suatu hari, Ernita membeli baju couple di online shop—agar bisa ia kenakan bersama Dito ketika mereka bertemu, dan Ernita akan mengajaknya keluar.
Hari Jumat pagi, Ernita mengambil baju tersebut saat sudah ready. Ia berencana jika Minggu Dito ke rumahnya, ia akan memberikan baju tersebut.
Setelah mengambil baju, ia pun kembali ke rumahnya. Tak terasa, waktu siang telah tiba. Ernita bersiap-siap untuk pergi sekolah. Saat di sekolah, ia berharap bahwa hari Minggu cepat tiba, agar ia bisa segera bertemu dengan Dito.
Pulang sekolah, Ernita berharap bisa memberitahu Dito bahwa ia mempunyai sesuatu yang spesial untuk Dito—dan akan ia berikan pada hari Minggu.
Baru saja Ernita menyalakan data seluler, sudah ada spam chat dari Dito. Tentu saja ia sangat kaget, karena tidak biasanya Dito akan menyepam seperti ini. Biasanya, Dito akan online dan akan chat Ernita ketika Ernita sudah pulang sekolah. Akan tetapi, chat tersebut tertera bahwa dikirim pukul empat sore, sedangkan Ernita baru pulang pukul lima sore.
Dengan segera, Erni mengklik pesan tersebut ... dan alangkah terkejutnya Ernita ketika sudah ada chat yang sangat panjang dari Dito. Satu persatu Ernita membacanya dengan sangat perlahan. Ia takut jika ada hal yang penting.
Kata demi kata Ernita baca perlahan, hingga tak terasa bersamaan dengan menetesnya air matanya dengan perlahan. Bagaimana tidak? Ia seolah seperti tak menyangka setelah membaca chat yang Dito kirimkan. Bagaikan tersambar petir di siang bolong Ernita membaca pesan tersebut. Karena ternyata, isi dari chat tersebut adalah—Dito mengajak Ernita untuk mengakhiri hubungannya.
Tentu saja Ernita tak bisa langsung menerima hal tersebut. Di pesan tersebut, Dito menyampaikan bahwa hubungan mereka tak bisa dilanjutkan lagi karena berkaitan dengan hukum Jawa yang berlaku di daerah mereka. Saat itu, Ernita juga bukan orang yang bodoh. Ia juga mengerti tentang hukum Jawa, dan ia pun tak bisa menentangnya.
Ia tahu, meskipun semua itu seperti tak nyata baginya, tapi, mau tidak mau harus percaya. Dengan cepat Ernita membalas dan menanyakan apa maksud Dito, tentu saja dengan air mata yang mulai mengalir. Ia juga membalasnya lewat pesan suara dengan durasi yang sangat lama—hingga beberapa menit. Akan tetapi, Dito sudah offline.
Ernita tak tahu, ia harus meluapkan kesedihannya dan curhat mengenai kondisi hatinya kepada siapa. Kemudian, ia teringat akan Tanti. Ia pun segera menghubungi Tanti.
Awalnya, ia menge-chat Tanti dengan basa-basi. Ketika ia melihat respons dari Tanti cepat, Ernita segera mengajak Tanti untuk telepon dan mengatakan bahwa ia ingin mengatakan sesuatu yang penting. Tanti pun mau saja.
Saat telepon telah terhubung, Ernita tak mengucapkan satu kata pun. Tentu saja membuat Tanti harus memulai obrolan terlebih dahulu.
“Halo? Nit, kamu di situ, 'kan? Kok nggak ada suara?”
Tiba-tiba, Tanti mendengar suara sesenggukan dari seberang sana.
“Nit, kamu kenapa? Kamu nangis? Kamu nggak papa, 'kan?”
“Hiks ... Tanti ....”
“Nita, kamu nangis kenapa? Ada masalah apa? Ayo, sini cerita sama aku.”
“Mas Dito ngajak aku putus.”
“Apa?! Putus?! Kok gitu? Bukannya kalian udah setahun lebih, ya? Aku tahu dari postingan kamu di Facebook. Kenapa ngajak putus? Kapan dia ngajak putus?”
“Jadi, tadi tuh aku baru pulang sekolah hidupin data seluler. Tahu-tahunya udah ada spam chat dari Mas Dito. Aku buka itu isinya panjang-panjang banget. Pas aku baca, aku langsung nangis. Intinya, dia tuh ngajak aku mengakhiri hubungan ini. Hubungan ini udah nggak bisa dilanjutin lagi karena berhubungan sama aturan Jawa. Kata dia, kalau hubungan ini dilanjutkan akan ada pertumpahan dari orang tua aku. 'Kan, dia tuh anak indigo, dia bisa punya firasat terlebih dahulu kalau akan terjadi sesuatu yang baik atau buruk di masa mendatang—dan besar kemungkinan terjadi. Dia bisa ngerasain, makanya dia bilang ke aku.”
“Wait-wait. Itu ... kayaknya nggak mungkin deh, Nit. Kenapa dia baru bilang sekarang? Harusnya, kalau emang hal itu bakal terjadi, dia bilangnya dari dulu aja. Kalau dia mau ngajak putus, harus dari dulu, biar enggak semakin dalam cinta kamu ke dia. Kalau sekarang dia ngajak putus, itu cinta kamu udah terlanjur dalam banget buat dia. Aku bisa ngerti gimana rasanya.”
“Aku juga nggak tau, Tan. Mas Dito baru bilang sore ini. Habis dapat chat itu, aku langsung nangis. Terus, aku langsung telepon kamu. Ini aja aku telepon kamu aku masih pakai seragam pramuka. Aku nggak nyangka aja, harapanku dateng-dateng bisa disambut bahagia, ternyata malah dapat kabar kayak gini. Aku masih nggak nyangka. Kamu bisa bayangin aku sama dia udah setahun lebih. Semua kami jalanin bareng-bareng, suka duka bareng. Banyak masalah udah kami lalui bersama, dan semua berhasil kami selesaiin. Orang tuaku bisa nerima dia, orang tua dia bisa nerima aku. Bahkan, aku udah kenal deket sama keluarganya. Dia juga udah deket sama keluargaku. Cinta aku tuh udah semakin dalam sama dia, masak tiba-tiba dia ngajak putus ... hiks ... hiks ....”
“Bentar ya, Nit. Ini udah azan magrib. Sekarang, kamu salat dulu, ya. Kamu tenangkan pikiran kamu. Kamu curhat ke Allah, minta jalan keluar dari Allah, supaya diberi jalan terbaik dan ketenangan hati. Nanti setelah tenang, kamu boleh lanjut lagi telepon aku lagi. Nanti aku free, kok. Jadi, bisa langsung telepon aku. Oke?”
“Hiks ... i-iya, Tan. Aku salat dulu. Kamu juga jangan lupa salat. Kalau ada apa-apa, aku bakal langsung hubungin kamu.”
“Ya udah, kita salat dulu. Udah, jangan terlalu dipikirin, ya. Boleh mikirin, tapi, jangan terlalu banget. Keep smile, sayang.” Tanti mencoba menghibur Ernita.
“Iya, makasih, Tanti.”
Setelah itu, telepon pun berakhir.
Ernita menghela napas panjang.
“Ya Allah ... harus seperti inikah nasib hamba? Hamba harus kehilangan orang yang sangat hamba sayangi untuk yang ketiga kalinya.”
Setelah itu, Ernita pergi ke kamar mandi mengambil air wudu, dan menunaikan salat magrib memohon kepada Yang Maha Kuasa.
╔═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• • B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝Sampai di sini dulu yaa...
Gimana ceritanya? Bagus nggak? Kalau bagus, jangan lupa untuk vote, comment, and share yaa.... Karena itu gratis.See you next part😍...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Friends [End]
Novela JuvenilSahabat itu datang saat dibutuhkan, bukan datang hanya saat membutuhkan saja. *** Apa yang terlintas di benak kalian, jika mendengar kata teman dan sahabat? Sepintas terlihat sama, bukan? Padahal, k...